ABORTUS
PRINSIP DASAR
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat – akibat tertentu ) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar ( buatan ) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Terminology umum untuk masalah ini adalah keguguran atau miscarriage.
Abortus buatan adalah abortusa yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Terminology untuk keadaan ini adalah pengguguran, aborsi, atau abortus provokatus.
PENANGANAN UMUM
1. Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien ( gawat darurat, komplikasi berat, atau masih cukup stabil )
2. Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi paien sebelum melakukan tindakan lanjutan ( evaluasi medis atau merujuk )
3. penilaian medik untuk menentukan kelaikan tindakan di fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk ke rumah sakit.
· bila pasien syok, atau kondisinya memburuk akibat perdarahan hebat, segera atasikomplikasi tersebut.
· gunakan jarum infuse besar ( 16 G atau lebih besar ) dan berikan tetesan cepat 500ml dalam 2 jam pertama, lRUTn gRm fisiologis atau ringer.
· periksa kadar HB, golongan darah dan uji padanan silang (crosssmatch)
4. Ingat : kemungkinan pasien hamil ektopik pada pasien hamil muda dengan syok berat.
5. Bila terdapat tanda – tanda sepsis, berikan antibiotika yang sesuai
6. Temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan.
7. Lakukan pemantauan ketat tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjutan.
PENILAIAN KLINIK
Jenis Abortus
1. Abortus Spontan
Ø Abortus Imminens
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
Penanganan :
a. Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total.
b. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
c. Bila perdarahan :
- Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi
- Terus berlangsung : nilai kondisi janin ( uji kehamilan / USG ). Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain ( hamil ektopik aya mola )
- pada fasilitas kesehatan dengan saran terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik.
Ø Abortus Insipiens
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda, dimana hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.
Penanganan :
a. Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi
Bila usia gestasi ≤ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi Vakum Manual ( AVM ) setelah bagian – bagian janin dikeluarkan .
Bila usia gestasi ≥ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase ( D&K)
b. Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi lebih besar dalam 16 minggu, lakukan tindakan pendahuluan dengan :
- Infuse oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai dengan 8 tetes / menit yang dapat dinaikkan hingga 40 tetes / menit, sesuai dengan kondisi kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
- Ergometrin 0,2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian.
- Misoprostol 400 mg / oral dan apabila masih diperlukan, dapat diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.
c. Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM atau D&K ( hati – hati resiko perforasi )
Ø Abortus Inkomplit
Perdarahan pada kehamilan muda, dimana sebagian dari hasil konsepsi te;ah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.
Penanganan :
a. tentukan besar uterus ( taksir usia gestasi ), kenali dan atasi setiap komplikasi ( perdarahan hebat, syok, infeksi / sepsis )
b. hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum. Setelah itu, evaluasi perdarahan :
- Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg / oral
- Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K ( pilihan ergantung dari usia gestasi, pembukaan serviks, dan keberadaan bagian – bagian janin )
c. Bila tak ada tanda – tanda infeksi, beri antibiotika profilaksis ( ampisilin 500 mg oral, atau doksisiklin 100 mg )
d. Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazole 500 mg setiap 8 jam.
e. Bila terjadi perdarahan hebat, dan usia gestasi dibawah 16 minggu, segera lakukan evakuasi dengan AVM.
f. Bila pasien tampak anemic, berikan sulfas ferosus 600 mg / hari selama 2 minggu ( anemia sedang ) atau transfuse darah ( anemia berat )
Ø Abortus Komplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri.
Penanganan :
a. Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3x1 tab/hari untuk 3 hari.
b. Apabila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet sulfat ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi ( susu, sayuran segar, ikan, daging, telur ). Untuk anemi berat, berikan transfuse darah.
c. Apabila tidak terdapat tanda – tanda infeksi, tidak perlu diberi antibiotika, atau apabila khawatir akan infeksi, dapat diberi antibiotika profilaksis.
2. Abortus Infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortusa yang disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat menimbulkan setikemia, sepsis, atau peritonitis.
Penanganan :
a. Kasus ini beresiko tinggi untuk terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan setempat tidak mempunyai fasilitas yang memadai, ujuk pasien ke rumah sakit.
b. Sebelum merujuk pasien, lakukan restorasi cairan yang hilang dengan NS atau RL melalui infuse dan berikan antibiotika. ( mis : ampisilin 1 gr dan metronidazole 500 mg )
c. Jika ada riwayat abortus yang tidak aman, beri ATS dan TT.
3. Retensi janin mati ( missed abortion )
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Biasanya diagnosis tidak dapat ditentukan hanya dalam satu kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu pengamatan dan pemeriksaan ulangan.
Penanganan :
Missed abortion seharusnta ditangani di rumah sakit atas pertimbangan :
a. Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga prosedur evakuasi ( kuretase ) akan lebih sulit, dan resiko perforasi lebih tinggi,
b. Pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi dengan batang laminaria selama 12 jam.
c. Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia yang berlanjut dengan gangguan pembekuan darah.
4. Abortus tidak aman ( unsafe abortion )
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
No comments:
Post a Comment