Monday, January 9, 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Faktor penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan salah satunya adalah gizi. Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai. Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Indonesia pada saat ini menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan; kurangnya persediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi); kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan; dan adanya daerah miskin gizi. Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan.
Permasalahan gizi pada bayi kebanyakan diakibatkan pada ketidaktahuan orang tua akan kebutuhan gizi. Timbulnya masalah gizi pada bayi terutama terkait dengan faktor pengasuhan, ketahanan pangan pada keluarga serta kesehatan lingkungan, selain itu juga peranan ibu memiliki peran utama dalam mengolah zat gizi sebelum menjadi makanan bagi keluarga serta bertanggungjawab langsung dalam pemeliharaan anak.
Pengetahuan tentang gizi mempengaruhi cara memasak dan cara mengolah zat gizi, karena pengetahuan atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi penyebab penting timbulnya masalah gizi. Kondisi di atas menunjukkan bahwa kemampuan seorang ibu dalam mengolah zat gizi, menentukan jenis, bentuk dan jumlah makanan serta pola pemberian makan untuk bayi sangatlah penting, mengingat makanan sejak bayi merupakan landasan untuk membangun manusia yang sehat dan berkualitas.
Menurut Departemen Kesehatan (2004), pada tahun 2003 terdapat sekitar 5 juta balita kurang gizi (27,5%), 3,5 juta anak (19,2%) dalam tingkat gizi kurang, dan 1,5 juta anak gizi buruk (8,3%). Sejak Januari sampai November 2005, terdapat 71.815 balita yang menderita gizi buruk di Indonesia, dari jumlah itu 232 diantaranya meninggal dunia. (Usman, 2007).
Prevalensi gizi buruk / KEP berat tertinggi (> 10 %) pada tahun 1999 terdapat di 6 propinsi, yang pada umumnya KEP ini lebih banyak terdapat di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan (Almatsier, 2001 : 303). Rekapitulasi pelaporan Bulan Penimbangan Balita (BPB) Propinsi Jawa Barat pada tahun 2005, terdapat bahwa 12.400 (6,82 %) bergizi buruk, dan sebanyak 112.859 (61,83 %) gizi baik, dan gizi lebih sebanyak 21.91 (1,21%).
Keluarga khususnya ibu mempunyai peranan dalam mengatasi masalah gizi. Masalah gizi pada bayi usia 7 bulan atau setelah diberi MP ASI adalah kesulitan makan baik disebabkan oleh penyakit maupun keinginan anak untuk mengkonsumsi makanan sehingga berpengaruh terhadap status gizi bayi.

B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan yang penulis susun ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai bayi khususnya kesulitan makan pada bayi usia 7 bulan.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang ada di Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar




C. Sistematika Penulisan
Adapun sistematik penulisan pada penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Bab III Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB II
PEMBAHASAN

Gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digestri, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2001 : 17 – 18).
a. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan dan harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu :
1) Kabohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana terdiri atas : monosakarida, disakarida, gula alkohol, olisakarida.
2) Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks terdiri atas : polisakarida dan serat atau polisakarida non pati.
b. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrous, globular, dan konjugasi).
Protein mempunyai fungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, pembentukkan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukkan antibody, dan mengangkut zat-zat gizi.
Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4 kkal/h protein. Namun, protein sebagai sumber energi relatif lebih mahal, baik dalam harga maupun dalam jumlah energi yang dibutuhkan untuk metabolisme energi.
Konsumsi protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain. (Almatsier, 2001 : 77 – 104)
c. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organic kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan (Almatsier, 2001 : 151).
Adapun fungsi zat gizi dalam makanan adalah sebagai berikut ini :\
a. Karbohidrat
1) Sebagai sumber energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk seluruh dunia, karena banyak didapat di alam serta harganya relatif murah.
2) Pemberi rasa manis pada makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecakapan pada ujung lidah merasakan rasa manis tersebut.
3) Penghemat protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
4) Pengatur metabolisme lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan dikeluarkan melalui urine dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan tubuh menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh. Dibutuhkan antara 50 – 100 gram karbohidrat sehari untuk mencegah ketosis.
5) Membantu pengeluaran feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltic usu dan memberikan bentuk pada feses.
b. Protein
Protein mempunyai fungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, pembentukkan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukkan antibody, dan mengangkut zat-zat gizi.
Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4 kkal/h protein. Namun, protein sebagai sumber energi relatif lebih mahal, baik dalam harga maupun dalam jumlah energi yang dibutuhkan untuk metabolisme energi.
c. Vitamin
Setiap jenis vitamin mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap kesehatan sesuai dengan fungsinya masing-masing (Irianto, 2004 : 37).
1) Vitamin A
Vitamin A berfungsi dalam berbagai fungsi faali tubuh, seperti untuk penglihatan, diferensiasi sel, fungsi kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan, repoduksim pencegahan kanker dan penyakit jantung.
Kekurangan vitamin A terutama terdapat pada anak-anak. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan : buta senja, terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea, kulit menjadi lebih kering dan kasar, berkurangnya nafsu makan dan anemia
2) Vitamin B
a) Vitamin B 1 (Tiamin)
Kekurangan tiamin dapat terjadi karena kurangnya konsumsi (biasanya disertai kurang konsumsi energi), gangguan absorbsi, ketidakmampuan tubuh menggunakan tiamin, ataupun karena meningkatnya kebutuhan. Gejala klinik kekurangan tiamin terutama menyangkut sistem saraf dan jantung, yang dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, yaitu beri-beri basah dan beri-beri kering.
b) Vitamin B2 (Riboflavin)
Tanda-tanda awal kekurangan riboflavin antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas. Gejala-gejala ini berkembang menjadi cheilosis (bibir meradang), stomatitis angular (sudut mulut pecah), glostitis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan pembesaran kapiler darah di sekeliling kornea mata. Disamping itu juga dapat mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.

3) Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofator. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Banyak proses metabolisme dipengaruhi oleh asam askorbat, namun mekanismenya belum diketahui dengan pasti.
4) Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit dimana tulang tidak mampu melakukan kalsifikasi. Vitamin D dapat dibentuk oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan.
Fungsi khusus vitamin D adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang.
5) Vitamin E
Vitamin E mungkin mempunyai fungsi penting lain yang tidak berkaitan dengan fungsi sebagai antioksidan, yaitu : fungsi structural dalam memelihara integritas membran sel, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan sterilisasi, mencegah gangguan menstruasi.
Penyakit kekurangan vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena vitamin E terdapat luas di dalam bahan makanan. Kekurangan biasanya terjadi karena adanya gangguan absorbsi lemak seperti cystic dan gangguan transpor lipida seperti pada beta-lipoproteinemia.
6) Vitamin K
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah. Baru sejak tahun 1970 para ahli mengetahui secara lebih jelas peranan vitamin K di dalam tubuh, yang ternyata tidak hanya dalam pembekuan darah saja.
Makanan yang diberikan kepada bayi harus disesuaikan dengan kondisi bayi baik umur maupun kemampuan bayi dalam mengkonsumsi makanan tersebut agar bayi tidak mengalami kesulitan makan, karena kesulitan makan dapat terjadi oleh berbagai penyebab, baik itu dari pengolahan gizi kurang kurang baik sehingga menimbulkan ketidaknikmatan bayi dalam mengkonsumsi makanannya atau disebabkan tidak variatifnya menu makanan yang diberikan pada bayi usia 7 bulan.
Makanan untuk balita harus mengandung protein, karbohirat, air, mineral, dan trace elements. Energi untuk metabolisme dihitung dalam kilo kalori (kkal) berasal dari protein (4 kkal/gr), karbohidrat (4 kkal/gr) dan lemak (9 kkal/gr). Distribusi kalori pada makanan harus seimbang, 7 % - 15 % dari protein, 30 % – 35 % dari lemak, dan 40 % – 50 % dari karbohidrat. Jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makan yang baik pada balita harus sesuai usia. Ketiga hal tersebut harus terpenuhi, bukan hanya mengutamakan jenis makanannya dan melupakan jumlahnya atau sebaliknya memberikan jumlah yang cukup tetapi jenisnya tidak sesuai untuk anak. Pada awal usia 1 tahun, gigi anak sudah mulai tumbuh sampai usia dua setengah tahun sehingga anak dapat mengunyah lebih baik lagi. Berilah makanan yang teksturnya lembut, potongannya kecil, dan mempunyai bentuk yang menarik serta harus bervariasi bahan makanannya.
Balita merupakan konsumen pasif, yaitu makanan yang dimakan anak tergantung pada apa yang disediakan ibu sehingga peranan ibu dalam menentukan menu makanan yang bergizi lengkap dan seimbang sangat besar. Pada usia ini, rasa ingin tahu anak juga sangat tinggi sehingga ibu memiliki kesempatan untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan yang beraneka ragam dalam rasa, warna dan tekstur sedini mungkin.
Ada beberapa hal yang dapat menghidupkan gairah makan anak. Anak akan senang jika makan bersama keluarga di meja makan dan sebaiknya orang tua jangan terlalu banyak melarang. Mulailah libatkan anak dalam membuat jus buah.
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi. Tujuan dari pengolahan makanan yaitu : mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan, meningkatkan nilai cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan, dan penampilan makanan, bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh. Adapun prasyarat pengolahan makanan yaitu : tersedianya siklus menu, tersedianya peraturan pengguna bahan tambahan pangan (BTP), tersedianya bahan makanan yang akan diolah, tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan, tersedianya aturan penilaian, tersedianya prosedur tetap pengolahan.
Konstribusi suatu jenis makanan terhadap kandungan vitamin makanan sehari-hari bergantung pada jumlah vitamin yang semula terdapat dalam makanan terebut, jumlah yang rusak pada saat panen atau penyembelihan, penyimpanan, pemrosesan, dan pemasakan. Pada saat panen dan penyimpanan sejumlah vitamin akan hilang, bergantung pada suhu, penyikapan terhadap udara dan matahari, semakin lama disimpan akan semakin banyak vitamin yang hilang. Kehilangan vitamin dalam pemasakan dapat dicegah dengan cara : menggunakan suhu tidak terlalu tinggi, waktu memasak tidak terlalu lama, mengunakan air pemasak sesedikit mungkin, memotong dengan pisau tajam menjadi potongan tidak terlalu halus, panci memasak ditutup, tidak menggunakan alkali dalam pemasakan, sisa air rebusan digunakan untuk masakan lain. Dalam bentuk sayuran sebaiknya sebagian dimakan dalam bentuk segar dan mentah.
Makanan yang diberikan pada bayi usia 7 bulan lebih lazim dikenal dengan makanan pendamping ASI karena pada masa ini bayi baru belajar untuk makan termasuk dalam mengunyak dan mengenal rasa.
Makanan pendamping ASI / MP ASI adalah makanan yang dipasarkan atau diproduksi pabrik untuk keperluan khusus yang dibuat tingkat rumah tangga yang dinyatakan sebagai makanan di atas 6 bulan sampai dengan umur 2 tahun untuk memenuhi kebutuhan gizi di samping ASI (Depkes RI, 2002).
Air Susu Ibu (ASI) memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai berumur enam bulan. Sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi seluruh kebutuhan, karena itu bayi memerlukan pula makanan tambahan. Komposisi dan konsistensi makanan tambahan bayi disesuaikan dengan perkembangan psikologis dan psikomotor atau dengan kata lain disesuaikan dengan umurnya.
Makanan tambahan untuk bayi dapat pula dibuat sendiri di rumah dengan cara-cara yang lazim dilakukan. Pada mulanya diberikan nasi tim yang disaring, kemudian nasi tim yang dihaluskan, dan pada umur mendekati 12 bulan, nasi tim diberikan dalam bentuk yang lebih padat. Selain untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan tambahan merupakan pula suatu proses pendidikan. Bayi diajar mengunyah dan menelan makanan padat dan membiasakannya kepada selera-selera baru.
Pada keadaan sosial ekonomi yang kurang memuaskan perlu dikenalkan makanan tambahan setempat yang terjangkau keluarga. PBB telah menekankan pentingnya penyediaan informasi bagi ibu-ibu mengenai penyiapan makanan sapihan bagi bayi di rumah yang terbuat dari bahan-bahan yang dapat diperoleh di tempat.
Beberapa akibat yang kurang baik dari pengenalan makanan tambahan yang dini diantaranya termasuk gangguan menyusui, beban ginjal yang terlalu berat sehingga mengakibatkan hyperrosmolitas plasma, alergi terhadap makanan, dan mungkin gangguan terhadap pengaturan selera makan.
Kebutuhan makanan tambahan berdasarkan kelompok umur adalah sebagai berikut :
a. Umur 6 bulan
Bayi harus terus diberi ASI, disamping itu mulai diberi makanan lumat seperti bubur tepung, bubur encer atau pisang lumat, pepaya dihaluskan, jika memungkinkan dapat ditambah sayur dan lauk-pauk yang dilumatkan. Mulai satu kali sehari lalu berangsur-angsur menjadi 2 – 3 kali perhari.
b. Umur 7 – 9 bulan
Disamping ASI, bayi sudah dapat diberikan makanan lembek atau lunak, sebanyak 3 kali sehari (nasi tim bayi yang terdiri dari beras, tahu, tempe, telur, sayur, kacang-kacangan) tiap kali makan diberikan porsi sebagai berikut :
1) 7 bulan : 7 sendok makan
2) 8 bulan : 8 sendok makan
3) 9 bulan : 9 sendok makan
Teruskan pemberian buah pepaya, pisang, tomat yang masih halus (sari buah).
c. 10 – 18 bulan
Teruskan ASI dan makanan lumat sebanyak 4 kali sehari, makanan selingan ditambah menjadi 2 – 3 kali sehari, seperti bubur kacang ijo, kolak pisang atau buah-buahan.
d. 19 – 24 bulan
Teruskan ASI dan makanan lengkap, anak sudah dapat makan seperti keluarga namun harus tetap perlu mendapat perhatian ibu dan anggota keluarga lainnya, teruskan makanan yang bergizi.
Adapun aneka resep makanan pendamping air susu ibu untuk anak usia 6 – 24 bulan adalah sebagai berikut :
a. Bubur Tepung
1) Bahan :
Tepung beras : 1 sdm, air ¼ - ½ gelas, gula : 1 sdt.
2) Cara membuat
Semua bahan dicampur kemudian dimasak hingga matang, hingga bahan agak sedikit kental
b. Bubur ubi jalar merah / bubur jagung
1) Bahan :
Ubi jalar merah lumat : 2 sdm, air (air matang) : ¾ - ½ gelas, gula 1 sdt.
2) Cara membuat :
Ubi jalar direbus kemudian dibuat bubur dan dicampur dengan bahan lain kemudian dimasak lagi sambil terus diaduk.
c. Pisang lumat
1) Bahan :
Pisang (yang isinya kuning) : ½ buah, margarine atau minyak : 1 sdt.
2) Cara membuat :
Pisang dilumatkan/dihaluskan kemudian ditambah margarine/minyak dan diaduk hingga tercampur rata.
d. Bubur tepung telur
Bahan : Tepung beras : 1 sdm, kaldu ayam/sapi/air : ½ - 1 gelas, kuning telur : ½ - 1 butir.
e. Bubur ubi jalar telur / bubur tepung telur
1) Bahan :
Ubi jalar merah lumat : ½ gelas, air ¾ - ½ gelas, kuning telur (matang) : ½ butir, gula : 1 sdt.
2) Cara membuat :
Ubi jalar yang telah dilumatkan dicampurkan dengan kuning telur yang telah matang dan gula kemudian dimasak/diaduk hingga tercampur rata.
f. Pisang lumat kacang hijau
1) Bahan :
Tepung kacang hijau : 2 sdm, pisang : 1 buah, air : ¼ - ½ gelas.
2) Cara mambuat :
Tepung kacang hijau dicampur dengan air kemudian dimasak di atas api kecil hingga matang, setelah agak dingin dicampur dengan pisang


g. Bubur ubi jalar kacang
1) Bahan :
Ubi jalar merah lumat : 2 sdm, tepung kacang : 2 sdm, gula : 1 sdt, air : ½ gelas.
2) Cara membuat :
Semua bahan dicampur menjadi satu sampai rata kemudian dimasak di atas api kecil hingga masak.
Penggunaan tepung dicampur yang lain dapat digunakan : tepung kacang hijau, tepung kacang kedelai, atau tempe yang dihaluskan.
h. Tim saring
1) Bahan :
Beras 1 sdm, hati ayam (hati sapi sebesar hati ayam) 1 biji (ayam), bayam 10 lembar, wortel 1 biji, air : 1 gelas.
2) Cara membuat :
Semua bahan dicincang, ditim dan kemudian disaring. Setelah disaring, angkat, dicampur dan hidangkan.
i. Bubur sagu
1) Bahan :
Tepung, sagu 1 sdm, santan 1 sdm, air 1 gelas, ikan yang dihaluskan / tempe / hati ½ sdm, bayam (dicincang) 10 lembar.


2) Cara membuat :
Tepung sagu, santan dan air dicampur dan dimasak, setelah setengah masak campurkan bahan ikan dan bayam, kemudian dimasak sampai matang.
j. Tim ubi jalar
1) Bahan :
Ubi jalar merah lumat/tepung jagung 2 sdm, tepung kacang-kacangan atau tempe 2 sdm, bayam (dicincang) 2 lembar, ikan atau hati yang dilumatkan 1 sdm, garam sedikit / secukupnya.
2) Cara membuat :
Semua dicampur kemudian di tim hingga matang.
k. Tim kentang
1) Bahan :
Kentang lumat ½ gelas, daging sapi/ayam/hati 1 sdm, mentega/minyak kelapa 1sdt.
2) Cara membuat :
Daging ayam atau hati ayam yang telah dihaluskan dan dimasak, dicampur dengan bahan-bahan lainnya kemudian ditim hingga masak.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Merujuk pada uraian di atas, maka metode yang diigunakan dalam penulisan makalah ini adalah sebagia berikut :
1. Pengetahuan tentang gizi mempengaruhi cara memasak dan cara mengolah zat gizi, karena pengetahuan atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi penyebab penting timbulnya masalah gizi.
2. Gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digestri, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

B. Saran
Penulis mengharapkan makalah ini dapat digunakan masyarakat dan dunia pendidikan dalam mengatasi kesulitan makan pada bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol I dan III. Jakarta. EGC.

Depkes Jabar. 2003. Prevalensi Gizi Buruk Propinsi Jawa Barat. Bandung.

Depkes RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

__________. 2004. Warta Kesehatan Masyarakat. Direktorat Jenderal Bina Kesmas. Jakarta.
Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.

Irianto. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Yrama Widya. Bandung.

Judarwanto. 2004. Mengatasi Kesulitan Makan Pada Anak. Puspa Swara. Jakarta.

Melfiawati. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Hipokrates.Jakarta.

Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

___________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta.

Pramudia. 2007. Masalah Gizi Ganda. http://www.infokes.com.
Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Aesculapius FKUI.

Puskesmas Pataruman. 2006. Profil Puskesmas Pataruman. Banjar.

Saraswati. Permasalahan Gizi Masyarakat. http://www.dunia_kes.com.

Soenardi T. 2005. Makanan Untuk Tumbuh Kembang Anak. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.



Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Sugiyono. 2003. Metodologi Penelitian Administrasi. CV Alfabeta. Jakarta.



Diposting oleh Y.P. Rahayu yang diambil dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment