2.1 Pengertian
PRE-EKLAMPSIA = GESTOSIS = TOXEMIA
PRE-EKLAMPSIA maupun EKLAMPSIA merupakan kumpulan gejala yg timbul
pd ibu hamil (biasanya terjadi pada kehamilan > 28 minggu), bersalin, dan
dalam masa nifas yg berupa trias, bahkan kadang-kadang disertai konvulsi
sampai koma.
2.2 Tanda
KLASIFIKASI
• PREEKLAMSIA RINGAN
• PREEKLAMSIA BERAT
• EKLAMPSIA
PRE-EKLAMPSIA RINGAN
· TD ≥ 140/90 mmHg
· Edema umum, pd kaki, tangan, muka
· Kenaikan BB ≥1 kg per minggu
· Proteinuria kuantitatif ≥0,3 gr/Liter
· Proteinuria kualitatif +1 atau +2
· PRE-EKLAMPSIA BERAT
· TD ≥ 160/110 mmHg
· Terdapat edema paru dan sianosis (anasarka), nafas pendek, ada ronchi
· Oligouria (jumlah urine < 500cc/hari)
· Proteinuria kuantitatif ≥5 gr/Liter
· Proteinuria kualitatif +3
· Gangguan visus, gangguan serebral
· dan nyeri epigastrium
PENANGANAN
PRE EKLAMPSIA RINGAN
Pasien dengan P.E.R dapat kita deteksi dari tanda dan gejala yang nampak (TRIAS)
Jika hasil pemeriksaan tekanan darah didapatkan ≥ 140/90 maka perlu dicurigai adanya pre-eklampsia.
Kemudian dilakukan pemeriksaan urine untuk mengetahui apakah terdapat proteinuria atau tidak.
Dilakukan pula pemeriksaan apakah terdapat oedema pada pretibia, mata kaki, atau tangan, dengan cara menekannya dengan 2 jari.
Segera lakukan penilaian keadaan umum pasien, sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan dahulu dari pasien atau keluarganya
Pengobatan yang dapat diberikan bidan adalah pengobatan simptomatis dan sementara. Pengobatan YANG PALING UTAMA adalah istirahat (mental dan fisik), serta anjurkan ibu diit rendah garam.
Oleh karena itu, jarang sekali diberikan therapi dalam penanganan P.E.R,hanya dilakukan pemeriksaan rutin kehamilan
Pasien dapat pulang ke rumah,
dan kembali kontrol 2 hari lagi
atau sewaktu-waktu ada
keluhan (periksa ulang lebih sering)
Dengan cara tsb biasanya P.E.R
akan sembuh.
Bila gejala masih menetap,
penderita dapat langsung
dirujuk ke RS yang memiliki
fasilitas kegawatdaruratan
obstetrik.
• Apabila P.E.R ini tidak segera diatasi maka akan dapat menjadi P.E.B kemudian eklampsia yang sangat mengancam jiwa ibu dan janin
• Oleh karena itu, deteksi dini dalam pelayanan antenatal care sangatlah penting untuk mendeteksi adanya penyulit pada ibu hamil
PRE-EKLAMPSIA BERAT
Pasien dengan P.E.B dapat kita deteksi dari tanda dan gejala yang nampak (tanda TRIAS menunjukkan hasil positif)
Biasanya k/u pasien lemah dan kesadaran mulai berkurang, dikarenakan adanya gangguan visus, gangguan serebral dan nyeri epigastrium
Jika menemui pasien dengan kondisi seperti ini maka bidan harus segera merujuk pasien ini ke RS yang memiliki fasilitas kegawatdaruratan maternal dan neonatal dengan cepat agar P.E.B tidak menjadi eklampsia.
Penanganan di Puskesmas
• Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia di puskesmas, maka secara prinsip kasus-kasus pre-eklampsia berat harus segera dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan dengan fasilitas yang lebih lengkap ayng memiliki fasilitas kagawatdaruratan maternal dan neonatal
Persiapan-persiapan yang dilakukan dalam merujuk penderita adalah sebagai berikut:
Menyiapkan surat rujukan yang
berisikan riwayat penderita
Menyiapkan partus set dan tongue
sputle (sudip lidah)
Menyiapkan obat-obatan, antara
lain: valium injeksi, antihiperthensi,
oksigen, cairan infus RL/Dextrose
Pada pasien sudah terpasang infus
Dextrose
Setelah sampai di RS maka pasien akan mendapatkan pelayanan:
Tx Aktif
Apabila kehamilan sudah aterm, pasien sudah inpartu, terdapat gawat janin
Tx Konservatif
Apabila kehamilan belum cukup
bulan ditunggu sampai aterm (asalkan tidak ada tanda-tanda impending eklampsia, ibu belum inpartu, keadaan janin baik
No comments:
Post a Comment