PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
Perubahan Endokrin
3 jam setelah post partum kadar estrogen menurun 10 %, sedangkan progesteron turun pada hari ke 3 post partum dan kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang.
1. Hormon plasenta
Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormon yang besar, pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun secara drastis setelah persalinan, Human Chorionic Gonadotropin ( HCG ) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam hingga hari ke 7 post partumdan sebagai onset pemenuhan mammae pada hari ke 3 post partum.
2. Hormon Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian belakang, selama tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabkan pemisahan plasenta. Kemudian seterusnya bertindak atas otot yang menahan kontraksi, mengurangi tempat plasenta dan mencegah pendarahan. Pada wanita yang menyusui bayinya, isapan sang bayi merangsang keluarnya oksitosin lagi dan ini membantu uterus kembali ke bentuk normal dan pengeluaran air susu.
3. Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pasa wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
4. Hipotalamik Pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi, menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Sekitar 15% wanita laktasi memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu, sedang wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.
PERUBAHAN TANDA-TANDA VITAL
1. Suhu badan
24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit berkisar 37,5-38 derajat celsius sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Pada hari ke 3 suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak berwarna merah karena banyaknya ASI. Kita anggap nifas terganggu kalau ada demam lebih dari 38 derajat celcius pada 2 hari berturut-turut pada 10 hari pertama post partum.
2. Nadi
Denyut nadi pada orang dewasa 60-80 kali permenit, sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal yang kemungkinan bisa disebabkan karena adanya infeksi atau pendarahan post partum.
3. Tekanan darah
Tekanan darah pada post partum biasanya tidak berubah, tekanan darah akan rendah pada post partum dikarenakan adanya pendarahan, sedang bila tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya preeklampsi.
4. Pernapasan
Pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali ada gangguan khusus pada saluran napas.
Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin. Penurunan darah estrogen menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal, hal ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi dimana masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali urine. Sedangkan penurunan kadar progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan. Selama post partum terjadi perubahan yang terdiri dari volume darah ( blood volume ) dan hemokonsentrasi akan naik dan pada seksio sesaria hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal selama 4-6 minggu.
Perubahan Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Sumber Pustaka
a. Anggraeni, Yetti, 2010, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Pustaka Rihanna, Yogyakarta
b. Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta
c. Sulistyawati, A. Dkk, 2010, Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalain, Salemba Medika, Jakarta.
d. Varney, H, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, EGC,
No comments:
Post a Comment