(Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
A.Agent
Agent dari ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995).
Penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung, nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 % diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%. Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari 300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995).
B.Host
a. Faktor keturunan
ISPA memang bukan penyakit keturunan namun adakalanya ISPA disebabkan oleh alergi yang merupakan penyakit keturunan.
b. Mekanisme pertahanan tubuh
ISPA banyak diderita oleh anak-anak karena mekanisme pertahanan tubuh anak masih rentan dibanding mekanisme pertahan tubuh orang dewasa yang sudah kuat.
c. Umur
Banyak diderita oleh anak-anak
d. Pekerjaan
Orang yang bekerja di lingkungan yang berdebu, berpolusi atau dilingkungan yang dipenuhi oleh zat kimia cenderung banyak yang menderita ISPA.
e. Kebiasaan hidup
Seseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.
C.Environment
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA.
Pada ISPA, dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu :
1. Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena batuk-batuk.
2. Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk dan bersin.
3. Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang telah dicemari oleh jasad renik.
Tuesday, October 25, 2011
Thursday, October 13, 2011
Fisiologi Pernapasan
Proses fisiologi pernapasan yaitu proses O2 dipindahkan dari udara kedalam jaringan- jaringan, dan CO2 dikeluarkan keudara, dan itu merupakan fungsi paru-paru. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut, pada waktu bernapas oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungannya dengan darah didalam kapiler pulmonalis. Hanya satu lapisan membran, yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru- paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
Pernapasan dapat dibagi menjadi tiga stadium, yaitu:
1. Ventilasi
Ventilasi adalah masuknya campuran gas-gas kedalam dan keluar paru . udara bergerak masuk dan keluar paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Rangka toraks berfungsi sebagai pompa. Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot. Otot sternokleidomastoideus mengangkat sternum keatas dan otot seratus, skalenus dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga. Toraks membesar ke tiga arah yaitu anteroposterior, lateral, dan vertical. Peningkatan volume ini menyebabkan penurunan tekanan intrapleura, dari sekitar -4 mm Hg ( relatif terhadap tekanan atmosfer ) menjadi sekitar -8 mm Hg bila paru mengembang pada waktu inspirasi. Pada saat yang sama tekanan intrapulmonal atau tekanan jalan napas menurun sampai sekitar -2 mm Hg ( relative terhadap tekanan atmosfer ) dari 0 mm Hg pada waktu mulai inspirasi. Selisih tekanan antara jalan napas dan atmosfer menyebabkan udara mengalir kedalam paru sampai tekanan jalan napas pada akhir inspirasi sama dengan tekanan atmosfer.
Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, rangka iga turun dan lengkung diafragma naik keatas kedalam rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. Otot interkostalis internus dapat menekan iga kebawah dan kedalam pada waktu ekspirasi kuat dan aktif, batuk, muntah, atau defekasi. Selain itu, otot-otot abdomen dapat berkontraksi sehingga tekanan intraabdominal membesar dan menekan diafragma keatas. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Tekanan intrapulmonal sekarang meningkat dan mencapai sekitar1-2 mm Hg diatas tekanan atmosfer. Selisih tekanan antara jalan napas dan atmosfer menjadi terbalik sehingga udara mengalir keluar dari paru sampai tekanan jalan napas dan tekanan atmosfer menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi. Tekanan intrapleura selalu ada dibawah tekanan atmosfer selama siklus pernapasan. Perubahan ventilasi dapat dinilai dengan uji fungsional paru.
2. Transportasi
a. Difusi
Tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi gas-gas melintasi membran alveolus-kapiler yang tipis ( tebalnya kurang dari 0,5 μm ). Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan keseimbangan antara O2 di kapiler darah paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan bahwa paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi. Pada beberapa penyakit misalnya fibrosis paru, sawar darah dan udara dapat menebal dan difusi melambat sehingga keseimbangan mungkin tidak lengkap, terutama sewaktu berolahraga ketika waktu kontak total berkurang. Jadi, blok difusi dapat mendukung terjadinya hipoksemia, tetapi tidak dianggap sebagai factor utama. Pengeluaran CO2 dianggap tidak dipengaruhi oleh kelainan difusi.
b. Hubungan antara ventilasi-perfusi
Pemindahan gas secara efektif antara alveolus dari kapiler paru membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru dan perfusi ( aliran darah )dalam kapiler. Dengan kata lain ventilasi dan perfusi unit pulmonal harus sesuai. Pada orang normal dengan posisi tegak dan dalam keadaan istirahat, ventilasi dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru. Sirkulasi pulmonal dangan tekanan dan resistensi rendah mengakibatkan aliran darah dibasis paru lebih besar daripada dibagian apeks, disebabkan gaya tarik bumi. Namun ventilasinya cukup merata. Nilai rata-rata rasio antara ventilasi terhadap perfusi (V/Q) adalah 0,8. angka ini didapat dari rasio rata-rata laju ventilasi alveolar normal (4L/menit) dibagi dengan curah jantung normal (5L/menit).
c. Transpor O2 dalam darah
O2 dapat diangkut dari paru ke jaringan-jaringan melalui dua jalan yaitu secara fisik larut dalam plasma atau secara kimia berikatan dengan Hb (Hb) sebagai oksiHb (HbO). Ikatam kimia O2 dengan Hb ini bersifat reversible, dan jumlah sesungguhnya yang diangkut dalam bentuk ini mempunyai hubungan nonlinear dengan tekanan parsial O2 dalam darah arteri (PaO2), yang ditentukan oleh jumlah O2 yang secara fisik larut dalam plasma darah. Selanjutnya jumlah O2 yang secara fisik larut dalam plasma mempunyai hubungan langsung dengan tekanan parsial O2 dalam alveolus (PaO2). Jumlah O2 juga bergantung pada daya larut O2 dalam plasma. Hanya sekitar 1% dari jumlah O2 total yang diangkut ke jaringan-jaringan ditranspor dengan cara ini. Cara transport seperti ini tidak memadai untuk mempertahankan hidup walaupun dalam keadaan istirahat sekalipun. Sebagian besar O2 diangkut oleh Hb yang terdapat dalam sel darah merah.
Konsentrasi Hb rata-rata dalam darah laki-laki dewasasekitar 500gram per 100 ml sehingga 100 ml darah dapat mengangkut 20,1 ml O2 (15x1,34) bila O2 jenuh (SaO2) adalah 100%. Tetapi sedikit darah vena campuran dari sirkulasi bronchial ditambahkan kedarah yang meninggalkan kapiler paru dan sudah teroksigenasi. Proses pengenceran ini menjelaskan mengapa hanya kira-kira 97% darah yang meninggalkan paru menjadi jenuh, dan hanya 19,5 (0,97x20,1) volume persen yang diangkut ke jaringan.
Pada tingkat jaringan, O2 akan melepaskan diri dari Hb kedalam plasma dan berdifusi dari plasma ke sel-sel jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan jaringan yang bersangkutan. Meskipun kebutuhan jaringan bervariasi, namun sekitar 75 % Hb masih berikatan dengan O2 pada waktu Hb kembali ke paru dalam bentuk darah vena campuran. Jadi hanya sekitar 25 % O2 dalam darah arteri yang digunakan untuk keperluan jaringan. Hb yang melepaskan O2 pada tingkat jaringan disebut Hb tereduksi. Hb tereduksi berwarna ungu dan menyebabkan warna kebiruan pada darah vena, seperti yang kita lihat pada vena superfisial, misalnya pada tangan, sedangkan HbO2 berwarna merah terang dan menyebabkan warna kemerah-merahan pada darah arteri.
d. Transpor CO2 dalam darah
Homeostatis CO2 juga suatu aspek penting dalam kecukupan respirasi. Transport CO2 dari jaringan ke paru untuk dibuang dilakukan dengan tiga cara. Sekitar 10% CO2 secara fisik larut dalam plasma, karena tidak seperti O2, CO2 mudah larut dalam plasma. Sekitar 20% CO2 berikatan dengan gugus amino pada Hb (karbaminohemoglobin) dalam sel darah merah, dan sekitar 70% diangkut dalam bentuk bukarbonat plasma (HCO3-). CO2 berikatan dengan air dalam reaksi berikut:
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Reaksi ini reversible dan disebut persamaan buffer asam bikarbonat-karbonat. Keseimbangan asam-basa tubuh ini sangat dipengaruhi oleh fungsi paru dan homeostatis CO2. pada umumnya hiperventilasi (ventilasi alveolus dalam keadaan kebutuhan metabolisme yang berlebuhan) menyebabkan alkalosis (peningkatan pH darah melebihi pH normal7,4) akibat ekskresi CO2 berlebihan dari paru; hipoventilasi (ventilasi alveolus yang tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme) menyebabkan asidosis (penurunan kadar pH darah dibawah normal 7,4) akibat retensi CO2 oleh paru. Dengan memeriksa persamaan, terbukti bahwa penurunan PCO2 seperti yang terjadi pada hiperventilasi, akan menyebabkan reaksi bergeser kekiri sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi H+ (kenaikan pH) dan peningkatan PCO2 menyebabkan reaksi menjurus kekanan, menimbulkan kenaikan H+ (penurunan pH). Hipoventilasi terjadi pada banyak keadaan yang memengaruhi pompa pernapasan. Retensi CO2 juga dihubungkan dengan emfisema dan bronchitis kronik akibat udara yang terperangkap dalam paru.
Sama seperti jumlah O2 yang diangkut dalam darah yang berkaitan dengan PO2 dalam darah tersebut, demikian juga jumlah CO2 dalam darah berkaitan dengan PCO2.
3. Pernapasan Jaringan/ Interna
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin), mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya hasil buangan oksidasi, yaitu karbondioksida.
Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jaringan.
Udara (atmosfer yang dihirup):
Nitrogen ..............................................................................................................79 %
Oksigen ...............................................................................................................20 %
Karbondioksida ……………………………………………………………….0-04 %
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
Udara yang dihembuskan:
Nitrogen ………………………………………………………………………79 %
Oksigen ……………………………………………………………………….16 %
Karbondioksida ……………………………………………………………0-04 %
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan badan (20 % panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).
Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4500 sampai 5000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang surut atau tidal air, yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang.
Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat, disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot pernapasan.
B. KECEPATAN DAN PENGENDALIAN PERNAPASAN
1. Kecepatan pernapasan
Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas secara normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi istirahat. Pada bayi yang sakit ada kalanya urutan ini terbalik dan urutannya menjadi inspirasi-isturahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit:
Bayi Baru Lahir …………………………………………………………….30-40
Dua belas bulan ……………………………………………………………..30
Dua sampai lima tahun ………………………………………………………24
Orang dewasa ………………………………………………………………..10-20
2. Pengendalian Pernapasan
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua factor utama, kimiawi dan pengendalian oleh saraf. Beberapa factor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak didalam medulla oblongata, dan kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasan, yaitu otot diafragma dan otot interkostalis.
a. Pengendalian oleh Saraf
Pusat pernapasan ialah suatu pusat otomatik didalam medulla oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radix saraf servikalis impuls ini dihantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus. Dan bagian yang lebih rendah pada sumsum belakang, impulsnya berjalan dari daerah toraks melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostalis yang kecepatannya kira-kira 15 kali per menit. Impuls aferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara, diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernapasan didalam medula.
b. Pengendalian secara kimiawi
Faktor kimiawi ini adalah factor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan dan dalamnya gerakan pernapasan. Pusat pernapasan didalam sumsum sangat peka pada reaksi, kadar alkali darah harus dipertahankan. Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernaoasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
Wednesday, October 12, 2011
KANDIDIASIS VULVOVAGINAL
Pendahuluan
S: Subjektif
O: Objektif
A: Asessmen
P: Penatalaksanaan
Penyuluhan Pasien
Rujukan
Interaksi potensial penggunaan ARV
PENDAHULUAN
Kandidiasis Vulvovaginal adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh berbagai jenis Candida, terutama dari jenis Candida Albicans. Infeksi ini sering menyerang kaum wanita namun menjadi lebih sering dan berat pada penderita gangguan imunologi
S: Subjektif
O: Objektif
A: Asessmen
P: Penatalaksanaan
Penyuluhan Pasien
Rujukan
Interaksi potensial penggunaan ARV
PENDAHULUAN
Kandidiasis Vulvovaginal adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh berbagai jenis Candida, terutama dari jenis Candida Albicans. Infeksi ini sering menyerang kaum wanita namun menjadi lebih sering dan berat pada penderita gangguan imunologi
Monday, October 10, 2011
KONTRASEPSI STERILISASI
Sterilisasi melalui pembedahan merupakan jenis kontrasepsi yang cukup populer
American College of Obstetrician and Gynecologist (2003) : sterilisasi pada wanita merupakan pilihan bagi 28% pasangan di US
STERILISASI TUBA PADA MASA NIFAS
Dikerjakan segera pasca persalinan atau dalam waktu antara 12 sampai 24 jam pasca persalinan melalui sayatan kecil infraumbilikus
STERILISASI TUBA
American College of Obstetrician and Gynecologist (2003) : sterilisasi pada wanita merupakan pilihan bagi 28% pasangan di US
STERILISASI TUBA PADA MASA NIFAS
Dikerjakan segera pasca persalinan atau dalam waktu antara 12 sampai 24 jam pasca persalinan melalui sayatan kecil infraumbilikus
STERILISASI TUBA
METODE KONTRASEPSI LAIN
METODE LAIN
ABSTINENSIA
Tujuan utama adalah untuk mencegah PMS
Sasarannya adalah kaum remaja
Kaum remaja diajak untuk bersikap “ NO “ untuk sexual intercourse
Situasi tekanan seksual yang tinggi harus dihindarkan
“ No” should be said clearly
SANGAMA TERPUTUS [ coitus interuptus ]
Keluarkan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi
Memerlukan disiplin tinggi ; Kegagalan 4% - 19%
ABSTINENSIA
Tujuan utama adalah untuk mencegah PMS
Sasarannya adalah kaum remaja
Kaum remaja diajak untuk bersikap “ NO “ untuk sexual intercourse
Situasi tekanan seksual yang tinggi harus dihindarkan
“ No” should be said clearly
SANGAMA TERPUTUS [ coitus interuptus ]
Keluarkan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi
Memerlukan disiplin tinggi ; Kegagalan 4% - 19%
KONTRASEPSI DARURAT
Sebagian wanita (pasangan) menghendaki adanya pelindungan kontrasepsi pasca hubungan seksual yang tidak direncanakan atau pada kasus perkosaan.
KONTRASEPSI DARURAT HORMONAL
[morning after pill – Yuzpe Methode ]
Yuzpe dan kombinasi Estrogen Progestin
Jenis obat yang digunakan :
Kombinasi Kontrasepsi Oral yang terdiri dari : 4 buah pil yang masing-masing berisi
Ethinyl estradiol 50 ug
KONTRASEPSI DARURAT HORMONAL
[morning after pill – Yuzpe Methode ]
Yuzpe dan kombinasi Estrogen Progestin
Jenis obat yang digunakan :
Kombinasi Kontrasepsi Oral yang terdiri dari : 4 buah pil yang masing-masing berisi
Ethinyl estradiol 50 ug
METODE PENGHALANG MEKANIS
METODE PENGHALANG MEKANIS
Kondom pria
Kondom pada wanita
Spermisida
Diafragma plus spermisida
Busa kontrasepsi
Cervical cap
KONDOM PRIA Ini adalah jenis kontrasepsi efektif dengan angka kegagalan 3 – 4 per 100 pasangan akseptor pertahun pemakaian
Pada umumnya selama tahun pertama pemakaian, angka kegagalan sangat tinggi
Dapat digunakan untuk pelindungan terhadap penyakit menular seksual
Kondom pria
Kondom pada wanita
Spermisida
Diafragma plus spermisida
Busa kontrasepsi
Cervical cap
KONDOM PRIA Ini adalah jenis kontrasepsi efektif dengan angka kegagalan 3 – 4 per 100 pasangan akseptor pertahun pemakaian
Pada umumnya selama tahun pertama pemakaian, angka kegagalan sangat tinggi
Dapat digunakan untuk pelindungan terhadap penyakit menular seksual
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
AKDR – alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD – intra uterine device termasuk ke dalam alat kontrasepsi mekanis.
INTRAUTERINE DEVICES-ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM IUD adalah “chemically inert” yang terdiri dari bahan non-absorable (polyethylene) dan ditambahkan dengan barium sulfat agar “radio opaque”
IUD yang “chemically active” memiliki lingkaran copper atau bahan progestasional.
Saat ini
INTRAUTERINE DEVICES-ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM IUD adalah “chemically inert” yang terdiri dari bahan non-absorable (polyethylene) dan ditambahkan dengan barium sulfat agar “radio opaque”
IUD yang “chemically active” memiliki lingkaran copper atau bahan progestasional.
Saat ini
Saturday, October 8, 2011
IMPLAN
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN IMPLANON?
IMPLANON adalah kontrasepsi hormonal.
Terbuat dari polimer lunak dengan panjang 1.5 inch dan diameter 0.08 inchi.
Ditempatkan dibawah permukaan kulit, sehingga secara terus menerus melepaskan progestin (etonogestrel) dalam jumlah konstan
BAGAIMANA PEMASANGAN IMPLANON?
Pemasangan IMPLANON dilakukan secara poliliknis
Area sekitar tempat pemasangan di
Friday, October 7, 2011
KONTRASEPSI HORMONAL PARENTERAL
INJEKSI PROGESTIN Selama beberapa tahun ini, jenis yang sering digunakan adalah :
Depo-Provera® (depo MPA - medroxy progesterone acetate)
Cyclofem® (MPA-medroxy progesteron acetate 50 mg + estradiol cypionate 10 mg) )
DEPO PROVERA®
Pemberian secara i.m dengan dosis 150 mg setiap 3 bulan
CYCLOFEM®
Pemberian secara i.m setiap bulan
Mekanisme kerja :
Mencegah ovulasi
Depo-Provera® (depo MPA - medroxy progesterone acetate)
Cyclofem® (MPA-medroxy progesteron acetate 50 mg + estradiol cypionate 10 mg) )
DEPO PROVERA®
Pemberian secara i.m dengan dosis 150 mg setiap 3 bulan
CYCLOFEM®
Pemberian secara i.m setiap bulan
Mekanisme kerja :
Mencegah ovulasi
Proses Perkembangan Penyakit
Riwayat alamiah suatu penyakit pada umumnya melalui tahap-tahap sebagai berikut:
A. Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal atau sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of suseptibility). Walaupun demikian pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu di mana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang penjamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. Jika keadaan penjamu tidak stabil atau bibit penyakit menjadi ganas atau lingkungan memberi kondisi yang kurang menguntungkan penjamu maka keadaan memasuki fase berikutnya, tahap Patogenesis.
2. Tahap Patogenesis.
Tahap ini meliputi 4 sub tahap, yaitu:
Tahap inkubasi, merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit sampai timbulnya gejala penyakit.
Tahap penyakit dini, tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini sering menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis.
Tahap penyakit lanjut, merupakan tahap dimana penyakit memerlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.
Tahap penyakit akhir, berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karier, penyakit tetap berlangsung secara kronik dan diakhiri dengan kematian.
A. Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal atau sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of suseptibility). Walaupun demikian pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu di mana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang penjamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. Jika keadaan penjamu tidak stabil atau bibit penyakit menjadi ganas atau lingkungan memberi kondisi yang kurang menguntungkan penjamu maka keadaan memasuki fase berikutnya, tahap Patogenesis.
2. Tahap Patogenesis.
Tahap ini meliputi 4 sub tahap, yaitu:
Tahap inkubasi, merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit sampai timbulnya gejala penyakit.
Tahap penyakit dini, tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini sering menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis.
Tahap penyakit lanjut, merupakan tahap dimana penyakit memerlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.
Tahap penyakit akhir, berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karier, penyakit tetap berlangsung secara kronik dan diakhiri dengan kematian.
Thursday, October 6, 2011
KONTRASEPSI ORAL
KONTRASEPSI HORMONAL
Jenis kontrasepsi ini sangat banyak, terdapat dalam berbagai bentuk antara lain tablet, obat suntik, sediaan transdermal (“patch”) dan sediaan transvaginal (cincin).
Kontrasepsi oral (OC) : kombinasi estrogen sintetik (ethynil estradiol) dan progestin (pill) atau yang hanya mengandung progestin saja (mini-pill)
KONTRASEPSI KOMBINASI ESTROGEN + PROGESTIN
Kontrasepsi oral
Jenis kontrasepsi ini sangat banyak, terdapat dalam berbagai bentuk antara lain tablet, obat suntik, sediaan transdermal (“patch”) dan sediaan transvaginal (cincin).
Kontrasepsi oral (OC) : kombinasi estrogen sintetik (ethynil estradiol) dan progestin (pill) atau yang hanya mengandung progestin saja (mini-pill)
KONTRASEPSI KOMBINASI ESTROGEN + PROGESTIN
Kontrasepsi oral
SELAYANG PANDANG
Kontrasepsi adalah bagian intergral dan aspek penting dalam praktek OBSTETRI GINEKOLOGI. Bukan hanya menyangkut mengenai EFEKTIVITAS namun juga menentukan JENIS apa yang sesuai bagi pasien yang bersangkutan.
Tiap pasien BERHAK MEMPEROLEH INFORMASI semua pilihan kontrasepsi yang tersedia dengan jelas..
Tugas klinisi bukan hanya memberikan informasi mengenai PILIHAN yang tersedia, akan tetapi
Tiap pasien BERHAK MEMPEROLEH INFORMASI semua pilihan kontrasepsi yang tersedia dengan jelas..
Tugas klinisi bukan hanya memberikan informasi mengenai PILIHAN yang tersedia, akan tetapi
Tuesday, October 4, 2011
makalah kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu periode kedua, Presiden RI menetapkan 45 program penting yang akan dijalankan di seluruh tanah air berkaitan dengan pembangunan sektoral dan regional.
Dari 45 program ini telah dipilih 15 program unggulan, dimana kesehatan masuk dalam program ke 12. Landasan kerja pembangunan kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu ke-2 ini, akan memperhatikan tiga “tagline” penting yaitu change and continuity; debottlenecking, acceleration, and enhancemen; serta unity, together we can
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Program 100 hari Menkes mengangkat 4 isu, yaitu:
(1) peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan Jaminan Kesehatan
Masyarakat,
(2) peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target
MDGs
(3) pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana,
serta
(3) peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan terutama
di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK)
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah manajemen
1. .Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah kebijakan –kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusu dalam penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah-masalah:
a. Dasar-hukum Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Perubahan paradigm system pelayanan kesehatan
c. Oragnisasi depkes
d. Visi, misi depkes
e. Strategi depkes
C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup penulisan makalah ini adalah hanya akan membahas maslah kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan, terutama perubahan paradigm pelayanan kesehatan, visi, misi dan strategi depkes.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan
I. Dasar Hukum
Menimbang
1. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem Kesehatan Nasional
2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan
3. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
II. Memutuskan
Menetapkan :
1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional
2. Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan sebagai
Pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia
3 . keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).
B.Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif semua komponen bangsa dalam menetapkan perencanaan pembangunan selalu berorientasi untuk mengedapankan upaya promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun bukan berarti mengesampingkan kegiatan kuratif.
Gerakan tersebut berlaku untuk semua komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara aktif baik yang berupa kegiatan individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi pemerintah ataupun swasta. Promotif yang dimaksud adalah suatu upaya untuk meningkatkan status kesehatan dan menjaganya dari semua kemungkinan-kemingkinan yang menyebabkan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan. Kegiatan tersebut bisa berupa meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, menjaga kebugaran tubuh, mengatur menu seimbang termasuk didalamnya kegiatan rekreasi dan pembinaan mental spiritual
Kegiatan preventif dapat dilaksanakan dengan cara mencegah dan menghindari timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lain. Kegiatan ini bisa berupa pemberian imunisasi, perbaikan lingkungan ( hygiene dan sanitasi )baik perorangan, perumahan, industri rumah tangga maupan indistri perusahaan. Kegiatan preventif juga diulakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas juga kereta api dan keselamatan kerja terhadap seluruh pekerja termasuk pekerja perusahaan. Pada tingkat perusahaan dan departemen dampak lingkungan dengan kegiatan analisa dampak lingkungan ( AMDAL)
Pada departemen yang terkait misalkan Departemen Pertanian harus dipikirkan juga bagaimana mencegah dan mengurangi terjadinya dampak insectisida terhadap penggunanya.
Contoh yang lain : misal pada kegiatan industri perusahaan, jadi semua industri perusahaan dalam mengolah produknya harus sudah memikirkan dampak lingkungan utamanya terhadap pengolahan polutan (limbah produksi) sehingga memenuhi batas ambang kesehatan yang ditentukan
C.Pembangunan Berwawasan Kesehatan
1. Promotif
• Meningkatkan pengetahuan
• Menjaga stamina tubuh
• Menu seimbang
•
2. Preventif
• Imunisasi
• Hygiene
• Lingkungan
• Amdal
• Taat lalu lintas
• Keselamatan kerja
3. Kuratif
• Pengobatan
• Rehabilitasi
STRATEGI
1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
3. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
D. Visi dan misi Indonesia sehat 2010-2014
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai Depkes adalah “Masyarakat Yang Mandiri dan Berkeadilan“. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu :
1. .Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,
4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014, yaitu:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif
3. MEningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan social kesehatan nasional
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.
JAMPERSAL
Menteri Kesehat an akhirnya mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) mengenai jaminan persalinan (jampersal). Juknis ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.
Diterbitkannya Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan ini untuk digunakan sebagai acuan penyelenggaraan program Jaminan Persalinan. Petunjuk Teknis ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Petunjuk Teknis ini telah disusun bersama-sama secara lintas sektor dan lintas program serta masukan dari ikatan profesi dan pelaksana program di daerah. “Kepada semua pihak yang memberikan kontribusinya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat dalam mendukung upaya kita untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Sebagaimana diketahui, dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan kebijakan jampersal.
Dari beberapa pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta MDGs, pihaknya menghadapi berbagai hal yang multi kompleks seperti masalah budaya, pendidikan masyarakat, pengetahuan, lingkungan, kecukupan fasilitas kesehatan, sumberdaya manusia dan lainnya.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya
Oleh karena itu, upaya penurunan AKI tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai target MDGs.
Salah satu faktor yang penting adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan.
Jaminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemerikasaan nifas dan pelayanan KB oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada gilirannya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.
JAMKESMAS
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin).
Program yang dimulai pada tahun 2008 ini dilanjutkan pada tahun 2009 karena (menurut pemerintah) terbukti meningkatkan akses rakyat miskin terhadap layanan kesehatan gratis. Program itu nantinya terintegrasi atau menjadi bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional yang bertujuan memberi perlindungan sosial dan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Jika Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) efektif diterapkan di Indonesia, program Jamkesmas akan disesuaikan dengan sistem itu. Salah satunya, pengaturan proporsi iuran pemerintah pusat dan daerah untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan rakyat miskin.
–o–
Strategi kesehatan di Indonesia:
► Mewyjudkan komitmen pembangunan kesehatan
► Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
► Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
► Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
► Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
Dr. Wasis Budiarto, MS menyatakan perubahan paradigma sentralisasi menjadi desentralisasi memberikan konsekuensi terhadap pergeseran orientasi pelayanan dari kuratif-rehabilitatif menjadi preventif-promotif, pendekatan fisik organik menjadi pendekatan paradigma sehat yang holistik dengan pendekatan masyarakat, pasif-reaktif dan individual centered menjadi proaktif dan community centered. Lebih lanjut dikemukakan, perubahan paradigma pelayanan kesehatan juga berdampak pada terjadinya pergeseran orientasi pembiayaan dan anggaran kesehatan. Semula berorientasi pada pembiayaan out of pocket ke sistem prabayar dan asuransi. Terlihat bahwa sistem kesehatan sekarang ini merupakan sistem yang terintegrasi antara pelayanan, pembiayaan, jaminan mutu (quality assurance) dan pengendalian biaya (cost containment).
PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN
4. Promotif
• Meningkatkan pengetahuan
• Menjaga stamina tubuh
• Menu seimbang
5. Preventif
• Imunisasi
• Hygiene
• Lingkungan
• Amdal
• Taat lalu lintas
• Keselamatan kerja
6. Kuratif
• Pengobatan
• Rehabilitasi
STRATEGI
5. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
6. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
7. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
8. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
GRAND STRATEGI DEPKES
1. Meningkatkan system survey, monitoring dan informasi kesehatan
2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
Menggerakan dan memberdayakan masy arakat untuk hidup sehat
1. Seluruh desa menjadi desa siaga
2. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Seluruh keluarga sadar gizi
Meningkatkan akses Masy rakat terhadap pelayan an kesehatan
1. Setiap orang miskin mendapat yan kes yang bermutu
2. Setiap bayi,anak,bumil,dan kelompok masy resti terlindungi dari penyakit
3. Di setiap desa tersedia SDM yang kompeten
4. Di setiap desa cukup tersedia obat essensial dan ala kesehatan dasar
5. Setiap puskesmas dapat menjangkau wil kerjanya
6. Yan kes disetiap tempat memenuhi standar mutu
Meningkatkan sistem Survey, monitoring Informasi kesehatan
1. Setiap KLB harus dilaporkan secara tepat
2. Setiap insiden penyakit harus masuk pada RR
3. Semua sediaan farmasi, makanan & perbekalan kesehatan memenuhi syarat kesehatan
4. Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai standart
5. Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang on line di seluruh Indonesia
Menigkatkan pembiayaan kesehatan
1. Pembangunan kesehatan hrs memperoleh preoritas pemerintah Pusat dan Daerah
2. Anggaran kesehatan dipreoritaskan untuk promotif dan preventif
3. Terciptanya JPKM terutama bagi rakyat miskin
E. Perubahan Paradigma Sehat
Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap konsep sehat –sakit serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan yang bersifat multifaktural, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah paradigma baru, yaitu pardigma sehat
Paradigma adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang sakit, sehingga kebijakan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan maksud melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan lebihn produktif serta tidak jatuh sakit karena adanya upaya preventif. Sehingga perlu diupayakan semua polecy pemerintah selalu berwawasan kesehatan dengan mottonya menjadi “ Pembangunan Berwawasan Kesehatan”
Paradigma sehat diharapkan menjadi suatu cara pandang “ baru “ masyarakat yang merupakan perubahan pandang terhadap konsep sehat sakit. Paradigma sehat dijadikan sebagai suatu komitmen
gerakan nasional segenap masyarakat sehingga betul-betul kesehatan menjadi tanggung jawab bersama (shared responsibility) yang mengacu pada prinsip-pronsip kemitraan ( partner ship).
Menggunakan paradigma sehat maka segenap masyarakat bersama pemerintah menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan agar terwujud “ INDONESIA SEHAT TAHUN 2010”.
Wujud nyata para digma sehat
Merealisasikan visi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu :
gambaran masa depan masyarakat Indonesia yang akan dicapai melalui penyelenggarakan pembangunan kesehatan yakni :
1. Masyarakat bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat.
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata
4. memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Indonesia
PILAR UTAMA UNTUK MENOPANG VISI INDONESIA SEHAT
• Lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
• Perilaku hidup bersih dan sehat setiap anggota masyarakat
• Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang dibutuhkan
• Masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengakses pelayanan kesehatan tanpa terpengaruh faktor sosial ekonomi maupun non ekonomi
UU No 32-33 2004 yaitu tentang :
1. Regulasi Nasional
2. Regulaso Provinsi
3. Regulasi Daerah
Yang membahas tengtang fungsi puskesmas yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang bermutu, perilaku hidup sehat, dan lingkungan sehat.
Fungsi puskesmas :
1. Pusat kesehatan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan keluarga
3. Pusat pelayanan kesehatan setara yaitu : Yankesmas dan yankes perorangan
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam menjalankan program pembangunan di bidang kesehatan pemerintah menjalankan misi dan visi di bidang kesehatan dan merubah paradigm kesehatan dari kuratif dan rehabilitative bergeser menjadi preventif dan edukatif dan paradigm kesehatan juga diubah dari sentralisasi menjadi disentralisasi, sehingga tidak terpusat oleh pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada masing-masing daerah karena tiap-tiap daerah mempunyai problem masing-masing.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,serta menurunkan angka kematian ibu dan anak yang biasanya terjadi ketika ibu melahirkan, oleh karena itu pemerintah meluncurkan program jampersal dan jamkesmas yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu periode kedua, Presiden RI menetapkan 45 program penting yang akan dijalankan di seluruh tanah air berkaitan dengan pembangunan sektoral dan regional.
Dari 45 program ini telah dipilih 15 program unggulan, dimana kesehatan masuk dalam program ke 12. Landasan kerja pembangunan kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu ke-2 ini, akan memperhatikan tiga “tagline” penting yaitu change and continuity; debottlenecking, acceleration, and enhancemen; serta unity, together we can
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Program 100 hari Menkes mengangkat 4 isu, yaitu:
(1) peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan Jaminan Kesehatan
Masyarakat,
(2) peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target
MDGs
(3) pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana,
serta
(3) peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan terutama
di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK)
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah manajemen
1. .Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah kebijakan –kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusu dalam penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah-masalah:
a. Dasar-hukum Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Perubahan paradigm system pelayanan kesehatan
c. Oragnisasi depkes
d. Visi, misi depkes
e. Strategi depkes
C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup penulisan makalah ini adalah hanya akan membahas maslah kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan, terutama perubahan paradigm pelayanan kesehatan, visi, misi dan strategi depkes.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan
I. Dasar Hukum
Menimbang
1. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem Kesehatan Nasional
2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan
3. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
II. Memutuskan
Menetapkan :
1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional
2. Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan sebagai
Pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia
3 . keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).
B.Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif semua komponen bangsa dalam menetapkan perencanaan pembangunan selalu berorientasi untuk mengedapankan upaya promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun bukan berarti mengesampingkan kegiatan kuratif.
Gerakan tersebut berlaku untuk semua komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara aktif baik yang berupa kegiatan individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi pemerintah ataupun swasta. Promotif yang dimaksud adalah suatu upaya untuk meningkatkan status kesehatan dan menjaganya dari semua kemungkinan-kemingkinan yang menyebabkan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan. Kegiatan tersebut bisa berupa meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, menjaga kebugaran tubuh, mengatur menu seimbang termasuk didalamnya kegiatan rekreasi dan pembinaan mental spiritual
Kegiatan preventif dapat dilaksanakan dengan cara mencegah dan menghindari timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lain. Kegiatan ini bisa berupa pemberian imunisasi, perbaikan lingkungan ( hygiene dan sanitasi )baik perorangan, perumahan, industri rumah tangga maupan indistri perusahaan. Kegiatan preventif juga diulakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas juga kereta api dan keselamatan kerja terhadap seluruh pekerja termasuk pekerja perusahaan. Pada tingkat perusahaan dan departemen dampak lingkungan dengan kegiatan analisa dampak lingkungan ( AMDAL)
Pada departemen yang terkait misalkan Departemen Pertanian harus dipikirkan juga bagaimana mencegah dan mengurangi terjadinya dampak insectisida terhadap penggunanya.
Contoh yang lain : misal pada kegiatan industri perusahaan, jadi semua industri perusahaan dalam mengolah produknya harus sudah memikirkan dampak lingkungan utamanya terhadap pengolahan polutan (limbah produksi) sehingga memenuhi batas ambang kesehatan yang ditentukan
C.Pembangunan Berwawasan Kesehatan
1. Promotif
• Meningkatkan pengetahuan
• Menjaga stamina tubuh
• Menu seimbang
•
2. Preventif
• Imunisasi
• Hygiene
• Lingkungan
• Amdal
• Taat lalu lintas
• Keselamatan kerja
3. Kuratif
• Pengobatan
• Rehabilitasi
STRATEGI
1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
3. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
D. Visi dan misi Indonesia sehat 2010-2014
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai Depkes adalah “Masyarakat Yang Mandiri dan Berkeadilan“. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu :
1. .Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,
4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014, yaitu:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif
3. MEningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan social kesehatan nasional
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.
JAMPERSAL
Menteri Kesehat an akhirnya mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) mengenai jaminan persalinan (jampersal). Juknis ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.
Diterbitkannya Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan ini untuk digunakan sebagai acuan penyelenggaraan program Jaminan Persalinan. Petunjuk Teknis ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Petunjuk Teknis ini telah disusun bersama-sama secara lintas sektor dan lintas program serta masukan dari ikatan profesi dan pelaksana program di daerah. “Kepada semua pihak yang memberikan kontribusinya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat dalam mendukung upaya kita untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Sebagaimana diketahui, dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan kebijakan jampersal.
Dari beberapa pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta MDGs, pihaknya menghadapi berbagai hal yang multi kompleks seperti masalah budaya, pendidikan masyarakat, pengetahuan, lingkungan, kecukupan fasilitas kesehatan, sumberdaya manusia dan lainnya.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya
Oleh karena itu, upaya penurunan AKI tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai target MDGs.
Salah satu faktor yang penting adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan.
Jaminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemerikasaan nifas dan pelayanan KB oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada gilirannya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.
JAMKESMAS
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin).
Program yang dimulai pada tahun 2008 ini dilanjutkan pada tahun 2009 karena (menurut pemerintah) terbukti meningkatkan akses rakyat miskin terhadap layanan kesehatan gratis. Program itu nantinya terintegrasi atau menjadi bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional yang bertujuan memberi perlindungan sosial dan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Jika Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) efektif diterapkan di Indonesia, program Jamkesmas akan disesuaikan dengan sistem itu. Salah satunya, pengaturan proporsi iuran pemerintah pusat dan daerah untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan rakyat miskin.
–o–
Strategi kesehatan di Indonesia:
► Mewyjudkan komitmen pembangunan kesehatan
► Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
► Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
► Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
► Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
Dr. Wasis Budiarto, MS menyatakan perubahan paradigma sentralisasi menjadi desentralisasi memberikan konsekuensi terhadap pergeseran orientasi pelayanan dari kuratif-rehabilitatif menjadi preventif-promotif, pendekatan fisik organik menjadi pendekatan paradigma sehat yang holistik dengan pendekatan masyarakat, pasif-reaktif dan individual centered menjadi proaktif dan community centered. Lebih lanjut dikemukakan, perubahan paradigma pelayanan kesehatan juga berdampak pada terjadinya pergeseran orientasi pembiayaan dan anggaran kesehatan. Semula berorientasi pada pembiayaan out of pocket ke sistem prabayar dan asuransi. Terlihat bahwa sistem kesehatan sekarang ini merupakan sistem yang terintegrasi antara pelayanan, pembiayaan, jaminan mutu (quality assurance) dan pengendalian biaya (cost containment).
PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN
4. Promotif
• Meningkatkan pengetahuan
• Menjaga stamina tubuh
• Menu seimbang
5. Preventif
• Imunisasi
• Hygiene
• Lingkungan
• Amdal
• Taat lalu lintas
• Keselamatan kerja
6. Kuratif
• Pengobatan
• Rehabilitasi
STRATEGI
5. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
6. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
7. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
8. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
GRAND STRATEGI DEPKES
1. Meningkatkan system survey, monitoring dan informasi kesehatan
2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
Menggerakan dan memberdayakan masy arakat untuk hidup sehat
1. Seluruh desa menjadi desa siaga
2. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Seluruh keluarga sadar gizi
Meningkatkan akses Masy rakat terhadap pelayan an kesehatan
1. Setiap orang miskin mendapat yan kes yang bermutu
2. Setiap bayi,anak,bumil,dan kelompok masy resti terlindungi dari penyakit
3. Di setiap desa tersedia SDM yang kompeten
4. Di setiap desa cukup tersedia obat essensial dan ala kesehatan dasar
5. Setiap puskesmas dapat menjangkau wil kerjanya
6. Yan kes disetiap tempat memenuhi standar mutu
Meningkatkan sistem Survey, monitoring Informasi kesehatan
1. Setiap KLB harus dilaporkan secara tepat
2. Setiap insiden penyakit harus masuk pada RR
3. Semua sediaan farmasi, makanan & perbekalan kesehatan memenuhi syarat kesehatan
4. Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai standart
5. Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang on line di seluruh Indonesia
Menigkatkan pembiayaan kesehatan
1. Pembangunan kesehatan hrs memperoleh preoritas pemerintah Pusat dan Daerah
2. Anggaran kesehatan dipreoritaskan untuk promotif dan preventif
3. Terciptanya JPKM terutama bagi rakyat miskin
E. Perubahan Paradigma Sehat
Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap konsep sehat –sakit serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan yang bersifat multifaktural, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah paradigma baru, yaitu pardigma sehat
Paradigma adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang sakit, sehingga kebijakan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan maksud melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan lebihn produktif serta tidak jatuh sakit karena adanya upaya preventif. Sehingga perlu diupayakan semua polecy pemerintah selalu berwawasan kesehatan dengan mottonya menjadi “ Pembangunan Berwawasan Kesehatan”
Paradigma sehat diharapkan menjadi suatu cara pandang “ baru “ masyarakat yang merupakan perubahan pandang terhadap konsep sehat sakit. Paradigma sehat dijadikan sebagai suatu komitmen
gerakan nasional segenap masyarakat sehingga betul-betul kesehatan menjadi tanggung jawab bersama (shared responsibility) yang mengacu pada prinsip-pronsip kemitraan ( partner ship).
Menggunakan paradigma sehat maka segenap masyarakat bersama pemerintah menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan agar terwujud “ INDONESIA SEHAT TAHUN 2010”.
Wujud nyata para digma sehat
Merealisasikan visi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu :
gambaran masa depan masyarakat Indonesia yang akan dicapai melalui penyelenggarakan pembangunan kesehatan yakni :
1. Masyarakat bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat.
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata
4. memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Indonesia
PILAR UTAMA UNTUK MENOPANG VISI INDONESIA SEHAT
• Lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
• Perilaku hidup bersih dan sehat setiap anggota masyarakat
• Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang dibutuhkan
• Masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengakses pelayanan kesehatan tanpa terpengaruh faktor sosial ekonomi maupun non ekonomi
UU No 32-33 2004 yaitu tentang :
1. Regulasi Nasional
2. Regulaso Provinsi
3. Regulasi Daerah
Yang membahas tengtang fungsi puskesmas yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang bermutu, perilaku hidup sehat, dan lingkungan sehat.
Fungsi puskesmas :
1. Pusat kesehatan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan keluarga
3. Pusat pelayanan kesehatan setara yaitu : Yankesmas dan yankes perorangan
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam menjalankan program pembangunan di bidang kesehatan pemerintah menjalankan misi dan visi di bidang kesehatan dan merubah paradigm kesehatan dari kuratif dan rehabilitative bergeser menjadi preventif dan edukatif dan paradigm kesehatan juga diubah dari sentralisasi menjadi disentralisasi, sehingga tidak terpusat oleh pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada masing-masing daerah karena tiap-tiap daerah mempunyai problem masing-masing.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,serta menurunkan angka kematian ibu dan anak yang biasanya terjadi ketika ibu melahirkan, oleh karena itu pemerintah meluncurkan program jampersal dan jamkesmas yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sunday, October 2, 2011
PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
PEMERIKSAAN KESEHATAN JANIN Detik jantung janin dapat dinilai melalui 2 cara : Auskultasi berkala dengan fetoskop atau doppler Pemantauan elektronik janin berkelanjutan – continous electronic fetal monitoringPEMANTAUAN ELEKTRONIK JANIN BERKELANJUTAN (Continuous Electronic Fetal Monitoring ) Dikerjakan pada kehamilan resiko tinggi setiap 15 menit pada kala I persalinan dan tiap 5 menit pada kala
Saturday, October 1, 2011
POSISIO OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTEN
Pada 10% kehamilan, kepala masuk PAP dengan oksiput berada pada segmen posterior panggul.
Sebagian besar keadaan ini terjadi pada arsitektur panggul yang normal, sebagian kecil terjadi pada bentuk android.
Diagnosa ditegakkan melalui palpasi abdomen dimana punggung janin teraba disatu sisi pinggang ibu dan dilokasi tersebut DJJ terdengar paling keras.
Pada persalinan, pemeriksaan VT dapat
Sebagian besar keadaan ini terjadi pada arsitektur panggul yang normal, sebagian kecil terjadi pada bentuk android.
Diagnosa ditegakkan melalui palpasi abdomen dimana punggung janin teraba disatu sisi pinggang ibu dan dilokasi tersebut DJJ terdengar paling keras.
Pada persalinan, pemeriksaan VT dapat
LETAK LINTANG
Suatu penyulit kehamilan berupa kelainan letak janin dimana sumbu panjang janin tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu.
Kadang-kadang sudut yang ada tidak tegak lurus sehingga terjadi letak oblique yang sering bersifat sementara oleh karena akan berubah menjadi presentasi kepala atau presentasi bokong (“unstable lie”)
Pada letak lintang, bahu biasanya berada diatas PAP dengan bokong dan
PRESENTASI DAHI
Termasuk kelainan sikap, dimana kepala janin tidak mengadakan fleksi maksimal atau terjadi defleksi.
Pada presentasi dahi terjadi defleksi moderat kepala dahi menjadi bagian terendah janin
Presentasi yang sangat jarang.
Diagnosa ditegakkan bila pemeriksaan Vaginal Toucher pada PAP teraba “orbital ridge” dan ubun-ubun besar.
Pada gambar diatas, terlihat bahwa kepala berada diantara posisi
Pada presentasi dahi terjadi defleksi moderat kepala dahi menjadi bagian terendah janin
Presentasi yang sangat jarang.
Diagnosa ditegakkan bila pemeriksaan Vaginal Toucher pada PAP teraba “orbital ridge” dan ubun-ubun besar.
Pada gambar diatas, terlihat bahwa kepala berada diantara posisi
PRESENTASI MUKA
Termasuk kelainan sikap, dimana kepala janin tidak mengadakan fleksi maksimal atau terjadi defleksi.
Pada presentasi muka terjadi defleksi maksimum kepala sehingga oksiput menempel dengan punggung janin dengan demikian maka yang merupakan bagian terendah janin adalah mentum.
Dalam kaitannya dengan simfisis pubis, maka presentasi muka dapat terjadi dengan mento anterior atau mento posterior.
Pada presentasi muka terjadi defleksi maksimum kepala sehingga oksiput menempel dengan punggung janin dengan demikian maka yang merupakan bagian terendah janin adalah mentum.
Dalam kaitannya dengan simfisis pubis, maka presentasi muka dapat terjadi dengan mento anterior atau mento posterior.
Subscribe to:
Posts (Atom)