POLIP PORTIO (LEHER RAHIM)
A..Devinisi
Polip mulut rahim adalah kelainan berupa benjolan berisi cairan dan bertangkai. Kelainan ini jinak pada umumnya, namun bila dibiarkan bisa jadi membesar.
Salah satu keluhan tersering akibat polip mulut rahim adalah keluarnya darah saat hubungan intim.
Pengobatan polip yang paling baik adalah hanya dengan membuang polip itu, bila diperlukan kuretase untuk membersihkannya.
Namun untuk haid Ibu yang banyak, coba periksakan ke dokter ahli. Bila perlu second opinion untuk menyingkirkan kelainan di rahim seperti mioma, dsb
Pada seorang penderita polip, dalam kandungannya dijumpai pertumbuhan atau gumpalan jaringan yang menonjol dari selaput lendir (mukosa) rahim-nya. Polip dapat tumbuh pada jaringan rahim dan juga pada daerah mulut rahim. Jika tumbuh pada mulut rahim, mungkin ibu masih dapat hamil hanya saja akan mengalami kesulitan pada saat kelahiran bayi kelak. Karena saat melewati mulut rahim (jalan lahir) kemungkinan polip tsb akan menghambat kelahiran bahkan polip tersebut dapat mengalami perdarahan hebat karena terdorong atau putus (t.u. pada polip bertangkai ramping).
Kista adalah sebuah kantung berisi cairan yang berkembang di dalam indung telur Anda! Kista ovarium, begitulah ia biasa disebut. Sama sekali bukan hal yang jarang terjadi, khususnya pada wanita dalam usia subur. Dan, sekalipun sebagian penderitanya diganggu rasa nyeri, mayoritas kista tidaklah berbahaya, bahkan akan hilang dengan sendirinya, tanpa terapi sekalipun.
Namun, dalam persentase amat kecil, ia dapat menyimpan kemungkinan sangat serius, seperti keganasan atau kanker. Lebih-lebih jika pemunculannya terjadi pada gadis yang belum memulai siklus menstruasi atau pada perempuan yang memasuki menopause.
Indung telur, organ kecil yang bertengger pada kedua sisi rahim ialah pabrik yang tiap bulannya melepaskan sel telur (ovum). Hormon estrogen dan progesteron juga dihasilkannya. Setiap bulan sebuah struktur mirip kista (kantung) bernama folikel berkembang di dalam ovarium. Folikel kemudian mengalami proses maturasi (pematangan), dan pada puncaknya akan pecah. Dari dalamnya terlemparlah sel telur (ovum). Pelepasan sel telur dari indung telur inilah yang biasa disebut peristiwa ovulasi. Jika sel sperma saat itu muncul, maka proses pembuahan pun terjadi. Sebaliknya, jika kehamilan tidak sampai terjadi, sisa folikel yang bertengger di ovarium akan mengisut, diikuti menurunnya kadar hormon progesteron, maka menstruasi pun terjadi.
Kadang-kadang, ovulasi tidak terjadi. Dengan begitu folikel di dalam ovarium akan terus tumbuh membesar, namun tak juga pecah melemparkan sel telur. Tak jarang ukurannya dapat sebesar bola bisbol. Sekalipun demikian, proses ini sering kali tidak disadari penderitanya. Satu-satunya tanda yang mungkin terjadi ialah datang bulan yang jadi telat. Di Amerika Serikat, identifikasi kista sering kali terjadi secara kebetulan ketika seorang wanita menjalani pemeriksaan ginekologi rutin.
Ketika pemeriksaan memberi indikasi ke arah pembesaran indung telur (ovarium), dokter akan melakukan deteksi lanjutan dengan USG. Dengan alat ini besar dan isi kista dapat diteropong. Informasi ini amatlah penting untuk memutuskan tindakan berikutnya sebab jika munculnya kista berkait dengan siklus menstruasi seperti di atas, kita boleh menarik napas lega.
Kista macam itu, apa yang dalam terminologi kedokteran lebih dikenal dengan nama kista fungsional, umumnya akan menyusut alias hilang dengan sendirinya. Prosesnya sering makan waktu 1-3 bulan. Tendensi ke arah kista fungsional dapat terlihat dari hasil pemeriksaan USG, yang memperlihatkan kantung dengan ruangan tunggal yang hanya dipenuhi cairan.
Jika dokter menemukan gambaran USG macam ini, maka wait and see adalah langkah berikutnya. Tiga bulan kemudian, pemeriksaan USG mesti diulang untuk melihat apakah ukuran kista mengecil bahkan lenyap sama sekali. Dan, jika memang demikian keadaannya, konklusi telah terjadinya kista fungsional adalah memang benar adanya.
Adakah skenario lain yang mungkin terjadi? Sekalipun merupakan kasus minoritas, kista ovarium bisa terjadi di luar urusan ovulasi. Jenis ini sering disebut kista abnormal, seperti kista dermoid, kista endometrium, dan penyakit polikistik ovarium. Penyebabnya bisa bersumber dari ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-obatan yang merangsang ovulasi, atau sebab lain yang belum sepenuhnya diketahui.
Kista abnormal diklasifikasi menjadi jenis yang jinak dan kanker. Adanya kemungkinan kanker ovarium inilah yang melahirkan rasa khawatir. Terlebih lagi, betapa seringnya ia luput dari perhatian karena pertumbuhannya dapat terjadi tanpa melahirkan gejala apa pun.
Maka, sekalipun insiden kanker ovarium tidak setinggi kanker mulut rahim atau payudara, fatalitasnya masih sangat tinggi. Sekali lagi, karena absennya gejala membuat deteksinya menjadi amat sangat terlambat. Penemuannya sering kali terjadi secara kebetulan ketika seorang wanita menjalani pemeriksaan ginekologi rutin. Di sinilah peran vital pemeriksaan sederhana yang sanggup memberi demikian banyak informasi.
Ketika ovarium teraba membesar, dokter akan melakukan pelacakan lebih lanjut dengan pemeriksaan ultrasound (USG). Kista abnormal dapat memberi gambaran kantung dengan banyak ruang-ruang dan terlihat pertumbuhan sel-sel yang menonjol dari dinding dalam kista. Ini membuat permukaan kista menjadi bergerigi alias tidak mulus. Dan, tidak seperti kista fungsional yang hanya terisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid.
Ketika USG menangkap gambaran semacam ini, mutlak dibutuhkan pemeriksaan lanjutan, sebab penentuan definitif sifat kista abnormal, apakah jinak atau ganas, hanya bisa diketahui dengan mengambil contoh jaringan secara langsung. Hal ini mesti dikerjakan melalui tindakan operasi. Kemajuan dunia kedokteran saat ini membuat operasi yang pada tahun-tahun sebelumnya memerlukan sayatan yang lebar, saat ini dapat dikerjakan melalui lubang kecil yaitu apa yang dikenal dengan nama laparoskopi.
Munculnya gejala klinis pada kista ovarium diakibatkan tiga hal: Pertumbuhan kista yang dapat menimbulkan tekanan pada alat-alat di sekitarnya; aktivitas hormonal, khususnya jenis kista yang memproduksi hormon; komplikasi yang ditimbulkannya.
Kista adalah sebuah kantung berisi cairan yang berkembang di dalam indung telur Anda! Kista ovarium, begitulah ia biasa disebut. Sama sekali bukan hal yang jarang terjadi, khususnya pada wanita dalam usia subur. Dan, sekalipun sebagian penderitanya diganggu rasa nyeri, mayoritas kista tidaklah berbahaya, bahkan akan hilang dengan sendirinya, tanpa terapi sekalipun.
Namun, dalam persentase amat kecil, ia dapat menyimpan kemungkinan sangat serius, seperti keganasan atau kanker. Lebih-lebih jika pemunculannya terjadi pada gadis yang belum memulai siklus menstruasi atau pada perempuan yang memasuki menopause.
Indung telur, organ kecil yang bertengger pada kedua sisi rahim ialah pabrik yang tiap bulannya melepaskan sel telur (ovum). Hormon estrogen dan progesteron juga dihasilkannya. Setiap bulan sebuah struktur mirip kista (kantung) bernama folikel berkembang di dalam ovarium. Folikel kemudian mengalami proses maturasi (pematangan), dan pada puncaknya akan pecah. Dari dalamnya terlemparlah sel telur (ovum). Pelepasan sel telur dari indung telur inilah yang biasa disebut peristiwa ovulasi. Jika sel sperma saat itu muncul, maka proses pembuahan pun terjadi. Sebaliknya, jika kehamilan tidak sampai terjadi, sisa folikel yang bertengger di ovarium akan mengisut, diikuti menurunnya kadar hormon progesteron, maka menstruasi pun terjadi.
Kadang-kadang, ovulasi tidak terjadi. Dengan begitu folikel di dalam ovarium akan terus tumbuh membesar, namun tak juga pecah melemparkan sel telur. Tak jarang ukurannya dapat sebesar bola bisbol. Sekalipun demikian, proses ini sering kali tidak disadari penderitanya. Satu-satunya tanda yang mungkin terjadi ialah datang bulan yang jadi telat. Di Amerika Serikat, identifikasi kista sering kali terjadi secara kebetulan ketika seorang wanita menjalani pemeriksaan ginekologi rutin.
Ketika pemeriksaan memberi indikasi ke arah pembesaran indung telur (ovarium), dokter akan melakukan deteksi lanjutan dengan USG. Dengan alat ini besar dan isi kista dapat diteropong. Informasi ini amatlah penting untuk memutuskan tindakan berikutnya sebab jika munculnya kista berkait dengan siklus menstruasi seperti di atas, kita boleh menarik napas lega.
Kista macam itu, apa yang dalam terminologi kedokteran lebih dikenal dengan nama kista fungsional, umumnya akan menyusut alias hilang dengan sendirinya. Prosesnya sering makan waktu 1-3 bulan. Tendensi ke arah kista fungsional dapat terlihat dari hasil pemeriksaan USG, yang memperlihatkan kantung dengan ruangan tunggal yang hanya dipenuhi cairan.
Jika dokter menemukan gambaran USG macam ini, maka wait and see adalah langkah berikutnya. Tiga bulan kemudian, pemeriksaan USG mesti diulang untuk melihat apakah ukuran kista mengecil bahkan lenyap sama sekali. Dan, jika memang demikian keadaannya, konklusi telah terjadinya kista fungsional adalah memang benar adanya.
Adakah skenario lain yang mungkin terjadi? Sekalipun merupakan kasus minoritas, kista ovarium bisa terjadi di luar urusan ovulasi. Jenis ini sering disebut kista abnormal, seperti kista dermoid, kista endometrium, dan penyakit polikistik ovarium. Penyebabnya bisa bersumber dari ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-obatan yang merangsang ovulasi, atau sebab lain yang belum sepenuhnya diketahui.
Kista abnormal diklasifikasi menjadi jenis yang jinak dan kanker. Adanya kemungkinan kanker ovarium inilah yang melahirkan rasa khawatir. Terlebih lagi, betapa seringnya ia luput dari perhatian karena pertumbuhannya dapat terjadi tanpa melahirkan gejala apa pun.
Maka, sekalipun insiden kanker ovarium tidak setinggi kanker mulut rahim atau payudara, fatalitasnya masih sangat tinggi. Sekali lagi, karena absennya gejala membuat deteksinya menjadi amat sangat terlambat. Penemuannya sering kali terjadi secara kebetulan ketika seorang wanita menjalani pemeriksaan ginekologi rutin. Di sinilah peran vital pemeriksaan sederhana yang sanggup memberi demikian banyak informasi.
Ketika ovarium teraba membesar, dokter akan melakukan pelacakan lebih lanjut dengan pemeriksaan ultrasound (USG). Kista abnormal dapat memberi gambaran kantung dengan banyak ruang-ruang dan terlihat pertumbuhan sel-sel yang menonjol dari dinding dalam kista. Ini membuat permukaan kista menjadi bergerigi alias tidak mulus. Dan, tidak seperti kista fungsional yang hanya terisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid.
Ketika USG menangkap gambaran semacam ini, mutlak dibutuhkan pemeriksaan lanjutan, sebab penentuan definitif sifat kista abnormal, apakah jinak atau ganas, hanya bisa diketahui dengan mengambil contoh jaringan secara langsung. Hal ini mesti dikerjakan melalui tindakan operasi. Kemajuan dunia kedokteran saat ini membuat operasi yang pada tahun-tahun sebelumnya memerlukan sayatan yang lebar, saat ini dapat dikerjakan melalui lubang kecil yaitu apa yang dikenal dengan nama laparoskopi.
Munculnya gejala klinis pada kista ovarium diakibatkan tiga hal: Pertumbuhan kista yang dapat menimbulkan tekanan pada alat-alat di sekitarnya; aktivitas hormonal, khususnya jenis kista yang memproduksi hormon; komplikasi yang ditimbulkannya.
No comments:
Post a Comment