Monday, May 28, 2012
IMUNISASI UNTUK MENCEGAH PENYAKIT MENULAR
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengapa imunisasi merupakan
upaya pencegahan berdimensi kesetiakawanan tinggi ?.
Imunisasi memberikan
kekebalan individu, hal itu dilakukan oleh orang perorang atau seorang ibu yang membawa anaknya
untuk mendapatkan imunisasi. Imunisasi memiliki tanggunjawab ganda, yaitu selain memberi perlindungan pada anaknya agar tidak terkena
penyakit
SUSUNAN SARAF PUSAT
BAB
II
SUSUNAN
SARAF PUSAT
SUSUNAN SARAF PUSAT. Susunan ini terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang, dan urat-urat saraf atau saraf-cabang
yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang tadi, yang disebut urat saraf
periferi (urat saraf tepi). Jaringan saraf membentuk salah satu dari empat
kelom-pok jaringan utama pada tubuh.
Sel — sel saraf berpadu dan membentuk apa yang
disebut
PELAYANAN KB DENGAN METODE SUHU BASAL
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebelum tahun 1967 masalah kependudukan belum mendapat
perhatian yang sewajarnya dari pemerintah karena menganut paham bahwa jumlah
penduduk yang besar merupakan potensi yang besar untuk menggali dan mengolah
sumber kekayaan alam Indonesia
Paradigma baru program KB Nasional telah dirubah
visinya dari mewujudkan
SISTEM HORMONAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Mekanisme
Kerja Hormon
Berbagai hormon berfungsi mengatur tingkat aktivitas
jaringan sasaran. Untuk memberikan fungsi pengaturan ini, mereka dapat mengubah
reaksi-reaksi kimia dalam sel, mengubah permeabilitas membran sel terhadap
zat-zat khusus, atau mengaktifkan bebe-rapa mekanisme sel spesifik lain.
Berbagai hormon
PEMASANGAN SELANG NASOGASTRIK (NGT)
PEMASANGAN
SELANG NASOGASTRIK (NGT)
Pengertian
Melakukan pemasangan dari
rongga hidung ke lambung.
Tujuan
•
Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat yang
dicairkan.
•
Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada di dalam lambung.
•
1.1
Defnisi Sakit Kepala
Sakit kepala merupakan salah satu gejala yang paling
mengganggu dan merupakan masalah kesehatan yang paling sering dialami. Umumnya
sakit kepala terjadi hanya sebentar dan hilang keesokan harinya, tetapi ada
juga yang sakitnya kambuh sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian.
Beberapa orang
RADANG DAN BEBERAPA PENYAKIT LAIN PADA ALAT-ALAT GENITAL WANITA
RADANG
DAN BEBERAPA PENYAKIT LAIN PADA ALAT-ALAT GENITAL WANITA
RADANG
Pada wanita terdapat hubungan dari dunia
luar dengan rongga peritoneum melalui vulva, vagina, uterus dan tuba falloppi.
Untuk mencegah terjadinya infeksi dari dunia luar dan untuk menjaga jangan sampai infeksi melauas, masing –
masing alat traktus genatalis memiliki mekanisme pertahanan.
Vulva umumnya lebih resisten
TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN JANIN MASA KEHAMILAN LANJUT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga
sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik, diantaranya dari segi ibu
dan anak, adalah merupakan pertimbangan yang penting. Dewasa ini kita
dihadapkan pada persiapan menjelang perkembangan yang pesat dalam bidang
kesehatan. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menurunkan angka
PENYAKIT TULANG
BAB I
PENDHULUAN
1.1. Latar
belakang
Pembangunan
kesehatan akan berhasil secara optimal bila ditunjang oleh suatu sistem
pelayanan kesehatan di mana didalamnya mencakup berbagai upaya-upaya kesehatan
antara lain : Pelayanan Gizi, Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Pelayanan
Kedoteran Dan Pelayanan Perawatan.
Penyakit
tulang merupakan masalah dari
PEMERIKSAAN FISIK BAYI 0-1 TAHUN
PEMERIKSAAN
FISIK BAYI
Dasar Teori
Pemeriksaan bayi dilakukan sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi
atau tubuh bayi sudah stabil dan sesudah dilakukan pembersihan jalan
nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat dan bayi
ditempatkan ditempat yang hangat. Maksud pemeriksaan adalah untuk
mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera.
Pentunjuk
ORAL KONTRASEPSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan . Upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanent. Penggunaan kontrasepsi
merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilitas daya guna
( Efektifivenes ).Suatu cara kontrasepsi di ukur dengan rumus pearl yang
di gunakan
CALCIUM TIENS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG MASALAH
SEJARAH
5000 TAHUN.
Teknik
pengobatan cina dimuli sejak 5000 tahun yang lalu, dan mulai dibukukan sekitar
2500 tahun yang lalu dikenal dengan The Yellow Emperor’s Classics of Internal
Medicine.
STANDAR PANGOBATAN KAISAR DAN UJI COBA KE MANUSIA.
Sejarah
pengobatan pada awalnya lebih diutamakan untuk
METODE KALENDER
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan
kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk mengangkat derajat kehidupan bangsa telah
dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang
merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga
KELUARGA BERENCANA ALAMI METODE BILLING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanent. Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilitas.
Pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu (ketika ibu
tersebut dapat
PEMERIKSAAN FISIK PADA ORANG DEWASA
BAB
II
PEMERIKSAAN
FISIK PADA ORANG DEWASA
Untuk regulasi panas
tubuh diperlukan kosentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan
disekitar Hipotalamus posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7
derajat Celcius dari normal (1.4 F).
2.1 Faktor-faktor yang
mempengaruhi suhu tubuh yaitu antara lain :
Umur:
Bayi yang baru
MENSTRUASI
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam
kehidupan remaja, haid adalah hal yang sudah biasa. Karena bagi perempuan kalau
sudah baligh pasti mengalami menstruasi. Biasanya haid pertama kali pada usia
10 sampai 16 tahun. Apabila haid pertama wanita sering terjadi marah-marah,
pegal-pegal dikarenakan hormon meninggi.
Menstruasi
berlangsung kira-kira sekali dalam sebulan tapi ada juga
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. W DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketuban
pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnioritis sampai sepsis, yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu
Menurut
EASTMAN insidens PROM (Premature Rupture of the
Membrane)
PENYAKIT MAAG
BAB
I
PENDAHULUAN
Penyakit maag banyak diderita oleh
penduduk Indonesia.
Oleh karena itu penulis mencoba untuk menjelaskan pengertian dan penyebab
penyakit maag serta beberapa gangguan pencernaan (muntah dan diare). Disertai
beberapa langkah praktis untuk mengatasi dan mencegha tau menghindarinya.
Mengingat pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbats, maka penulis sadar bahwa
METODE KONTRASEPSI IMPLANT
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebelum tahun 1967 masalah kependudukan belum dapat
perhatian yang sewajarnya dari pemerintah karma menganut paham bahwa jumlah penduduk
yang besar merupakan potensi yang besar untuk untuk menggali dan mengolah
sumber kekayaan alam Indonesia.
Masalah kependudukan khususnya gagasan terhadap KB
telah dimulai
PELVIC INFLAMMATORY DISEASE
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi tinggi berasal dari Tuba, Uterus, ovarium, para
metrium, peritoneum golongan ini disebut “Pelvic INflamatory discase”.
Batas antara kedua golongan ini ialah
ostium uteri internum. Infeksi tinggi sangat besar pengaruhnya pada kesehatan
karena dapat menimbulkan infertilits, perlekatan-perlekatan. Pada umumnya,
infeksi tinggi terjadi sekunder dari infeksi
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. E PERSALINAN NORMAL DENGAN ROBEKAN PERINEUM DERAJAT II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan adalah menunjukkan
saat-saat yang menyenangkan dan sekaligus yang dirasakan oleh ibu dan keluarga,
semua ibu menginginkan kehamilan maupun persalinannya berjalan lancar, aman dan
normal.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
KELUARGA BERENCANA ALAMI METODE OVULASI BILLINGS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat
permanent. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variable yang
mempengaruhi fertilitas. Pasangan secara sukarela menghindari senggama pada
masa subur ibu (ketika ibu tersebut dapat
OLAHRAGA DAN RELAKSASI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tubuh manusia dirancang untuk berburu, membela diri
dan berpergian jarak jauh dengan berjalan kaki. Saat ini, gaya hidup manusia
sudah berubah, kita sekarang hanya berhadpan dengan supermarket, guru-guru atau
bos dan tombol-tombol pengendali jarak jauh. Tapi pada dasarnya tubuh manusia
diperlengkapi untuk aksi.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. F DENGAN IKTERUS NEONATORUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan kebidanan baru lahir adalah satu pelayanan
kesehatan utama yang diperkirakan dapat menurunkan angka kematian bayi baru
lahir. Selain itu diadakannya sistem rujukan yang selektif yang dapat
menurunkan angka kematian bayi baru lahir.
Ikterus adalah suatu gejala yang sering ditemukan
pada bayi baru lahir
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. R DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis) adalah gejala
yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan Trisemester I. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala ini terjadi ± 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung ± 10 minggu. Kalau ibu mual dan
Pelatihan Penerapan Penilaian Status Gizi dan Tes Kesegaran Jasmani pada Guru Sekolah Dasar
Ada dua hal penting yang berhubungan dengan kesehatan anak sekolah, yaitu status gizi dan tingkat kesegaran jasmani. Status gizi mencerminkan kondisi fisik seseorang, sedangkan kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Hasil analisis data kesegaran jasmani yang dikumpulkan pada kegiatan Sport Devoplemt Index tahun 2006 menunjukkan bahwa kesegaran jasmani masyarakat Indonesia 37,4 % masuk kategori kurang sekali, 43,90% kurang, 13,55 % sedang dan hanya 5,15 % yang masuk kategori baik dan baik sekali (Kemenegpora, 2007). Hal ini cukup memprihatinkan karena tingkat kesegaran jasmani yang sangat rendah di Indonesia .
Sedangkan apabila ditinjau dari status gizi, menurut data Riset Kesehatan Dasar (2007) di Indonesia prevalensi anak sekolah laki-laki kurus sebanyak 13,3 % dan perempuan sebanyak 10,9 %. Adapun prevalensi anak sekolah laki-laki gemuk sebanyak 9,5 % dan perempuan sebanyak 6,4 %.
Hal ini menunjukkan bahwa pemantauan status gizi dan tingkat kesegaran jasmani pada anak sekolah penting dilakukan. Data yang terkumpul akan dapat dipergunakan untuk merencanakan progam kesehatan sekolah untuk menanggulangi gangguan kesehatan anak sekolah yang terjadi.
PELATIHAN PENILAIAN STATUS GIZI DAN TKJI
Mengingat pentingnya penilaian status gizi dan tingkat kesegaran jasmani pada anak sekolah dasar maka pada tanggal 26 Mei 2012 sudah dilakukan Pelatihan Penerapan Metode Antropometri dan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk Menilai Status Gizi dan Tingkat Kesegaran Jasmani Anak Sekolah Dasar di SDN 1 Purwokerto Kulon, Kecamatan Purwokerto Selatan dengan sasaran peserta adalah para guru penjas dan kepala sekolah se Purwokerto Selatan.
Pelatihan ini dilakukan oleh Tim pengabdian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto yang diketuai oleh saya sendiri bersama dengan tim Kusnandar, S.Pd, M.Kes dan Nur Ulfah, SKM, M.Sc, sebagai bagian dari aplikasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Dharma Pengabdian kepada masyarakat.Pelatihan dibuka oleh Kepala Unit Pendidikan Kecamatan Purwokerto Selatan Drs. Agus Wahidin, M.M.Pd.
Sebelum materi diberikan, dilakukan uji pretest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang sudah dimiliki oleh para peserta tentang status gizi dan tes kesegaran jasmani. Setelah materi diberikan juga dilakukan pos test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan yang sudah peserta serap selama pelatihan.
Sebagai penghargaan diberikan Doorprize untuk peserta dengan nilai pretest tertinggi yang diraih oleh Endrayani dari SDN 3 Purwokerto Kulon. Doorprize lainnya juga diberikan kepada peserta yang beruntung sesuai dengan undian. Selain itu peserta juga diberikan modul pelatihan berisi materi tentang Metode Antropometri dan Tes Kesegaran Jasmani. Berikut adalah secara sekilas isi materi modul yang diberikan.
MATERI 1: METODE ANTROPOMETRI UNTUK MENILAI STATUS GIZI
Penilaian status gizi secara langsung yang banyak digunakan adalah penilaian dengan menggunakan metode Antropometri.
Antropometri berasal dari kata anthroposdan metros. Anthropos artinya tubuh dan metrosartinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh .Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit .
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Beberapa indeks antropometri yang digunakan untuk anak sekolah umur 5- 18 tahun yaitu yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Sebelumnya IMT hanya dapat digunakan untuk orang dewasa, tapi melalui website resminya (http://www.who.org) Mulai tahun 2007 World Health Organization (WHO) telah meresmikan penggunakan IMT untuk anak sekolah usia 5-18 tahun.
Di Indonesia juga sudah diberlakukan berdasar Kepmenkes RI No. 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak, untuk anak usia 5-18 tahun penilaian status gizi antropometrinya menggunakan IMT.
Indeks massa tubuh merupakan kombinasi antara pengukuran berat badan dan tinggi badan. Rumus Indeks Massa Tubuh :
BB (dlm kg)/TBXTB (dlm Meter)
Untuk anak usia 5-18 tahun kita tidak bisa langsung mengambil nilai IMT untuk mengkatagorikan dalam kategori normal atau lebih/kurang, tapi harus dibandingkan dulu dengan Standar Deviasi menurut tabel/grafik IMT anak sekolah yang dikeluarkan oleh WHO. Berikut adalah kategorinya
NO | KATEGORI | NILAI |
1. | OBESITAS | >+2SD |
2. | OVER WEIGHT (GEMUK) | >+1 SD sampai dengan +2 SD |
3. | NORMAL | -2 SD sampai dengan +1 SD |
4. | KURUS | -3 SD sampai dengan -2 SD |
5. | SANGAT KURUS | < -3 SD |
MATERI 2: TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR
Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010) Kesegaran jasmani atau kata lain Physical Fitness adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dan bekerja secara optimal dan efisien.
Komponen yang berkaitan dengan tingkat kesegaran jasmani ada 8 komponen yaitu :
- Daya tahan (endurance)
- Kecepatan (speed)
- Kekuatan (strenght)
- Keseimbangan (balance)
- Kelincahan (agalyty)
- Koordinasi (coordination)
- Kelentukan ( flexibility )
- Tenaga Eksposif
Dalam Lokakarya Kesegaran Jasmani tahun 1984 telah disepakati instrumen untuk menilai kesegaran jasmani yang disebut Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Instrumen ini ditetapkan berlaku untuk seluruh Indonesia karena disusun berdasarkan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi untuk 4 kelompok umur, yaitu kelompok umur 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-19 tahun. Umur rata-rata anak yang duduk di bangku sekolah dasar adalah 6-12 tahun, sehingga menggunakan 2 metode TKJI yaitu untuk umur 6-9 tahun dan umur 10-12 tahun.
Rangkaian TKJI untuk anak umur 6-9 tahun terdiri dari :
(1). Lari 30 meter : untuk mengukur kecepatan
(2) Gantung siku tekuk : mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu
(3) Baring duduk 30 detik : mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut
(4) Loncat tegak : untuk mengukur tenaga eksposif
(5) Lari 600 meter : mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan paru-paru
Rangkaian TKJI untuk anak umur 10-12 tahun terdiri dari
(1). Lari 40 meter : untuk mengukur kecepatan
(2) Gantung siku tekuk : mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu
(3) Baring duduk 30 detik : mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut
(4) Loncat tegak : untuk mengukur tenaga eksposif
(5) Lari 600 meter : mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan paru-paru
Untuk butir tes lari dan gantung siku tekuk menggunakan satuan ukuran waktu (menit dan detik), butir tes baring duduk menggunakan satuan ukuran jumlah hitungan gerak, adapun untuk butir tes loncat tegak menggunakan satuan tinggi (cm). Hasil ukurnya kemudian dibandingkan dengan tabel nilai TKJI untuk kemudian ditentukan klasifikasinya termasuk dalam kategori kurang sekali- baik sekali dan dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Tim pengabdian mengucapkan banyak terimakasih kepada Drs. Agus Wahidin, M.M.Pd selaku Kepala Unit Pendidikan Purwokerto Selatan, Ibu Rasini selaku kepala sekolah SDN 1 Purwokerto Kulon yang telah menyediakan tempat penyelenggaraan dan kepada bapak Muhirin selaku koordinator lapangan.
Semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan siswa sekolah dasar.
Bagi para peserta Pelatihan dapat Download Foto-Foto Pelatihan
DISINI
Lihat Artikel Menarik lainnya di Daftar Isi ARTIKEL GIZI DAN KESEHATAN
Visit juga Toko Online Kesehatan
Produk
Sunday, May 27, 2012
HIRSCHPRUNG
BAB
I
PENDAHULUAN
Ada beberapa pengertian mengenai
hirschprling atau mega calon, namun pada intinya sama yaitu penyakit yang
disebabkan oleh obstruksi mekanisme dan tidak adekuatnya motilitas pada usus
sehingga tidak evakuasi usus spontan dan tidak mempunyai spinkter rectum
berelaksasi.
Menurut beberapa literature, penyakit ini merupakan penyakit bawaan sejak
lahir. Apabila sejak awal
SISTEM ENDOKRIN
BAB
I
SISTEM
ENDOKRIN
Kelenjar endokrin atau
kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung ke
dalam darah yang beredar dalam jaringan. Kelenjar tanpa melewati duktus atau
saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada
yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Di samping itu juga ada
yang menghasilkan lebih dari satu
HAKEKAT KEPERAWATAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, bentuk pelayanan biopsikososial dan
spiritual yang komprehensif, ditunjukkan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang
FUNGSI SEL
FUNGSI
SEL
Fungsi sel bervariasi tergantung tujuan dasarnya, misalnya sel-sel heper
berhubungna dalam menghasilkan perubahan kimia, sel-sel tidak saling
berdempetan satu sama lainnya, tetpi dipisahkan oleh satu ruang dengna sedikit
cairan. Air dan bahan kimia lewat dari cairan ke sel dan sel kecairan, membrane
sel melakukan penyaringan permeabilitas, membiarkan beberapa babhan lewat dan yang
FLUOR ALBUS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Flour albus bukan penyakit
melainkan gejala yang paling sering kita jumpai dalam Gynekologi.
Yang dimaksud dengan flour
albus adalah cairan yang keluar dari vagina yang bersifat berlebihan dan bukan
merupakan darah. Secara normal selalu seseorang wanita yang mengeluarkan cairan
dari alat kelaminnya yang berasal
EPILEPSI PADA KEHAMILAN
BAB
I
PENDAHULUAN
Epilepsi merupakan kelainan Neurologik, dimana pada ibu hamil merupakan
tata laksana yang yang adekuat dan tanpa beresiko baik terhadap ibu / bayi
resiko pada waita epilepsi yang hamil lebih besar dari pada pda normal yang
hamil. Untuk banyak mengulangi resiko, maka dokter ahli neurology bekerja sama
agar bayi dan ibu mengalami kesehatan jasmani dan rohani. Angka kematian
TERAPI SULIH HORMON
TERAPI
SULIH HORMON
Hormone replacemen therapy atau yang
diterjemahkan sebagai terapi sulih hormone didefinisikan sebagai : 12
A. Beberapa Cara Pemberian Terapi Sulih Hormon
Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan
progesteron. Pilihan rejimen
yang digunakan bergantung pada riwayat histerektomi. Untuk wanita yang tidak
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY’E’POST PARTUM DENGAN TONIA UTERI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Asuhan pada masa
nifas diperlukan dalam penode ini karena merupakan masa kritis baik bagi ibu
maupun bayinya, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Seorang ibu dapat meninggal karena perdarahan pasca
persalinan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. S DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL (REMATIK)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Datu dari delapan orang wanita di Amerika Serikat mempunyai massa hidup berisiko
untuk mengalami kanker payudarah. Insidennya terus meningkat sementara
mortalitasnya tetap sama. Tipe kanker payudarah yang paling umum adalah
karsinoma duktal infiltrasi (75 % kasus). Tumor ini keras saat palpasi,
biasanya
ASUHAN PADA BAYI DENGAN PENYAKIT YANG LAZIM PADA BAYI
ASUHAN
PADA BAYI DENGAN PENYAKIT YANG LAZIM PADA BAYI
Miliariasis
Miliariasis (
biang keringat) adalah dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat
tersumbatnya pori kelenjar keringat sehingga pengeluaran keringat tertahan yang
ditandai dengan timbulnya vesikel miliar di muara kelenjar keringat. Biasa
terjadi atau timbul bila udara panas atau lembab.
Ada 3 macam
miliariasis:
ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA. MAMAE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA. MAMAE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Datu dari delapan orang wanita di Amerika Serikat mempunyai massa hidup berisiko
untuk mengalami kanker payudarah. Insidennya terus meningkat sementara
mortalitasnya tetap sama. Tipe kanker payudarah yang paling umum adalah
karsinoma duktal infiltrasi (75 % kasus). Tumor ini
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN
PREEKLAMSIA RINGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat
ini kesehatan ini dan anak merupakan masalah yang sangat penting karena
merupakan tolak ukur derajat kesehatan sesuatu negara. Akselerasi pencapaian
visi indonesia sehat 2010 melalui pembangunan kesehatan.
Indikator
derajat kesehatan
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. Y DENGAN ANEMIA BERAT
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. Y
DENGAN ANEMIA BERAT
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakan
Anemia dalam kehamilan merupakan masalah nasional,
karena mencerminkan nilai kesejahteraan social – ekonomi masyarakat dan
berpengaruh sangat besar terhadap kualitas sumber daya masyarakat.
Menurut WHO 40 % kematian ibu di Negara berkembang
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NY. L DENGAN ROBEKAN PERINEUM TINGKAT II
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
NY. L
DENGAN ROBEKAN PERINEUM TINGKAT II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perineum merupakan bagian yang
sangat penting dalam fisiologi. Keutuhan
perineum tidak hanya berperan atau menjadi bagian penting dari proses
persalinan, tetapi juga diperlukan untuk mengontrol proses buang air besar dan
buang air kecil, menjaga aktifitas peristaltik
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. A BAYI BARU LAHIR NORMAL 2 JAM
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. A
BAYI BARU LAHIR NORMAL 2 JAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia sebagian besar (85 % - 90
%) persalinan adalah normal akan tetapi gangguan dalam kehamilan dan proses
persalinan dapat mempengaruhi kesehatan bayi-bayi yang baru dilahirkan. (Depkes
RI, 2004)
Survey telah menunjukkan bahwa sebagian
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. M DENGAN ASFIKSIA BERAT
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. M
DENGAN
ASFIKSIA BERAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipoksia yang terdapat
pada penderita asfiksia ini merupakan faktor
terpenting yang dapat menghambat bayi baru lahir terhadap kehidupan extra
uterin. Penilaian statistik dan pengalaman klinis atau patologi anatomis
menunjukkan bahwa keadaan ini
ASUHAN KEBIDANAN PAD A NY. E KEHAMILAN DENGAN ANEMIA SEDANG
ASUHAN KEBIDANAN PAD A NY.
E KEHAMILAN
DENGAN ANEMIA SEDANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah salah satu
pelayanan kesehatan utama. Kehamilan melibatkan perubahan fisik dan emosional
pada ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan menghasilkan
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. N DENGAN ANEMIA RINGAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. N
DENGAN
ANEMIA RINGAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian ibu di Indonesia cukup tinggi
yaitu 379/100.000 kelahiran hidup. Dan anemia pada kehamilan merupakan penyebab
tidak langsung AKI. Target Indonesia Sehat 2010 adalah penurunan angka kematian
ibu 125/100.000 kelahiran hidup .
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. N DENGAN KEHAMILAN NORMAL
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. N DENGAN
KEHAMILAN NORMAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan
salah satu pelayanan kesehatan yang dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) sampai 20%. Salah satu fungsi terpenting dari
perawatan ANC adalah untuk memberikan saran dan informasi pada setiap
wanita untuk dapat mengenal tanda-tanda bahaya dan
ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI
ANATOMI
DAN FISIOLOGI
ORGAN
REPRODUKSI
Organ
Reproduksi Wanita
Saat dilahirka
seorang anak wanita telah mempunyai organ reproduksi yang lengkap tapi belum
berfungsi sepenuhnya. Organ reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang
wanita telah memasuki masa pubertas. Anatomi organ reproduksi wanita terdiri
atas vulva, vagina, serviks, rahim, saliran telur dan indung telur.
Vulva
Seks yang Aman Selama Kehamilan
Selain perubahan fisik, wanita yang sedang hamil biasanya memiliki perubahan kebutuhan akan perhatian dan keintiman dalam hubungan dengan pasangannya.
Dari sisi emosional, wanita hamil lebih sensitif, dan keintiman sudah bisa mereka rasakan lewat sentuhan atau sekedar bicara berdua dengan pasangan di tempat tidur sambil berpegangan tangan, meski begitu hubungan seks sama sekali tidak dilarang selama masa kehamilan.
Berikut rambu-rambu yang perlu Anda ketahui untuk melakukan seks yang aman ketika hamil :
- Posisi woman on top atau menyamping adalah posisi yang nyaman untuk wanita hamil.
- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.
- Penggunaan benda asing di sekitar vagina atau alat bantu seks, sebisa mungkin dihindari.
- Rasa pengertian, empati, kreatifitas dan humor adalah aspek yang sebaiknya ada ketika melakukan hubungan seksual pada saat kehamilan.
- Kapan pun, ibu hamil berhak mengatakan ’Tidak’
- Jika kehamilannya memiliki resiko tinggi, penetrasi dan orgasme sebaiknya dihindari sampai dokter menyatakan aman. Rangsangan melalui puting juga harus dihindari pada kondisi kehamilan seperti ini.
- Hindari penetrasi jika air ketuban bocor atau pecah.
- Kontak seksual dalam bentuk apa pun harus dihindari jika ibu hamil atau pasangannya telah terkontaminasi atau terkena virus HIV.
- Gunakan kondom jika memang tetap ingin melakukan aktivitas seksual.
Friday, May 25, 2012
ASUHAN ANTENATAL (Antenatal Care)
Definisi
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Tujuan
1. menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2. memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Asuhan antenatal HARUS dimulai sedini mungkin.
Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
- sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
- 28 – 36 minggu : 2 minggu sekali
- di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE
Tujuan
1. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan
5. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
Anamnesis
Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.
Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan.
Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.
Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup.
Ada/tidaknya masalah2 pada kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya.
Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat.
Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya.
Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.
Pemeriksaan Fisis
Status generalis / pemeriksaan umum
Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.
Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg.
Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).
Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut).
Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi.
Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul).
Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik
Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus – pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak tangan.
Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di
atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5)
Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec yaitu : tinggi fundus (cm) – (12/13/14)) x 155 gram.
Auskultasi : dengan Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit.
Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin).
Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan dan BIMANUAL dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah (presenJANGAN LUPA, SELALU PALPASI BIMANUAL PADA PEMERIKSAAN VAGINAL !!!!
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati)
2. ketuban pecah dini – dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis).
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi.
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
Pemeriksaan rektal (rektal touché) : dilakukan atas indikasi.
PEMERIKSAAN LANJUTAN
Jadwal kunjungan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu sekali).
Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :
1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri.
2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG).
Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu.
Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV).
Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal, periksa ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
Lain-lain
Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan pada trimester pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi sekecil-kecilnya.
Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
NASEHAT UNTUK PERAWATAN UMUM / SEHARI-HARI
Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup.
Olahraga dapat ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit.
Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
Imunisasi
Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai indikasi.
Bepergian dengan pesawat udara
Tidak perlu kuatir bepergian dengan menumpang pesawat udara biasa, karena tidak membahayakan kehamilan. Tekanan udara di dalam kabin kapal penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa.
Mandi dan cara berpakaian
Mandi cukup seperti biasa.
Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru dapat mengganggu flora normal vagina.
Selain itu aplikasi sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli cairan yang dapat berbahaya.
Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, harus dihentikan (abstinentia).
Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks / uterus.
Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau abortus habitualis, kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan dilakukan.
Perawatan mammae dan abdomen
Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan. Striae / hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.
Hewan piaraan
Hewan piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya, bulu kucing / burung, dapat mengandung parasit toxoplasma). Dianjurkan menghindari kontak.
Merokok / minuman keras / obat-obatan
Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas dan menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin dan menekan perkembangan susunan saraf pusat pada janin.
Gizi / nutrisi
Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil.
Untuk pencegahan anemia defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.
ABORSI
Konsep Dasar Aborsi
Dalam konsep dasar aborsi
hal-hal yang akan dibahas meliputi pengertian aborsi, macam-macam aborsi,
teknik aborsi, alasan wanita untuk aborsi, dampak/resiko aborsi, komplikasi
aborsi dan pasal-pasal yang terkait dalam aborsi.
Pengertian Aborsi
Menurut Ozzi (2002) aborsi
adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
Labels:
Keperawatan,
Komunitas,
Maternitas
Location:
Indonesia
Thursday, May 24, 2012
Semakin Bertambah Tua, Harusnya Makan Lebih Sedikit
Tahukah anda, bahwa semakin bertambah umur, harusnya kita makan dalam jumlah yang lebih sedikit ? Tapi kadang hal tersebut sulit kita lakukan. Masih tuapun kita tetap makan banyak. Tak heran kalau banyak orangtua yang sudah menjadi Lansia (lanjut usia) kemudian menjadi obesitas. Mungkin ada juga yang mengatakan bahwa dia sebenarnya tidak banyak merubah pola makan dari sejak masa muda, tapi kenapa mudanya langsing, tuanya bisa obesitas?
Hal ini dikarenakan semakin tambah umur kebutuhan energi kita semakin berkurang. Ada energi yang disebut dengan Energi Metabolisme Basal (EMB), yaitu energi dasar yang dibutuhkan oleh manusia, EMB ini merupakan energi untuk melakukan kerja internal, yaitu kerja metabolisme organ-organ tubuh bagian dalam. EMB diukur pada saat kita istirahat, tetapi tidak tidur, fisik dan emosi dalam keadaan rileks, kurang lebih 12 – 18 jam sesudah makan
Pada remaja EMB meningkat 12 %, tapi seiring dengan bertambahnya umur, dikarenakan menurunnya fungsi organ dan melambatnya metabolisme maka EMB akan semakin berkurang yaitu pada umur 30 –49 tahun, umur 50 –59 tahun, dan usia 70 tahun keatas, EMB akan turun masing-masing 3 %, 7,5 % dan 10 %. Selain itu menurut acuan Angka Kecukupan Gizi yang dikeluarkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004), mulai umur 30an, kebutuhan energi kita berkurang 100-450 Kalori dibanding saat kita masih remaja.
Hal ini dikarenakan semakin tambah umur kebutuhan energi kita semakin berkurang. Ada energi yang disebut dengan Energi Metabolisme Basal (EMB), yaitu energi dasar yang dibutuhkan oleh manusia, EMB ini merupakan energi untuk melakukan kerja internal, yaitu kerja metabolisme organ-organ tubuh bagian dalam. EMB diukur pada saat kita istirahat, tetapi tidak tidur, fisik dan emosi dalam keadaan rileks, kurang lebih 12 – 18 jam sesudah makan
Pada remaja EMB meningkat 12 %, tapi seiring dengan bertambahnya umur, dikarenakan menurunnya fungsi organ dan melambatnya metabolisme maka EMB akan semakin berkurang yaitu pada umur 30 –49 tahun, umur 50 –59 tahun, dan usia 70 tahun keatas, EMB akan turun masing-masing 3 %, 7,5 % dan 10 %. Selain itu menurut acuan Angka Kecukupan Gizi yang dikeluarkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004), mulai umur 30an, kebutuhan energi kita berkurang 100-450 Kalori dibanding saat kita masih remaja.
Cara Detoks Unik
Plester Morinoki ditempel di kaki malam hari, racun tubuh keluar sendiri
Mei-Juni ada Promo Diskon 5 %! Toko Sehat Ayu
Kebutuhan energi yang menurun harusnya diimbangi dengan asupan yang juga semakin menurun. Pengurangan tersebut dapat dengan mengurangi jumlah karbohidrat yang masuk ke tubuh kita. Pengurangan 100 gram nasi akan membuat asupan kita menurun 145 kalori. Selain itu dapat dengan mengurangi jumlah lemak yang kita konsumsi. Diantara 3 unsur utama makanan, kemampuan menghasilkan energi yang terbesar adalah lemak karena dalam 1 gram lemak akan diubah menjadi 9 kalori, sementara karbohidrat dan protein cuma 4 kalori. Oleh karena itu kita harus mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi seperti: jeroan, susu full cream, mentega, santan, dll.
Dapat juga kita lakukan melalui modifikasi cara memasak. Apabila kita memasak lauk dengan dipanggang atau direbus, dibanding dengan digoreng, maka kita akan mengurangi 45 Kalori dalam setiap porsi lauk yang kita santap.
Dapat juga kita lakukan melalui modifikasi cara memasak. Apabila kita memasak lauk dengan dipanggang atau direbus, dibanding dengan digoreng, maka kita akan mengurangi 45 Kalori dalam setiap porsi lauk yang kita santap.
Tentu saja, tidak semua makanan harus kita kurangi, ada konsumsi yang harus kita pertahankan atau ditambah seperti asupan protein, yang penting untuk regenerasi sel-sel tubuh, serta sayuran dan buah-buahan , untuk mendukung kebutuhan serat dan memperlancar kerja pencernaan. ***
Lihat Artikel menarik lainnya pada Daftar Isi Artikel Gizi dan Kesehatan
Wednesday, May 23, 2012
Tips Diet Penderita Tinggi Kolesterol
Sebelum menjelaskan tips diet untuk penderita Kolesterol, saya akan membahas dulu apa itu Kolesterol. Sebenarnya tidak semuanya kolesterol itu jahat. Kolesterol itu ada beberapa macam, ada yang disebut Low Density Cholesterol (LDL) dan High Density Cholesterol (LDL). LDL sering disebut kolesterol jahat karena membawa kolesterol dari hati dan melepaskannya ke dinding pembuluh darah, akibatnya bisa terjadi penumpukan/plak di dinding pembuluh darah yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Sedangkan LDL disebut kolesterol baik karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke dalam hati. Trigliserida merupakan jenis lemak lainnya yang terdapat dalam makanan.
Kenaikan secara bersama-sama kadar kolesterol (hiperkolesterol, terutamaLDL) maupun trigliserida (hipertrigliserida) disebut dislipidemia.
Na, berikut adalah Tips-Tips Diet untuk mengatasinya :
- Konsumsi rendah kolesterol
Kolesterol merupakan produk khas hewani, maka diet jenis ini dianjurkan mengurangi konsumsi produk hewani yang kaya akan kolesterol seperti otak, jeroan, kuning telur, daging merah yang berlemak, dan lemak hewani. Pada dislipidemia tanpa Diabetes dianjurkan asupan kolesterol < 300 mg/hari, sedangkan penderita dislipidemia yang berawal dari Diabetes dibatasi asupan kolesterol <200 mg/hari
- Tingkatkan konsumsi Ikan
Asam lemak Omega-3 yang terdapat dalam ikan berperan dalam membentuk prostasiklin yang akan mencegah penyakit jantung koroner, dan meningkatkan pelebaran pembuluh darah. Anjuran konsumsi ikan 2-3 kali per minggu.
- Kurangi konsumsi Karbohidrat murni
Makanan yang mengandung karbohidrat murni seperti gula, madu, serta makanan manis seperti kecap, abon, dendeng, coklat dll, dapat meningkatkan sintesis trigliserida dalam tubuh.
- Tingkatkan Konsumsi serat
Khususnya serat yang larut air, karena menghambat penyerapan kolesterol di dinding usus. Contoh sayuran dan buah yang tinggi serat larut air seperti: labu siam, terong, oyong, lobak, melon, semangka, belimbing dan jambu. Gunakan makanan tinggi serat larut air seperti: agar-agar, rumput laut, kolang-kaling, cincau, sebagai camilan menggantikan kue-kue tinggi karbohidrat
dengan Midori Gold Chlorophyl, harga murah 1 pak=30 sachet
Promo Diskon 5 % !!! Toko Sehat Ayu
5. Konsumsi Susu Kedelai
Susu jenis ini dapat digunakan sebagai alternatif sumber kalsium dan fosfor sebagai pengganti susu sapi
6. Pilih cara memasak yang sedikit menggunakan minyak/lemak seperti: menumis, merebus, menanak dan memepes.
- Olahraga secara teratur dan hindari stres fisik, psikologis maupun emosional
Sumber :
Asuhan Nutrisi Rumah Sakit
Andry Hartono
Subscribe to:
Posts (Atom)