BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan janin dalam kandungan melalui USG sangat penting. Bagi ibu hamil muda, jangan merasa takut saat memeriksakan kandungannya melalui USG. Karena pemeriksaan melalui USG tidak menganggu perkembangan janin. Meman, dokter spesialis kandungan menuturkan, pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara ultra sebagai sonar.
Gambar janin yang terlihat dalam film diambil dari pantulan suara. USG ini berbeda dengan rontgen yang menggunakan sinaar X yang bisa berbahaya bagi janin dalam kandungan.
Pemeriksaan USG yang dilakukan ibu hamil tentunya sangat bermanfaat, seperti sang ibu bisa mengetahui jenis kelamin bayi atau pun sang ibu bisa melihat dan juga menilai perkembangan janin.
Melihat perkembangan janin ini termasuk apakah bayi di dalam kandungan ini cacat atau tidak. Sehingga bisa dilihat lebih detail lagi. Pemeriksaan USG, lanjut Memen, juga untuk mengetahui letak plaasenta, letak janin serta air ketuban.
Pentingnya pemeriksaan USG bagi ibu hamil agar bisa menentukan sang ibu bisa melahirkan normal atau operasi ceasar. Karena saat melakukan USG, janin bisa dilihat dengan jelas kondisinya. Misalnya saja, janin berada di luar rahim. Otomatis, sang ibu tidak bisa melahirkan normal.
Pemeriksaan janin dengan USG, sebaiknya dilakukan sejak awal kehamilan yakni saat usia kandungan 0 sampai 28 minggu, dan ada baiknya pemeriksaan USG satu kali dalam empat minggu masa kehamilan bertambah.
Insidens kanker payudara pada perempuan di Amerika Serikat adalah 1 banding 8 (sekitar 13%). Pada 2008, sekitar 182.460 kasus baru kanker payudara invasif diharapkan dapat didiagnosis pada perempuan di Amerika Serikat, bersama dengan 67.770 kasus baru kanker payudara non-invasif (in situ).
Kira-kira 1.990 kasus baru kanker payudara invasif akan didiagnosis pada pria pada 2008. Kurang dari 1% dari semua kasus baru kanker payudara terjadi pada laki-laki. Dari 2001 hingga 2004, tingkat insiden kanker payudara di AS turun 3,5% per tahun. Kira-kira 40.480 perempuan di AS diperkirakan meninggal pada 2008 akibat kanker payudara, meskipun angka kematian telah turun sejak tahun 1990. Ini merupakan hasil dari kemajuan pengobatan, deteksi dini, dan meningkatnya kesadaran.
Untuk perempuan di Amerika Serikat, angka kematian akibat kanker payudara lebih tinggi daripada kanker paru-paru. Selain kanker kulit, kanker payudara adalah yang paling sering didiagnosis kanker pada perempuan di AS. Lebih dari 1 dalam 4 penderita kanker adalah kanker payudara. Dibandingkan dengan perempuan Amerika keturunan afrika, perempuan kulit putih sedikit lebih besar untuk menjadi kanker payudara, tapi kemungkinan akan mati lebih kurang. Salah satu alasan adalah bahwa perempuan keturunan afrika cenderung memiliki tumor yang lebih agresif. Perempuan dari latar belakang etnis lainnya -Asia, Hispanic, dan lainnya- memiliki risiko lebih rendah dalam perkembangan kematian akibat kanker payudara dibandingkan dengan kulit putih dan Afro-american.
Pada 2008, terdapat sekitar 2,5 juta perempuan di AS yang selamat dari kanker payudara. Resiko kanker payudara dari seorang perempuan kira-kira dua kali lipat jika dia memiliki turunan pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) yang telah didiagnosis dengan kanker payudara. Sekitar 20-30% perempuan dengan diagnosis kanker payudara memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara. Kira-kira 5-10% dari kanker payudara disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan dari satu ibu atau ayah. Mutasi dari gen BRCA1 dan BRCA2 adalah yang paling sering. Perempuan dengan mutasi ini memiliki resiko terkena kanker payudara sampai 80%, dan mereka sering didiagnosis pada usia muda (sebelum usia 50). Meningkatkan resiko kanker ‘ovarium’ juga dikaitkan dengan mutasi gen ini. Laki-laki dengan mutasi BRCA1 memiliki 1% risiko perkembangan menjadi kanker payudara pada usia 70 dan 6% apabila mereka memiliki mutasi BRCA2. Kira-kira 90% dari kanker payudara adalah bukan herediter, tetapi abnormalitas genetik yang terjadi sebagai proses aging/penuaan dan gaya hidup pada umumnya. Yang paling penting, faktor risiko untuk kanker payudara adalah jenis kelamin (perempuan) dan usia (semakin tua).
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Menambah wawasan pengetahuan penulis khususnya mengenai ilmu kebidanan
2. Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisika Kesehatan yang ada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar Program Studi D III Kebidanan
C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Kelainan Plasenta
Pada pemeriksaan plasenta hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah:
Menentukan letak plasenta : untuk menentukan apakah letak plasenta normal (di fundus / corpus uteri, atau abnormal (plasenta previa/plasenta marginal/plasenta letak rendah)
Menentukan grade maturasi plasenta : untuk menentukan apakah kehamilan tersebut cukup bulan (aterm) atau tidak.
Menentukan kelainan plasenta
Menentukan adanya lilitan tali pusat
Gambar di atas adalah tingkat gradasi plasenta beserta ciri-cirinya.
B. Pemeriksaan Kelainan Tali Pusat
Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua keperluan yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan nutrien serta penyingkiran bahan kumuh yang dihasilkan oleh sel-selnya. Jika keperluan ini tidak dapat dipenuhi, fetus akan menghadapi masalah dan mungkin maut. Struktur yang bertanggung jawab untuk memenuhi keperluan fetus ialah plasenta. Plasenta yang terdiri daripada tisu fetus dan tisu ibu terbentuk dengan lengkapnya pada ujung minggu yang ke-16 kehamilan.
Gambar 1.1 Letak janin dalam kandungan ibu
Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti “Jari” atau vilus tumbuh dari membran yang menyelimuti fetus dan menembusi dinding uterus, yaitu endometrium. Endometrium pada uterus adalah kaya dengan aliran darah ibu. Di dalarn vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Darah yang kaya dengan oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena umbilicalis yang terdapat di dalam tali pusat ke fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea. Bahan kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah ibu yang terdapat di sekeliling vilus. Pertukaran oksigen, nutrien, dan bahan kumuh lazimnya berlaku melalui proses resapan. Dengan cara ini, keperluan bayi dapat dipenuhi.
Walaupun darah ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat, tetapi kedua-dua darah tidak bercampur kerana dipisahkan oleh suatu membran. Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu menembus membran ini dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus. Selain oksigen dan nutrien, antibodi dari darah ibu juga meresap ke dalarn darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan bayi yang dilahirkan daripada jangkitan penyakit.
Gambar 1.2 Sirkulasi pada tali pusat pada janin
Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke dalam permukaan fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan letak seperti :
1. Insersi tali pusat Battledore. Pada kasus ini tali pusat terhubung ke palin pinggir plasenta seperti bentuk bet tenis meja. Kondisi ini tidak bermasalah kecuali sambungannya rapuh.
2. 2. Insersi tali pusat Velamentous. Tali pusat berinsersi ke dalam membran agak jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh darah umbilikus melewati membran mulai dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta normal, tidak berbahaya untuk janin, tetapi tali pusat dapat terputus bila dilakukan tarikan pada penanganan aktif di kala tiga persalinan
C. Pemeriksaan Kelainan Cairan Amnion
Pengukuran volume cairan amnion telah menjadi suatu komponen integral dari pemeriksaan kehamilan untuk melihat adanya resiko kematian janin. Hal ini didasarkan bahwa penurunan perfusi uteroplasenta dapat mengakibatkan gangguan aliran darah ginjal dari janin , menurunkan volume miksi dan menyebabkan terjadinya oligohidroamnion
Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: pemeriksaan secara subjektif, pemeriksaan dengan vertical deep single pocket, dan dengan metode AFI (Amniotic Fluid Indeks) yang diperkenalkan oleh Phelan.
Secara Subjektif:
– Membutuhkan pengalaman yang cukup
– Secara subjektif dikatakan normal bila: tampak sebagian tubuh janin melekat pada dinding uterus, dan sebagian lagi tidak menempel ,diantara tubuh janin dan dinding uterus masih terdapat cairan amnion
Secara Single Pocket
1. Berdasarkan satu kuadran saja
2. Diambil kantong terbesar yang terletak antara dinding uterus dan tubuh janin
3. Tidak boleh ada bagian janin yang terletak di dalam area pengukuran tersebut
Gambar di atas adalah contoh pengukuran secara single pocket, dimana yang diukur adalah jarak vertical terjauh antara bagian janin dan dinding uterus, dan tidak ada bagian janin yang terletak dalam area pengukuran tersebut
Interpretasi pengukuran cairan amnion berdasarkan single pocket
Hasil Pengukuran Interpretasi
>2cm , <8cm Volume cairan amnion normal >8cm polihidramnion
8-12cm Polihidramnion ringan
12-16cm Polihidramnion sedang
>16cm Polihgidramnion berat
>1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang
<1 cm oligohidramnion
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada pemeriksaan plasenta hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah: Menentukan letak plasenta : untuk menentukan apakah letak plasenta normal, menentukan grade maturasi plasenta, menentukan kelainan plasenta, menentukan adanya lilitan tali pusat.
2. Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke dalam permukaan fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan letak seperti : Insersi tali pusat Battledore dan Insersi tali pusat Velamentous.
3. Pengukuran volume cairan amnion telah menjadi suatu komponen integral dari pemeriksaan kehamilan untuk melihat adanya resiko kematian janin. Hal ini didasarkan bahwa penurunan perfusi uteroplasenta dapat mengakibatkan gangguan aliran darah ginjal dari janin , menurunkan volume miksi dan menyebabkan terjadinya oligohidroamnion
B. Saran
Pentingnya pemeriksaan USG bagi ibu hamil agar bisa menentukan sang ibu bisa melahirkan normal atau operasi ceasar. Karena saat melakukan USG, janin bisa dilihat dengan jelas kondisinya. Misalnya saja, janin berada di luar rahim. Otomatis, sang ibu tidak bisa melahirkan normal.
Pemeriksaan janin dengan USG, sebaiknya dilakukan sejak awal kehamilan yakni saat usia kandungan 0 sampai 28 minggu, dan ada baiknya pemeriksaan USG satu kali dalam empat minggu masa kehamilan bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Sutarisa. 2005. Pendidikan Kesehatan Sederhana. Mitra Cendikia Press. Jakarta.
http://www.wordpres.com
Diposting oleh Y. P. Rahayu yang diambil dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment