Penyebab Tidak Langsung Kematian Maternal
1) Penyakit
a) Hepatitis infeksiosa
Hepatitis infeksiosa disebabkan oleh virus dan merupakan penyakit hati yang paling sering dijumpai dalam kehamilan. Pada wanita hamil penyebab hepatitis infeksiosa terutama oleh virus hepatitis B, walaupun kemungkinan juga dapat virus hepatitis A atau hepatitis C. Hepatitis virus dapat terjadi pada setiap saat kehamilan dan mempunyai pengaruh buruk pada janin maupun ibu. Pada trimester pertama dapat terjadi keguguran, akan tetapi jarang dijumpai kelainan kongenital, sedangkan pada kehamilan trimester kedua dan ketiga sering terjadi persalinan prematur. Tidak dianjurkan untuk melakukan terminasi pada kehamilan dengan induksi atau seksio sesarea, karena akan mempertinggi risiko pada ibu. Pada hepatitis B, janin kemungkinan dapat penularan dari plasenta, waktu lahir, atau masa neonates walaupun masih kontroversi tentang penularan melalui air susu.
b) Anemia
Kondisi ini disebabkan meningkatnya volume plasma menyebabkan terjadinya pengenceran darah sehingga terjadi anemia fisiologis dengan nilai karakteristik haemoglobin 11 mg %. Kekurangan zat besi, asam folat atau vitamin B 12 dalam makanan sehari-hari dapat membuat wanita hamil semakin menderita anemia. Anemia dalam kehamilan akan mengakibatkan meningkatnya risiko keguguran, prematuritas atau berat bayi lahir rendah.
c) Penyakit jantung
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan-perubahan dalam sistem kardiovaskular yang biasanya yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologik. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, akan tetapi jantung yang sakit tidak.
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang disusul oleh abortus. Apabila konseptus dapat hidup terus, anak dapat lahir premature atau lahir cukup bulan akan tetapi dengan berat badan rendah (dismaturitas). Selain itu janin dapat menderita hipoksia dan gawat janin dalam persalinan, sehingga neonates lahir mati. Juga pada pada masa nifas dapat membahayakan dan mengancam keselamatan ibu.
2) Faktor-faktor pelayanan kesehatan
Faktor-faktor pelayanan kesehatan mempunyai peran sangat besar pula dalam kematian maternal. Faktor tersebut meliputi :
a) Kurangnya kemudahan untuk pelayanan kesehatan maternal.
b) Asuhan medik yang kurang baik.
c) Kurangnya tenaga terlatih dan obat-obat penyelamat jiwa.
3) Faktor ekonomi
Ekonomi adalah merupakan satu ilmu yang mengkaji tingkah laku manusia secara individu dan secara berkelompok menggunakan sumber ekonomi atau faktor-faktor pengeluaran, untuk mengeluarkan dan untuk memenuhi kehendak manusia yang tidak terbatas. Transportasi yang sulit, ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik, merupakan faktor yang ikut berperan terhadap kematian maternal. Ibu yang hidup dalam kemiskinan cenderung mengalami ketidakadilan dalam perawatan kesehatan dan memiliki angka mortalitas maternal dan perinatal yang lebih tinggi.
4) Faktor budaya
Menurut Linton (1945) budaya adalah sebagai cara hidup anggotanya (masyarakatnya), sekumpulan ide dan kebiasaan yang mereka pelajari dan turunkan dari generasi kegenerasi.
Perilaku individu dibentuk oleh nilai dan sikap yang mereka anut dan juga lingkungan fisik serta geografis tempat mereka berinteraksi. Beberapa penulis membahas tentang peran budaya dalam menjelaskan pola kesehatan dengan mengatakan bahwa penekanan pada budaya dapat menyebabkan ketidakadilan sepenuhnya terhadap perbedaan budaya dan mengalihkan perhatian dari penyebab diskriminasi dan rasisme yang sebenarnya sering dihadapi wanita. Dan akibat sejumlah masalah yang saling terkait dapat menyebabkan sehat atau sakitnya suatu komunitas termasuk mortalitas ibu dan bayi. Olehnya itu dikembangkan pelayanan maternitas atau asuhan kebidanan.