BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insidens kanker payudara pada perempuan di Amerika Serikat adalah 1 banding 8 (sekitar 13%). Pada 2008, sekitar 182.460 kasus baru kanker payudara invasif diharapkan dapat didiagnosis pada perempuan di Amerika Serikat, bersama dengan 67.770 kasus baru kanker payudara non-invasif (in situ).
Kira-kira 1.990 kasus baru kanker payudara invasif akan didiagnosis pada pria pada 2008. Kurang dari 1% dari semua kasus baru kanker payudara terjadi pada laki-laki. Dari 2001 hingga 2004, tingkat insiden kanker payudara di AS turun 3,5% per tahun. Kira-kira 40.480 perempuan di AS diperkirakan meninggal pada 2008 akibat kanker payudara, meskipun angka kematian telah turun sejak tahun 1990. Ini merupakan hasil dari kemajuan pengobatan, deteksi dini, dan meningkatnya kesadaran.
Untuk perempuan di Amerika Serikat, angka kematian akibat kanker payudara lebih tinggi daripada kanker paru-paru. Selain kanker kulit, kanker payudara adalah yang paling sering didiagnosis kanker pada perempuan di AS. Lebih dari 1 dalam 4 penderita kanker adalah kanker payudara. Dibandingkan dengan perempuan Amerika keturunan afrika, perempuan kulit putih sedikit lebih besar untuk menjadi kanker payudara, tapi kemungkinan akan mati lebih kurang. Salah satu alasan adalah bahwa perempuan keturunan afrika cenderung memiliki tumor yang lebih agresif. Perempuan dari latar belakang etnis lainnya -Asia, Hispanic, dan lainnya- memiliki risiko lebih rendah dalam perkembangan kematian akibat kanker payudara dibandingkan dengan kulit putih dan Afro-american.
Pada 2008, terdapat sekitar 2,5 juta perempuan di AS yang selamat dari kanker payudara. Resiko kanker payudara dari seorang perempuan kira-kira dua kali lipat jika dia memiliki turunan pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) yang telah didiagnosis dengan kanker payudara. Sekitar 20-30% perempuan dengan diagnosis kanker payudara memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara. Kira-kira 5-10% dari kanker payudara disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan dari satu ibu atau ayah. Mutasi dari gen BRCA1 dan BRCA2 adalah yang paling sering. Perempuan dengan mutasi ini memiliki resiko terkena kanker payudara sampai 80%, dan mereka sering didiagnosis pada usia muda (sebelum usia 50). Meningkatkan resiko kanker ‘ovarium’ juga dikaitkan dengan mutasi gen ini. Laki-laki dengan mutasi BRCA1 memiliki 1% risiko perkembangan menjadi kanker payudara pada usia 70 dan 6% apabila mereka memiliki mutasi BRCA2. Kira-kira 90% dari kanker payudara adalah bukan herediter, tetapi abnormalitas genetik yang terjadi sebagai proses aging/penuaan dan gaya hidup pada umumnya. Yang paling penting, faktor risiko untuk kanker payudara adalah jenis kelamin (perempuan) dan usia (semakin tua).
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Menambah wawasan pengetahuan penulis khususnya mengenai ilmu kebidanan
2. Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisika Kesehatan yang ada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar Program Studi D III Kebidanan
C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari mutasi atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggungjawab menjaga pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal (sehat). Gen di dalam setiap inti sel, yang bertindak sebagai “ruang kontrol” dari masing-masing sel. Biasanya, sel dalam tubuh kita berganti sendiri secara teratur. Proses pertumbuhan sel: sel sehat baru mengambil alih sel lama. Tapi seiring waktu, mutasi bisa “menghidupkan” beberapa gen dan “mematikan” bagian lain dalam sel. Sel yang berubah tersebut memiliki kemampuan untuk berpisah dan tanpa kontrol memproduksi lebih banyak sel-sel seperti itu dan membentuk tumor.
Tumor bisa jinak (tidak berbahaya untuk kesehatan) atau ganas (memiliki potensi untuk menjadi berbahaya). Tumor jinak ‘bukan kanker’: memiliki kemiripan dengan sel normal , tumbuh perlahan, dan tidak menyebar ke jaringan atau bagian lain dari tubuh. Tumor ganas (malignan) disebut kanker. Sel-sel ganas tersebut dapat menyebar di luar tumor asal ke bagian atau jaringan lain dari tubuh.
Istilah “kanker payudara” merujuk kepada suatu tumor ganas (malignan) yang berkembang dari sel-sel di payudara. Kangker payudara biasanya dimulai pada sel di lobules, kelenjar yang memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu, saluran yang menghubungkan lobulus ke ‘puting susu’. Jarang terjadi, kanker payudara mulai pada jaringan stromal, termasuk jaringan lemak dan jaringan ikat dari payudara.
Seiring dengan waktu, sel-sel kanker dapat menyebar ke jaringan payudara sehat membuat jalan masuk ke kelenjar getah bening di ketiak, suatu organ kecil yang menyaring benda asing dalam tubuh. Jika sel kanker telah meluas ke kelenjar getah bening, maka ini menjadi jalan ke bagian lain dari tubuh.
Kanker payudara selalu disebabkan oleh abnormalitas/gangguan pada gen(suatu “kesalahan” dalam bahan genetik). Hanya 5-10% dari kanker diwarisi dari ibu atau ayah. Kira-kira 90% dari kanker payudara adalah karena abnormalitas genetik yang terjadi sebagai hasil dari proses ketuaan dan lainnya.
Meskipun ada langkah-langkah yang dapat dilakukan setiap orang untuk membantu tubuh tetap sehat seperti makan diet seimbang, tidak merokok dan alkohol, serta latihan secara teratur, kita tidak akan pernah bisa menjamin bahwa kita akan terhindar dari penyakit ini.
Seperti penyakit kanker lainnya, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Yang bisa dijelaskan adalah faktor resiko dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan terjadinya kanker payudara.
Banyak faktor risiko terpenting untuk kanker payudara berada diluar kendali kita, seperti usia, riwayat keluarga, dan riwayat medis. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat dikontrol, seperti berat badan, aktivitas fisik dan konsumsi alkohol.
Faktor risiko yang dapat dikendalikan dari kanker mamma adalah :
1. Bobot/berat badan
Kegemukan yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, terutama bagi perempuan setelah tidak haid (menopause). Jaringan lemak tubuh adalah sumber utama estrogen setelah ovarium berhenti menghasilkan hormon. Memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki estrogen yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
2. Diet
Diet diduga merupakan faktor risiko untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, tetapi belum ada studi mengenai jenis makanan yang meningkatkan risiko tersebut. Adalah ide baik untuk membatasi sumber daging merah (termasuk lemak dalam keju, susu, dan es krim) karena mungkin saja berisi hormon, faktor pertumbuhan lainnya, antibiotik dan pestisida yang membayakan kesehatan. Beberapa peneliti percaya bahwa makan terlalu banyak kolesterol dan lemak lainnya adalah faktor risiko untuk kanker, dan studi menunjukkan bahwa makan banyak daging merah atau daging yang diproses dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap kanker payudara. Diet rendah lemak misal buah-buahan dan sayuran umumnya dianjurkan.
3. Latihan/Olahraga
Bukti yang berkembang bahwa latihan dapat mengurangi resiko kanker payudara. American Cancer Society merekomendasikan melakukan olahraga selama 45-60 menit 5 hari atau lebih dalam seminggu.
4. Konsumsi alkohol
Studi menunjukkan bahwa risiko kanker payudara meningkat seiring dengan banyaknya jumlah konsumsi alkohol. Alkohol dapat membatasi kemampuan hati untuk mengendalikan tingkat hormon estrogen darah yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko.
5. Merokok
Merokok dikaitkan dengan sedikit peningkatan resiko kanker payudara.
6. Terpapar estrogen.
Karena hormon estrogen perempuan merangsang pertumbuhan sel payudara, terpapar dengan estrogen dalam waktu yang lama, tanpa terputus dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
7. Stres dan kegelisahan.
Tidak ada bukti jelas bahwa stres dan kegelisahan dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, apapun yang bisa kita lakukan untuk mengurangi stres dan untuk meningkatkan kenyamanan, bersenang-senang dan bahagia dapat memiliki efek yang besar pada kualitas hidup. Jadi sebutlah kegiatan seperti: meditasi dan doa/ibadah dapat berharga buat kualitas hidup kita. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa praktek ini dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan dari tumor mamma adalah :
1. Gender/Jenis Kelamin
Wanita adalah faktor risiko kanker payudara. Meskipun laki-laki bisa mendapatkan kanker payudara, sel payudara perempuan terus berubah dan berkembang, terutama akibat kegiatan hormon estrogen dan progesterone. Kegiatan ini menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk kanker payudara dibandingkan pria.
2. Usia
Dari usia 30 sampai 39, risikonya adalah 1 dalam 233, atau 0,43%. Yang menjadi 1 dari 27 atau hampir 4% pada saat seseorang berada di usia 60 tahun.
3. Riwayat kanker payudara dalam keluarga
Jika seseorang memiliki garis keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan) yang memiliki kanker payudara atau ada beberapa keluarga yang terkena kanker payudara atau ovarium (terutama sebelum mereka berumur 50), berarti seseorang tersebut memiliki resiko lebih tinggi mendapatkan kanker payudara.
4. Riwayat pribadi kanker payudara
Jika seseorang telah didiagnosa dengan kanker payudara, maka risiko berkembang lagi, baik di payudara yang sama atau payudara lainnya, lebih tinggi daripada jika tidak pernah memiliki penyakit ini sebelumnya.
5. Ras.
Perempuan kulit putih sedikit lebih tinggi untuk mendapat kanker payudara selain perempuan afro amerika. Orang asia, Hispanic dan non amerika memiliki resiko lebih rendah kanker payudara.
6. Terapi radiasi pada dada
Setelah terapi radiasi pada daerah dada saat masih anak-anak atau dewasa muda untuk pengobatan kanker lain secara signifikan meningkatkan resiko kanker payudara. Peningkatan risiko kelihatannya meningkat jika radiasi diberikan saat payudara masih berkembang (selama masih remaja).
7. Perubahan seluler payudara
Perubahan sel payudara yang tidak biasanya ditemukan saat biopsi payudara dapat menjadi faktor risiko untuk kanker payudara. Perubahan ini meliputi pertumbuhan yg terlalu cepat dari sel (disebut hyperplasia) atau penampakan yang abnormal (atipikal).
8. Terpapar estrogen
Karena hormon estrogen perempuan merangsang pertumbuhan sel payudara, terpapar estrogen lebih lama, tanpa jeda, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
9. Kehamilan dan menyusui
Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah keseluruhan siklus haid perempuan dalam hidup dan mengurangi resiko kanker payudara. Perempuan yang tidak pernah hamil atau kehamilan yang pertama setelah usia 30 memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Bagi wanita yang memiliki anak, menyusui mungkin sedikit menurunkan risiko kanker payudara, terutama jika mereka terus menyusui selama 1 1 / 2 sampai 2 tahun. Bagi banyak perempuan menyusui sepanjang ini adalah tidak praktis dan merepotkan.
10. Terpapar DES
Perempuan yang mengonsumsi obat-obatan yang disebut diethylstilbesterol (DES), digunakan untuk mencegah keguguran dari tahun 1940-an sampai tahun 1960-an, memiliki peningkatan sedikit resiko kanker payudara. Perempuan yang ibunya mengonsumsi DES selama kehamilan mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi juga terkena kanker payudara.
Pada awalnya, kanker payudara mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Benjolan mungkin terlalu kecil bagi anda untuk sadar atau menyebabkan perubahan apapun yang tidak biasa anda lihat sendiri. Seringkali daerah abnormal tersebut ditemukan pada screening mammogram (x-ray/foto rontgen pada payudara), yang mengarah ke pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam beberapa kasus, tanda pertama ‘kanker payudara’ adalah berupa benjolan atau massa di payudara anda atau yang ditemukan pada pemeriksaan dokter. Benjolan yang terasa sakit, keras, dan tidak rata lebih cenderung menjadi kanker. Tetapi kadang-kadang kanker dapat tidak keras dan bulat. Sehingga penting diperiksa oleh dokter.
Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) harus menjadi bagian dari kesehatan rutin bulanan anda dan anda harus ke dokter jika anda mengalami perubahan pada payudara. Jika anda lebih dari 40 tahun atau memiliki resiko tinggi untuk penyakit ini, anda juga harus melakukan pemeriksaan mammografi tahunan dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Semakin dini kanker payudara ditemukan dan didiagnosis semakin baik kesempatan kita untuk mengobatinya.
Proses diagnosa dapat berminggu-minggu dan melibatkan berbagai jenis tes.
Menurut American Cancer Society, perubahan di luar biasanya pada payudara bisa menjadi gejala dari kanker payudara:
1. Bengkak semua atau sebagian dari payudara,
2. Iritasi kulit atau dimpling,
3. Payudara sakit,
4. Puting susu sakit atau masuk kedalam,
5. Kemerahan atau penebalan puting susu atau kulit payudara,
6. Nipple discharge atau cairan puting selain air susu,
7. Benjolan di daerah ketiak.
Kanker payudara dan pemeriksaan medis saling mendukung baik anda belum pernah sebelumnya menderita kanker payudara dan ingin melakukan pemeriksaan dini, anda baru saja didiagnosa ataupun sementara pengobatan dan tindak lanjut.
Pemeriksaan yang paling sering dilakukan sehubungan dengan kanker payudara adalah:
• Skrining tes:
Skrining tes seperti mammografi tahunan-hasilnya disebut mammogram- diberikan secara rutin untuk orang-orang yang sehat dan tidak diduga mengalami kanker payudara. Tujuannya adalah untuk menemukan kanker payudara sedini mungkin sebelum gejala kanker berkembang dan biasanya lebih mudah untuk ditangani.
• Tes Diagnostik
Tes Diagnostik seperti biopsi diberikan kepada orang-orang yang diduga memiliki kanker payudara, baik karena gejala yang ditemukan atau dari hasil pemeriksaan. Tes ini digunakan untuk menentukan apakah kanker payudara atau bukan, dan jika demikian, ditentukan juga apakah kankernya sudah menyebar di luar payudara. Tes diagnostik juga digunakan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang kanker untuk menentukan pengobatan apa yang sesuai dengan kanker payudaranya.
• Pemantauan/monitoring
Setelah diagnosis kanker payudara, banyak tes dilakukan selama dan setelah perawatan untuk memantau seberapa baik terapi yang diberikan. Pemantauan tes juga dapat digunakan untuk memeriksa tanda-tanda kekambuhan (rekurensi).
Adapun tahap / stage dari kanker payudara adalah sebagai berikut :
1. Stage 0: tahap sel Kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.
2. Stage I: adalah 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (Kelenjar getah bening normal).
3. Stage IIA: tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-sel kanker ditemukan di Kelenjar getah bening ketiak, ATAU tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak/aksiller, ATAU tumor yang lebih besar dari 2 tapi tidak lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak.
4. Stage IIB: tumor yang lebih besar dari 2 cm, namun tidak ada yang lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke Kelenjar getah bening yg berhubungan dgn ketiak, ATAU tumor yang lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak.
5. Stage IIIA: tidak ditemukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di Kelenjar getah bening ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di Kelenjar getah bening di dekat tulang dada, ATAU tumor dengan ukuran berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, terjadi pelekatan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di Kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
6. Stage IIIB: tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan mngkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak yang berlengketan dengan struktur lainnya, atau kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
Kanker payudara inflamatori (berinflamasi) dipertimbangkan paling tidak pada tahap IIIB.
7. Stage IIIC: ada atau tidak tanda kanker di payudara atau mugkin telah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening baik di atas atau di bawah tulang belakang dan kanker mungkin telah menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak atau ke Kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
8. Stage IV: kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.
Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat kemajuan terhadap perawatan kanker payudara, ini membawa harapan dan kebahagiaan. Bukan hanya satu atau dua pilihan, saat ini terdapat banyak pilihan terapi melawan kanker payudara. Keputusan untuk melakukan operasi lalu mungkin radiasi, terapi hormonal (anti-estrogen), dan/atau kemoterapi bisa sangat membantu.
Tindakan tersebut akan bergantung dari stadium kanker-nya. Untuk itu dilakukan perencanaan jenis pengobatan atau terapi yang tersedia dan yang mungkin cocok bagi penderita.
Tindakan yang mungkin akan dilakukan adalah:
• Bedah
Lumpectomy atau Breast conserving surgery (Bedah dengan seminimal mungkin menjaga payudara tetap utuh), mastektomi (pengangkatan payudara, bisa sebagian atau seluruhnya) dan/atau diseksi kelenjar getah bening.
• Kemoterapi
• Terapi radiasi
• Therapi hormonal
• Kedokteran Holistik dan Komplementer, seperti akupunktur, meditasi, dan yoga yang dapat membantu anda selain perawatan medis.
Efek samping yang bisa dialami penderita kanker payudara setelah menjalani terapi bisa mermacam-macam tergantung jenis terapi yang didapatkannya antara lain: nyeri perut, adiksi, reaksi alergi, anemia, ansietas (cemas), perubahan selera, rasa tidak enak pada ketiak, nyeri punggung, masalah perdarahan pembekuan darah dan flebitis (phlebitis), nyeri tulang dan sendi, nyeri dada, gejala flu, konstipasi, batuk, dehidrasi, penyembuhan luka yang lambat, depresi, diare, mulut kering, pusing, kulit kering, ketidakseimbangan elektrolit, endometriosis, lemah, pingsan, masalah fertilitas, demam, kentut, (flatus), perubahan rambut, hand-foot syndrome (HFS) atau palmar-plantar erythrodysesthesi (PPE), sakit kepala, masalah pendengaran, masalah jantung, refluks gastro-esofagal (GERD), hematoma, hipertensi, kolesterol tinggi, hot flashes (serangan panas), infeksi, reaksi pada tempat suntikan, insomnia (susah tidur), gatal, masalah ginjal, kram kaki, hepatotoksisitas (masalah hati), hilangnya libido, hipotensi, penurunan jumlah sel darah putih, masalah paru-paru, limfedema, hilang ingatan, gejala menopause, mual, neuropati, perdarahan dari hidung, hilang rasa, osteoporosis, gangguan stres pasca trauma, infeksi saluran kemih, perubahan kulit, perubahan berat badan, muntah, masalah penglihatan dan mata, perubahan pada kuku dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara.
2. Tumor ganas (malignan) disebut kanker. Sel-sel ganas tersebut dapat menyebar di luar tumor asal ke bagian atau jaringan lain dari tubuh
3. Dalam beberapa kasus, tanda pertama ‘kanker payudara’ adalah berupa benjolan atau massa di payudara anda atau yang ditemukan pada pemeriksaan dokter.
4. Tindakan yang mungkin akan dilakukan pada penyakit ini adalah adalah: Bedah, Kemoterapi, Terapi radiasi, Therapi hormonal, Kedokteran Holistik dan Komplementer.
B. Saran
Kanker mamma merupakan masalah kesehatan yang kini masih melanda kaum wanita oleh karena itu perlu peran serta semua pihak yang terkait dengan masalah ini. Dunia kesehatan khususnya bidan harus dapat mengatasi masalah ini agar penyakit ini tidak selalu dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sutarisa. 2005. Pendidikan Kesehatan Sederhana. Mitra Cendikia Press. Jakarta.
http://www.wordpres.com
Diposting oleh Y.P. Rahayu yang diambil dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment