Monday, January 9, 2012

Asuhan Komprehensif

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu di Asia Tenggara saat ini masih tinggi, yaitu pada tahun 2008 angka kematian ibu sekitar 154.000 kasus kematian ibu. Kematian ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah kurangnya pencegahan yang seharusnya dilakukan ibu hamil saat mengalami hal-hal yang berbahaya saat hamil (Sutiani, 2009).
Angka kematian ibu melahirkan masih saja menunjukkan angka yang cukup tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2003, AKI di Indonesia mencapai 307 per 100 ribu kelahiran. Berdasarkan analisis Yayasan Kesehatan Perempuan, angka ini adalah angka tertinggi se-Asia Tenggara dan sekaligus tertinggi di antara negara-negara muslim lainnya (Mukarramah, 2008).
Angka Kematian Ibu merupakan indikator yang sangat berpengaruh terhadap usia harapan hidup, adapun Angka Kematian Ibu di Propinsi Jawa Barat saat ini masih tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional yaitu 321,15/100.000 kelahiran hidup (BPS, 2003).
Tingginya AKI dan AKB menunjukan rendahnya perhatian dan pemahaman AKI bukan semata-mata karena kemiskinan, tetapi juga karena ketidaktahuan masyarakat tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Oleh karena itu sangat penting bagi ibu untuk mengetahui tanda-tanda bahaya karena faktor penyebab kematian ibu tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan pengawasan secara rutin melalui Anternatal Care (Saifuddin, 2005).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakn asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. D yang mencakup kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. D G1P0A0 dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
b. Mengetahui pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. D G1P0A0 dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
c. Mengetahui pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. D P`1A0 dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
d. Mengetahui pelaksanaan asuhan kebidanan pada neonatus Ny. D dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.



C. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis
Hasil pngkajian ini dapat memberikan manfaat untuk menambah wawasan dan kajian dalam ilmu kebidanan khususnya mengenai asuhan kebidanan masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan untuk menambah bahan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi mahasiswi kebidanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan pada bayi baru lahir.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai tambahan informasi bagi masyarakat khususnya ibu hamil, bersalin, nifas guna memeriksakan kesehatannya secara mandiri sebagai upaya preventif sehingga komplikasi dapat dihindari sedini mungkin. Selain itu dapat dijadikan acuan dalam memanfaatkan pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.




D. Ruang Lingkup
Penyusunan laporan kasus ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Adapun metode dan tehnik pengumpulan data diperoleh melalui:
1. Anamnesis
Teknik ini dilakukan melalui komunikasi secara langsung dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan klien yang akan dijadikan kasus sehingga yang diperoleh lebih akurat.
2. Pemeriksaan Fisik
Penulis melaksanakan pemeriksaan fisik pada klien dengan teknik inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
3. Pemeriksaan laboratorium
Penulis melakukan pemeriksaan laboratoriumsebagai pemeriksaan penunjang pada klien untuk mengetahui kadar HB, glukosa urine dan protein urine.
4. Partisipasi aktif
Penulis melakukan asuhan secara langsung dan memberikan konseling sesuai dengan kebutuhan pada saat hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir



5. Home visite
Melakukan asuhan dengan melakukan kunjungan ulang untuk mengikuti perkembangan klien dan menilai tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan yaitu di rumah pasien.
6. Studi Kepustakaan
Membaca dan mempelajari buku-buku sumber yang dapat dijadikan data dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus yang diambil.












BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan dimulai dari proses ovulasi sampai partus, lamanya kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari(43 minggu) (Winkjosastro,2002). Pendapat ini juga didukung oleh saifuddin(2002) masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah280 hari(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir. . Menurut Depkes RI (2003 : 1) kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik.
Kehamilan adalah sebuah impian dan cara untuk mencapai kepenuhan tertinggi prestasi sebagai ibu. Kehamilan dimulai dengan pembuahan dan berakhir dengan kelahiran seorang manusia baru yang sangat menyenangkan. (Wikipedia, 2004).
Ditinjau dari tuanya kehamilan, Wiknjosastro (2002) membagi kehamilan menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Kehamilan triwulan pertama
Kehamilan triwulan pertama dimulai saat terjadi pembuahan sperma terhadap sel telur sampai dengan usia kehamilan 12 minggu. Dalam triwulan pertama ini alat-alat tubuh janin mulai dibentuk.
2. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
Dimulai dari umur kehamilan 12 sampai dengan 28 minggu. Dalam triwulan kedua alat-alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan.
3. Kehamilan trimester ketiga ( antara 28 sampai 40 minggu)
Dimulai dari umur kehamilan 28 minggu sampai dengan 40 minggu. Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viabel.

2. Tanda-tanda Gejala Kehamilan
Menurut Mochtar (1998) tanda gejala kehamilan adalah sebagai berikut :.
a. Tanda-tanda presumptif (belum pasti)
1) Amenore (tidak dapat haid).
2) Mual dan muntah (nausea and vomiting).
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
3) Mengidam (ingin makanan khusus).
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
4) Tidak tahan suatu bau-bauan.
5) Pingsan (pangsan).
Bila berada pada tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
6) Tidak ada selera makan (anoreksia).
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
7) Lelah (fatigue).
8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang dan alveoli payudara.
9) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
10) Konstipasi atau obstipasi karena tonus otot-otot. Uterus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid placenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra : grisea).
12) Penekanan vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
Kehamilan mempunyai tanda-tanda sebagai berikut :
1) Perut membesar
2) Uterus membesar:
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsis¬tensi dari rahim
3) Tanda Hegar
Pada minggu pertama itsmus mengalami hipertrofi sehinggaa mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lunak
4) Tanda Chadwick
Adanya hipervarkularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak merah, kebiru-biruan yang disebbakan oleh hormon estrogen
5) Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan sehingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton-Hicks)
7) Teraba ballotement
8) Reaksi kehamilan positif
c. Tanda pasti (tanda positif)
Tanda pasti atau tanda yang positif seorang wanita hamil adalah (Mochtar R, 1998 : 43) :
1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
2) Denyut jantung janin :
a) Didengar dengan stetoskop-monoral laennes.
b) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler.
c) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram.
d) Dilihat pada ultrasonografi.
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.
3. Perubahan pada ibu hamil dan adaptasi psikologis dalam kehamilan.
a. Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perabahan pada vagina dan vulva akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan yang disebut tanda Chadwick (Mochtar, 1998)
b. Servik
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda Goodell. Karena bertambah pembuluh darah dan melebar, warna menjadi livid yang disebut tanda Chadwick (Mochtar, 1998).
c. Perubahan pada sistem organ dan sistem lainnya
1) Sistem sirkulasi darah
1) Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester I. Volume darah akan bertambah kira-kira 25 persen dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak kira-kira 35 persen. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40 persen mendekati kehamilan cukup bulan (Mochtar,1998).
2) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama pada trimester II dan akan naik lagi seperti pra hamil. Tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstrimitas atas dan bawah, cenderung naik setelah trimester I, nadi biasanya naik dengan rata-rata 84 per menit (Mochtar,1998)
2) Sistem pernapasan
Kadang kadang mengeluh sesak dan pendek napas, disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit yang lebih menonjol adalah pernapasan dada (thorakreathing) (Mochtar,1998)
3) Sistem urinarius
Karena pengaruh turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air senipun akan bertambah. Filtrasi pada glomelurus bertambah sekitar 60% sampai 70% (Manuaba,1998).
4) Tulang dan gigi
Persendian panggul terasa lebih longgar karena ligament¬-ligament melemah (softening) dan terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Bila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini (Mochtar, 1998).


5) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating, hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, linea nigra, pipi yang disebut chloasma gravidarum (Manuaba,1998)
6) Berat badan
Penambahan BB dalam kehamilan kira-kira 10-12 Kg selama kehamilan (Mochtar:205).
7) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen dan progesteron (Manuaba, 1998:108).

4. Asuhan Kehamilan
Asuhan kehamilan adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medic pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
1. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalapelayanan kesehatan oleh tenaga professional(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembauntu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, ssesuai dengan standar minimal pelayanan antenatak yang meliputi 10 T, yaitu :
a. Timbang berat badan
b. Ukur tekanan darah
c. Ukur tinggi fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap
e. Pemberian tablet zat besi, minum 90 tablet selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular seksual
g. Temu wicara dalam rangka persapaan rujukan
h. Terapi tingkat kebugaran
i. Terapi yodium
j. Terapi malaria
2. Tujuan Asuhan Antenatal
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil. Termasuk riwayat penyakit secara umum kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayi dengan trauma seminimalnya mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima keluarga agar bayi dapat tumbuh kembang secara normal.
3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :
1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasi yang sangat penting. Tabel dibawah ini memberikan garis-garis besarnya.


Tabel 2.1 Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan
Kunjungan Waktu Informasi Penting
Trimester pertama Sebelum minggu ke 14 • Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
• Mendeteksi masalah dan menanganinya.
• Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
• Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
• Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).
Trimester kedua Sebelum minggu ke 28 • Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria).
Trimester ketiga Antara minggu 28-36 • Sama seperti di atas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu • Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
(Sumber : Saifuddin, 2002 )
4. Pemeriksaan Ibu Hamil
Pemeriksaan pada ibu hamil terdiri dari (Mochtar R, 1998).
a. Anamnesa
1) Anamnesa identitas istri dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya.
2) Anamnesa umum :
a) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, perkawinan dan sebagainya.
b) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir.
c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan mola sebelumnya.
b. Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostik
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan jantung, paru-paru dan sebagainya.
c. Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara.

Tabel 2.2 Manuver Palpasi Menurut Leopold
Leopold I : • Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil.
• Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus.
• Konsistensi uterus.
Leopold II : • Menentukan batas samping rahim kanan-kiri.
• Menentukan letak punggung janin.
• Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin.
Leopold III : • Menentukan bagian terbawah janin.
• Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih goyang.
Leopold IV : • Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil.
• Bisa juga menentukan bagian terbawah janin, apa dan berapa jauh sudah masuk pintu atau panggul.

d. Auskultasi
Digunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik) untuk mendengarkan denyut jantung janin (DJJ)

B. Persalinan
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mocthar : 1998 : 43 ). Menurut Wiknjosastro (1999 : 180) persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
2. Tanda-tanda Persalinan
Tanda-tanda persalinan yaitu:
a. Rasa sakit oleh adanya his yang lebih kuat, sering, teratur
b. Keluarnya blood show yang lebih banyak karena robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
3. Faktor Penting Dalam Persalinan
Faktor penting dalam persalinan adalah:
a. Power/ kekuatan
1) His
2) Tenaga mengedan
3) Kontraksi dinding perut
4) Kontraksi diafragma
5) Kontraksi ligamentum rotundum:
b. Passage
1) Jalan lahir lunak
a) Otot
b) Ligamentum
2) Jalan lahir tulang
a) PAP (promontorium, sayap sakrum. linea innominata, Arkus pubis, pinggir atas simpisis)
b) PBP (berbentuk segitiga, yang dibentuk oleh garis antara kedua buah tuber isciadikum dengan ujung os sakrum).
c. Passanger
1) Bayi
2) Plasenta
3) Air Ketuban
d. Psikis
1) Yaitu psikis ibu
2) Psiciyen/ penolong (bidan)
4. Tahap-tahap Persalinan
Tahap-tahap persalinan terdiri dari 4 kala
a. Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir campur darah (blood show), penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus (> 3 x 10’ 40”) yang menyebabkan perubahan serviks.
Kala I dibagi 2 fase :
1) Fase laten
Berlangsung lambat, pembukaan sampai 3 cm, berlangsung 7 – 8 jam
2) Fase aktif
Berlangsung 6 jam. Dibagi 3 sub fase:
a) Akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan, jadi 4 cm
b) Dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan cepat menjadi 9 cm
c) Deselarasi : berlangsung 2 jam, pembukaan lambat, 10 cm dalam dalam waktu 2 jam.
Kala I pada primi berlangsung 13-14 jam, dimana serviks mendatar dahulu baru dilatasi, sedang berlangsung 6 – 7 jam, dan serviks mendatar serta membuka bersamaan.
b. Kala II (Pengeluaran Janin)
His teratur, kuat, cepat, lebih lama kira-kira 3 x 10’ 40”, kepala janin sudah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan otot-otot dasar panggul dan menimbulkan rasa ingin mengedan seperti buang air besar, yang ditandai anus terbuka. Waktu ada his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perinium menonjol. Dengan bimbingan mengedan yang baik kepala akan lahir diikuti seluruh badan janin.
c. Kala III (Pengeluaran Uri)
Fisiologi persalinan kala III
Pada persalinan kala III, otot uterus (myometrium) berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat melekatnya plasenta menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menebal kemudian lepas dari dinding uterus, setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1) Semburan darah
2) Tali pusat memanjang
3) Uterus membundar
Managemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:
1) Pemberian suntik oksytosin
2) Tali pusat di klem
3) Melakukan penegangan tali pusat terkendali
4) Massase fundus uteus

d. Kala IV
Dimulai dari setelah plasenta lahir sampai 2 jam setelah melahirkan (Mochtar, 1998 :94)
Involusi Alat-alat kandungan
1) Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tabel 2.4 Proses Involusi Uteri
Involusi Inggi fundus uterus Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simetris 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
2) Luka- luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
3) Rasa sakit yang disebut after pains, disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan
4) Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina selama masa nifas
a. Lochea rubra ; berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan lender, hari ke 3-7 pasca persalinan
c. Lochea serosa : berwarna kuning, cairan , cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 hari pasca persalian
d. Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu
e. Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau bbusuk.
5). Serviks : Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong warna merah kehitaman. Konsistensi lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil.

5. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan terdiri dari:
a. Turunnya kepala
Pada primi terdiri pada hamil trimester III (36 minggu) disusul majunya kepala, sedang pada multi terjadi pada awal persalinan yang terjadi secara bersamaan.
Sutura sagitalis masuk PAP melintang, sehingga terletak ditengah-tengah jalan lahir.
Posisi sutura sagitalis terhadap jalan lahir dibagi 2:
1) Sinklitismus: sutura sagitalis terletak ditengah-tengah antara promontorium dan simfisis.
2) Asinklitismus: sebaliknya
Ini dibagi 2 :
a. Posterior: lebih mendekati simfisis
b. Anterior: sutura lebih mendekat promontorium
c. Fleksi
Fleksi adalah suatu keadaan dimana diameter suboccipito frontalis menjadi suboccipito bregmatikum. Tujuannya untuk menyesuaikan penurunannya kepala terhadap jalan lahir.
d. Putaran Paksi Dalam (PPD)
Upaya dari kepala/ bagian janin untuk masuk dan menyesuaikan jalan lahir. Umumnya terjadi Hodge III
e. Ekstensi
Upaya dari kepala/ bagian janin untuk menyesuaikan dengan jalan lahir dengan cara kepala tengadah sebagai akibat dari jalan lahir yang memutar arah ke atas, dan terjadi 2 kekuatan:
1) Kekuatan kepala yang mendesak bagian bawah panggul.
2) Adanya tekanan dasar panggul sehingga menghasilkan suatu kekuatan yang mendesak bagian janin memutar arah ke atas sesuai jalan lahir.
f. Putaran Paksi Luar (PPL)
Upaya perputaran/ penyesuaian kepala untuk menghindari terjadinya torsi pada leher sebagai akibat terjadinya ekstensi.
g. Ekspulsi
Upaya penyesuaian bahu yang terletak pada diameter antero posterior isciadikum
(Mochtar, 1998 : 97)
6. Pimpinan Persalinan Normal
Pimpinan persalinan Normal dari kala I sampai IV:
a. Kala I
Kala I adalah mengawasi wanita inpartu sebaik-baiknya serta menanamkan semangat diri kepada wanita ini bahwa proses persalinan adalah fisiologis.
Pemberian obat atau tindakan hanya dilakukan apabila perlu dan ada indikasi. Apabila ketuban belum pecah, wanita inpartu boleh duduk atau berjalan-jalan. Bila berbaring, sebaiknya ke sisi dimana punggung berada. Pada kala pembukaan dilarang mengedan, karena belum waktunya dan hanya akan menghabiskan tenaga ibu. Kala I berakhir apabila pembukaan sudah lengkap sampai 10 cm.
b. Kala II
Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk ke dalam ruang panggul. Ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Bila belum pecah, harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah his mengedan. Penolong harus telah siap untuk memimpin persalinan.
Bila kepala janin sampai di dasar panggul, vulva mulai terbuka (membuka pintu); rambut kepala kelihatan. Tiap his kepala lebih maju anus terbuka perinuem meregang. Penolong harus menahan perineum dengan tangan kanan, yang beralaskan kain kassa atau kain doek steril, dan tangan kiri menekan kepala bayi untuk mengendalikan kelahiran bayi supaya tidak terjadi robekan (ruptura perineum).
c. Kala III
Pada kala ini penolong memimpin klien untuk melahirkan plasenta. Klien masih merasakan mules, tanda-tanda pelepasan plasenta sudah ada. Penolong melahirkan plasenta dan perdarahan terus diawasi selanjutnya melakukan manajemen aktif kala III serta melihat apakah kontraksi baik atau tidak.
d. Kala IV
Dalam kala IV penolong masih menemani klien selama 2 jam untuk mengawasi perdarahan, kontraksi uterus, kandung kemih, dan memeriksa keadaan bayi dan ibunya (Mochtar, 1998 : 104).
C. Nifas
1. Pengertian nifas
Menurut Wiknjosastro (2002) masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Saifuddin, 2002)
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa masa setelah persalinan selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu di mana sistem reproduksi post partum kembali kepada keadaan sebelum hamil.
2. Tujuan asuhan masa nifas
Adapun tujuan asuhan pada masa nifas adalah :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun psikologi.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, dan pemberian imunisasi pada bayi serta perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

3. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
Bidan sebagai ujung tombak dalam pemberian pelayanan kebidanan mempunyai peran dan tanggung jawab dalam masa nifas, yaitu sebagai berikut :
a. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
b. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman
c. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
d. Memulai dan mendorong pemberian ASI (Air Susu Ibu)

4. Tahapan masa nifas
Menurut Mochtar (1998; 115) masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa beminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

5. Perubahan fisiologis masa nifas
a. Perubahan sistem reproduksi
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram.

Tabel. 2.5 Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
Involusi Tinggi fundus uterus Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

b. Perubahan pada perineum, vagina dan vulva
Berkurangnya sirkulasi progesterone mempengaruhi otot-otot pada panggul, perineum, vagina dan vulva. Proses ini membantu pemulihan ke arah tonisitus/elastisitas normal dari ligamentum otot rahim. Ini merupakan proses bertahan yang akan berguna apabila ibu melakukan ambulasi dini. Senam masa nifas dini mencegah timbulnya konstipasi. Progesterone juga meningkatkan pembuluh darah pada vagina dan vulva selama kehamilan dan persalinan biasanya menyebabkan timbulnya beberapa hematoma dan edema pada jaringan ini dan pada perineum (Pusdiknakes, 2003 : 7).
c. Bekas implantasi uri : placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm, dan akhirnya pulih.
d. Luka- luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
e. Endometrium
Lapisan epitel endometrium kecuali tempat implantasi placenta mengalami regenerasi sempurna pada akhir minggu ke-2 postpartum.
f. Lochea
Lochea berasal dari berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
1. Lochea lubra (cruenta)
Darah yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium (kotoran bayi saat dalam kandungan). Darah nifas berpotensi mengandung banyak kuman. Lamanya masa lokia lubra ini biasanya sebentar selama 2 hari setelah persalinan.
2. Lochea sanguinolenta
Darah yang keluar berwarna merah kuning berisi darah dan lendir berlangsung pada hari ke 3 sampai 7 pasca persalinan.
3. Lochea serosa
Darah yang keluar berwarna kekuningan, cairan tidak berdarah lagi Kandungannya sekarang berupa jaringan serosa atau sisa-sisa pengaruh hormon dan lainnya berlangsung pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4. Lchea alba
Cairan yang keluar sudah berwarna putih biasa dan bening. Hal ini merupakan hal yang normal dan tandanya sudah memasuki tahap pemulihan berlangsung setelah 2 minggu.
g. Serviks : Setelah persalinan, agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
h. Perubahan sistem percernaan
1) Peristaltik usus kembali ke normal secara bertahap dan proses pengembalian ini bisa lambat dengan adanya pengaruh penggunaan analgesik
2) Secara psikologis, pada umumnya nafsu makan ibu nifas turun akibat rasa nyeri diperineum sehingga dapat menghambat devekasi. Akibtnya sering timbul gejala konstipasi pada minggu pertama post partum. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.
i. Perubahan sistem perkemihan
1) Dinding vesica urinaria memperlihatkan edema dan memerah kadang dapat menimbulkan retensi urin.
2) Dilatasi ureter dan pyelum ginjal akan kembali normal dalam waktu 2 minggu
j. Perubahan sistem musculosceletal
1) Abdomen
Kulit dinding abdomen teregang selama kehamilan dan kemudian kembali seperti semula beberapa minggu atau bulan kemudian
2) Pelvis
Setelah janin dilahirkan, berangsur-angsur ligamentum, diafragma dan fascia mengerut kembali seperti semula.
k. Perubahan sistem endokrin
1) hCG, hPL, estrigen dan progesteron
Pada saat plasenta lepas dari didnding endometrium (kala III), maka kadar hormon hCG, hPL, estrogen dan progesteron juga nenurun dengan drastis.



2) Prolaktin
Kadar prolaktin akan lebih meningkat bilamana bayi menyusui dengan baik dan kadarnya dipertahankan tinggi selama periode laktasi.
3) Oksitosin
Rangsangan puting susu selama menyusui dapat menyebabkan pelepasan oksiotosin dari lobus posterior hipofisis yang berefek pada timbulnya kontraksi sel-sel miopitel yang melapisi duktus laktiferus dan akhirnya mengeluarkan air susu (let down of milk).
4) Ovulasi dan menstruasi
Pada wanita yang menyusui bayinya, ovulasi jarang terjadi sebelum 20 minggu dan mungkin tidak terjadi sampai 28 minggu pada wanita yang meneruskan proses menyusuinya sampai 6 bulan.
l. Perubahan tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh
Setelah anak lahir, suhu tubuh meningkat sampai 37,2OC dapat naik 0,5OC dari normal tapi tidak lebih dari 38OC bila tidak terjadi infeksi.
2) Nadi
Berkisar antara 60 sampai 80 denyut per menit
m. Perubahan sistem kardiovaskuler
Cardiac output yang meningkat selama kehamilan dan persalinan tiba-tiba menurun setelah hari pertama postpartum dan kembali ke normal seperti sebelum hamil pada akhir minggu ketiga postpartum.

6. Perawatan Masa Nifas
a. Mobilisasi
Ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua ibu diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari ke empat atau kelima sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi di atas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
c. Perawatan payudara (mammae)
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.

d. Laktasi
Untuk menghadapi masalah laktasi sejak masa kehamilan telah terjadi perubahan pada kelenjar mammae. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih banyak. Disamping ASI merupakan makanan utama bayi, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya.

7. Tanda-tanda bahaya pada masa nifas
Menurut Widyastuty (2005:81), tanda-tanda bahaya nifas adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan pervaginam yang luar biasa dan secara tiba-tiba
Pada waktu plasenta memisahkan diri dari uterus, plasenta tersebut akan meninggalkan luka yang terbuka pada dinding uterus. Dinding uterus akan keropeng dimana plasenta sudah berada dalam keadaan siap untuk menghentikan perdarahan serta mempermudah perdarahan. Ketika ini terlepas ibu mungkin akan mengalami sedikit perdarahan antara 7-14 hari setelah persalinan. Jika hal ini hanya 2 jam atau lebih banyak dari haid maka kemungkinan besar hal itu normal. Jika terjadi peningkatan yang luar biasa atau tiba dalam jumlah perdarahan vagina melebihi batas normal

b. Pengeluaran cairan per vaginam dengan bau menyengat dan busuk
Semua pengeluaran yang baunya busuk dan menyengat akan mengidentifikasikan adanya infeksi nifas. Infeksi nifas ditandai dengan kenaikan suhu badan sampai 38OC atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama.
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
Setelah ibu melahirkan uterus akan melanjutkan kontraksi untuk mencegah perdarahan. Ketika uterus berkontraksi, kontraksi tersebut akan menimbulkan rasa sakit. Nyeri abdomen yang bukan disebabkan nyeri normal persalinan biasanya tidaklah normal.
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan
Segera setelah selesai persalinan, tubuh ibu tidak lagi membutuhkan cairan tambahan dan akan mengalami perubahan luar biasa untuk membuang segalanya. Pada akhir minggu akan terlihat bahwa pada tubuh ibu sudah tidak ditemukan lagi pembengkakan seperti pada masa selama kehamilan. Edema kehamilan pada umumnya hilang pada akhir minggu pertama postpartum.
e. Demam, muntah, sakit pada waktu buang air kecil atau merasa tidak enak badan.
Fungsi dan kapasitas kantung kemih harus kembali normal pada akhir minggu pertama postpartum. Biasanya ibu yang habis bersalin vesika urinaria kurang sensitif sehingga waktu pengosongan kandung kemih menjadi lambat dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Begitu juga demam yang merupakan pertanda infeksi dan tidak boleh dianggap normal.
f. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau sakit
Pada hari ke-2 dan ke-4 setelah persalinan payudara akan membesar yang menyebabkan payudara menjadi mengeras dan tegang serta puting susu menjadi kaku, mengkilap dan keras. Payudara yang normal akan lembut dan tidak lembek tanpa lesi, masa mengeras.
g. Kehilangan nafsu makan untuk jangka waktu yang panjang
Setelah selesai melahirkan ibu masih perlu memperhatikan tentang diet dan makanan dengan cermat. Karena tubuhnya masih dalam proses pertumbuhan dan sedang menyesuaikan diri ke keadaan tidak hamil dan jika sedang dalam pemberian ASI kepada bayi. Ibu akan perlu menghasilkan ASI untuk membesarkan bayi.
Menurut Mochtar (1998 : 117), makanan bagi ibu postpartum harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan. Pada umumnya ibu nifas sering mengalami masalah tidak mau makan selama beberapa minggu.
h. Sakit kepala terus menerus, nyeri epigastrik atau gangguan penglihatan
Sakit kepala yang terus menerus dan adanya gangguan penglihatan biasanya menunjukkan adanya masalah yang serius.

i. Merasa sangat sedih/ tidak mampu mengasuh diri dan bayinya
Pada permulaan ibu mungkin akan merasa kewalahan dan letih, tetapi biasanya akan tetapi bisa mengatasi peran dan tanggung jawabnya yang baru tersebut. Jika seorang wanita bereaksi secara positif terhadap anaknya dan tampak risau dan stres berlebihan, maka kemungkinan ia akan memerlukan bantuan dan perhatian tambahan.

8. Kunjungan masa nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi
Tabel 2.7 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah persalinan 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2 6 hari setelah persalinan 1. Memastikan involusi berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
2. Menilai adannya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mencapat cukup makanan, cairan dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperhatikan tanda-tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3 2 minggu setelah persalinan Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
4 6 minggu setelah persalinan 1. Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami
2. Memberi konselilng untuk KB secara dini


9. Adaptasi psikologis ibu dalam masa nifas
Pada masa postpartum terjadi adaptasi psikososial menurut (Cunningham, 1999) terbagi menjadi 3 tahap :
a. Masa Taking In
Masa ini terjadi 2-3 hari pasca salin, ibu yang baru ini bersikap pasif dan sangat tergantung, segala energinya difokuskan pada kekhawatiran tentang badanya. Dia akan bercerita tentang persalinannya secara berulang-ulang.
b. Masa Taking On (masa meniru dan role play)
Masa ini terjadi 3-4 hari pasca salin, ibu menjadi khawatir akan kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggungjawabnya sebagai ibu semakin besar. Ibu berupaya untuk menguasai keterampilan perawatan bayinya.


c. Masa Letting Go
Masa ini biasanya terjadi bila ibu sudah pulang dari RS dan melibatkan keluarga. Ibu mengambil langsung tanggungjawab dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan tuntutan ketergantungannya dan khususnya interaksi sosial.

D. Bayi Baru Lahir
1. Pengertian
Neonatus adalah bayi baru lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2002:7). Menurut Depkes (2001:1)
Bayi baru lahir adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling penting sebagai hasil konsepsi ovum dan spermatozoa dengan masa gestasi memungkinkan dapat hidup diluar kandungan.
Bayi baru lahir disebut nenonatus, dengan tahapan :
a. Umur 0-7 hari disebut neonatal dini
b. Umur 8-28 hari disebut neonatal lanjut
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang disebut neonatus adalah bayi baru lahir usia 0 – 28 hari.
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan kepada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002 : N-33).


2. Pertolongan pada waktu bayi baru lahir
a. Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan muka, mulut, hidung dengan kasa steril.
b. Jam lahir dicatat.
c. Lendir diisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah daripada kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah keluar.
d. Tali pusat kemudian dijepit dengan klem jepit plastik atau benang tali pusat.
e. Segera setelah bayi lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernafas serta mengerakkan tangan dan kakinya, kulit akan berwarna kemerahan.
f. Bayi dibersihkan dengan handuk atau kain bersih dari lumuran darah, air ketuban, mekonium.
g. Bayi dibungkus dengan kain yang bersih dan hangat.
h. Bayi diberikan suntikan Vit k / Neo k 1mg ( IM di paha kiri ).
i. Perawatan Mata bayi : Mata bayi dibersihkan kemudian diberikan obat untuk mencegah blenorrhoe
3. Penatalaksanaan awal bayi baru lahir
a. Pencegahan infeksi
b. Penilaian awal
c. Pencegahan kehilangan panas
d. Pemeriksaan Fisik
e. Asuhan tali pusat
f. Pemberian suntikan Vit k dan Antibiotik profilaksis terhadap gangguan pada mata
g. Mulai pemberian ASI dan Rawat gabung.
(Wiknjosatro, 2002 : 4-3)
4. Pemantauan Bayi baru lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak.
a. Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama setelah lahir meliputi :
1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2) Bayi tampak aktif atau lunglai
3) Bayi kemerehan atau kebiruan
b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, harus melakukan pemeriksaan dan penilaian seperti :
1) Bayi kecil atau untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
2) Gangguan pernapasan
3) Hipotermia
4) Infeksi, cacat bawaan dan trauma lahir. (Saifuddin, 2002 : 136)
5. Perawatan bayi baru lahir dibedakan atas :
Perawatan pada bayi, sebagai berikut :
a. Menjaga Kehangatan Tubuh
Bayi baru lahir masih terbatas kemampuannya dalam pengaturan suhu tubuh. Bayi akan menjadi sakit bila terkena stress dingin (cold stress) sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen dan glukosa, mengganggu otak dan organ utama lain. Hal yang dilakukan untuk menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah :
1) Tunda memandikan bayi sekurang-kuragnya 6 -8 jam setelah lahir.
2) Bungkus bayi dengan kain kering. Ganti jika kain / pakaian bayi basah.
3) Bayi jangan ditidurkan di tempat yang dingin atau banyak angin.
4) Jika berat lahir kurang dari 2500 gram, dekap bayi agar kulit bayi menempel ke dada ibu (Metode Kanguru).
b. Mencegah Infeksi
c. Merawat Tali Pusat
d. Pemberian Makan Pada Bayi Baru Lahir
e. Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
1) Penapasan ( sulit atau lebih dari 60 x / menit )
2) Kehangatan ( terlalu panas atau > 38OC atau terlalu dingin atau < 36OC)
3) Warna (kuning terutama pada 24 jam pertama, biru, pucat atau memar)
4) Pemberian makan (hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah)
5) Tali pusat ( merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah )
6) Infeksi ( suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan atau nanah, bau busuk, pernapasan sulit )
7) Tinja dan kemih ( tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja )
8) Aktivitas (menggigil, tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus)
















BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA 19 TAHUN
G1P0A0 HAMIL 39-40 MINGGU

Waktu Pengkajian : 14 Mei 2011
Tempat : Bps. Bd. L
Pengkaji : Ai Fitri Rahmawati
1. Data Subjektif
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Ny.D
Umur : 19 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Patingen 2 Rt 09 Rw 02 Kec Padaherang Kab Ciamis
2) Identitas Suami
Nama : Tn. Y
Umur : 21 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Patingen 2 RT 09 RW 02 Padaherang Kab Ciamis
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan hanya ingin memeriksakan kehamilannya
c. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 13 tahun, siklus 28 hari, lamanya 7-8 hari. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 30 agustus 2010. Taksiran persalinan 6 juni 2011.
d. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama
e. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan mengetahui kehamilannya melalui test pack, ibu sudah mendapatkan imunisasi TT pertama pada usia kehamilan 5 bulan dan TT kedua pada usia kehamilan 6 bulan. Ibu mengatakan merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan ± 4 bulan. Ibu mengatakan tidak merasakan adanya keluhan ataupun tanda bahaya selama hamil.
f. Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menggunakan KB

g. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan tidak mempunyai atau tidak pernah menderita penyakit : jantung, DM, Hipertensi, TBC, Ginjal, tidak pernah operasi, dan tidak pernah dirawat. Begitupun dengan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit tersebut
h. Riwayat perkawinan :
Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, lamanya ± 1 tahun.
i. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan suami dan keluarga merasa sangat bahagia dan merespon baik atas kehamilannya.
j. Pengambilan keputusan
Ibu mengatakan yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
k. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola makan dan minum
Ibu mengatakan makan 2-3 kali sehari dengan menu bervariasi seperti sayur-sayuran dan lain-lain. Minum ±7-8 gelas sehari, ibu mengatakan tidak ada pantangan dalam makan dan minum.
2) Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB ±1 kali sehari, BAK ±4-5 kali sehari. Tidak ada keluhan.


3) Pola istirahat dan tidur
Ibu mengatakan istirahat cukup, tidur malam ±6 jam sehari, tidur siang ±1 jam sehari dan tidak ada kesulitan dalam tidur.
4) Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi, gosok gigi dan ganti pakaian 2 kali sehari.
5) Aktifitas
Ibu mengatakan kegiatan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
6) Pola hubungan seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual normal, tidak ada keluhan.

2. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
Keadaan emosional : Stabil
Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84x / menit
R : 22x/ menit
S : 36°c

c. Antropometri
TB : 150 cm
BB sebelum hamil : 42 kg
BB selama hamil : 50 kg
Kenaikan BB : 8 kg
LILA : 24 cm
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala :Normal, tidak ada benjolan, rambut bersih
2) Muka : Cloasma gravidarum tidak ada, oedema
tidak ada
3) Mata : Kelopak normal, konjungtiva merah muda, sklera putih
4) Hidung : Bersih, Penciuman baik, Polip tidak ada
5) Mulut dan gigi : Lidah bersih, tidak ada stomatitis dan karies
6) Leher : Tidak ada pembesaran KGB, kelenjar tyroid, dan pembesaran vena jugularis
7) Dada : Buyi jantung reguler, bunyi nafas
tidak ada whizing
8) Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi pada areola mammae, pengeluaran asi sudah ada.
9) Abdomen
- Inspeksi :
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, bekas operasi tidak ada, benjolan tidak ada.
- Palpasi
Leopold I : TFU 28 cm,dibagian atas teraba lunak bulat tidak melenting(bokong)
Leopold II : Bagian perut sebelah kanan teraba tahanan kuat memanjang (punggung janin) dan sebelah kiri teraba bagian bagian-bagian kecil janin
Leopold III :Bagian bawah teraba bulat, keras melenting(kepala janin).
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP,
Auskultasi :
DJJ ( + ) 144 x / menit, reguler
Anogenital : Luka parut perineum tidak ada, varises
tidak ada keputihan, fisologis (+),
perdarahan pervaginam tidak ada
10) Ekstremitas Atas dan bawah : Oedema tidak ada, varises tidak ada, kekakuan sendi tidak ada reflek patella (+).
d. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
e. Pemeriksaan penunjang / Laboratorium : HB :11 gram %
Protein Urine : -
Glukosa urine : -


3. Analisa
Ny. D umur 19 tahun, G1 P0 A0 hamil 39-40 minggu, janin tunggal hidup, intrauterin.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu, TP : 06 juni 2011, usia kehamilan sekarang 39-40 minggu. Keadaan ibu dan janin baik. Menjelaskan tentang tanda-tanda persalinan
1) Mules-mules yang teratur dan sering
2) Keluar lendir campur darah
3) Nyeri pinggang yang menjalar pada perut bagian bawah, ibu sudah tahu, tanda-tanda persalinan.
4) Dapat disertai dengan ketuban pecah. (Manuaba, 1998 : 160)
b. Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan Trimester ke III
1) Perdarahan dari jalan lahir
2) Keluar air dari jalan lahir
3) Kaki bengkak, tekanan darah tinggi, pandangan kabur, nyeri pada ulu hati
4) Janin tidak bergerak. Ibu sudah tahu tanda bahaya kehamilan Trimester III. (Saefudin AB, 2002 : N-31)
c. Mendiskusikan mengenai rencana persalinan / kegawat daruratan
1) Dimana ibu akan melahirkan
2) Siapa yang akan menolong persalinan
3) Tabungan persalinan
4) Siapa yang akan memberikan keputusan ke dua bila pengambil keputusan pertama tidak ada di tempat
5) Persiapan donor darah
6) Persiapan transportasi bila membutuhkan rujukan, ibu sudah tidak cemas lagi
d. Menetapkan ibu untuk bersalin dengan tenaga kesehatan. Ibu mengerti dan sudah memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya.
e. Menganjurkan ibu agar cukup istirahat
f. Memberitahu tentang kebutuhan nutirsi pada ibu hamil
g. Menganjurkan ibu untuk datang kembali satu minggu kemudian






ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA 19 TAHUN
G1P0A0 HAMIL 39-40 MINGGU INPARTU KALA 1 FASE AKTIF

Waktu Pengkajian : 26 MEI 2011
Tempat : Bps.Bd.L
Pengkaji : Ai Fitri Rahmawati

A. Subjektif
Ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules sejak jam 03 WIB, dan gerakan janin masih dirasakan aktif oleh ibu
B. Objektif
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mMhg R : 24x/menit
P : 84x/menit S : 360C
3. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
b. Palpasi
Leopold 1 : TFU 27 cm, fundus teraba lunak, bulat, tidak melenting (bokong janin)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba tahanan kuat memanjang( punggung janin) dan bagian kiribagian-bagian kecil janin
Leopold III : bagian terendah janin teraba keras, bundar, melenting(kepala janin)
Leopold IV : 3/5 divergent
c. Auskultasi : DJJ (+) 144x/menit, regular
d. His : 4 x 10’x’’35’’
4. Pemeriksaan genitalia
a. v/v : Tidak ada kelainan
b. PD : Portio : tipis lunak
Pembukaan : 7-8 cm
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Penunjuk : Ubun - ubun kecil, kanan melintang
Peneurunan kepala : 3/5
Moulase : Tidak ada
C. Analisa
G1P0A0 hamil 39-40 minggu inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup
intrauterine dengan presbelkeb.


D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa pembukaan hampir lengkap, ibu dan janin dalam keadaan baik, ibu belum waktunya untuk mengedan.
2. Memberitahukan keluarga untuk mempersiapkan persiapan yang dibutuhkan. Keluarga mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan seperti pernel, pakaian bayi, pembalut dan pakaian ibu.
3. Mengobservasi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital, His, DJJ, kemajuan persalinan.
4. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman (miring ke kiri)..
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. Ibu tidak mau makan tetapi ibu mau minum.
6. Menganjurkan ibu untuk mengatur nafas saat ada his. Memberikan dukungan mental pada ibu
7. Menyiapkan partus set

Jam 06.30 WIB
A. Subjektif
Ibu mengatakan mulesnya semakin kuat dan sering, Ibu merasa ingin BAB dan mengedan
B. Subjektif
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : stabil
2. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg N : 82x/menit
R : 24x/menit S : 36˚C
3. His : 5 x 10’x40’’
4. DJJ : 148 x/menit
5. Terlihat gejala dan tanda kala II
Ada dorongan kuat ingin mengedan, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan vagina membuka.
6. Pemeriksaan dalam
Vulva vagina : tidak ada kelainan
Portio : tidak teraba
Pembukaan : Lengkap
Ketuban : (+) positif
Presentasi : kepala
Penurunan kepala : 1/5
Penunjuk : Ubun-ubun kecil
Moulase : tidak ada

C. Analisa
G1P0A0 hamil 39-40 minggu janin tunggal hidup intra uterine letak belakang kepala inpartu kala II fisiologis

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu (pembukaan sudah lengkap dan persalinan sudah dapat dimulai).
2. Mempersiapkan diri untuk menolong persalinan
3. Mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan keadaan emosional. Menganjurkan ibu untuk meneran apabila ada his dan istirahat apabila tidak ada his..
4. Menawarkan kepada ibu untuk memilih posisi yang nyaman bagi ibu.
5. Memantau DJJ
6. Melibatkan suami sebagai pendamping persalinan. Suami mendampingi istrinya melahirkn.
7. Memberikan semangat dan dukungan pada ibu.
8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum pada saat tidak ada his. Memimpin persalinan yang normal. Dilakukan
9. Mendokumentasikan semua tindakan ke dalam SOAP dan partograf

Jam 07.10
Bayi lahir spontan, bayi dilahirkan dari jalan lahir dengan sanggah susur, hidup dan menangis spontan kuat, warna kemerahan dan gerakannya aktif, jenis kelamin laki-laki, berat badan 3200 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 31 cm. bayi diletakkan diatas perut ibu, memastikan ada tidaknya janin kedua, pemberian oxytosin segera setelah bayi lahir, tali pusat di klem, dan memotong tali pusat diantara 2 klem, bayi segera dibersihkan dan diganti dengan kain yang kering, bayi diletakkan di dada ibu untuk dilakukan IMD selama 1 jam.

Jam 07.15
A. Subjektif
Ibu masih merasakan mules dan sedikit kelelahan
B. Objektif
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
2. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
S : 36 ˚C
3. Kontraksi uterus baik, TFU sepusat
4. kandung kemih kosong
5. plasenta belum lepas, tali pusat tampak di vulva
C. Analisa
P1A0 inpartu kala III fisiologis
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan tindakan yang dilakukan,.
2. Melakukan peregangan tali pusat terkendali, massase uterus segera setelah plasenta lahir
3. Memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta lengkap utuh, selaput plasenta lengkap, diameter 20 cm, berat 500 gram, jumlah katiledon 20, panjang tali pusat 35 cm
4. Mengobservasi perdarahan, perdarahan kurang lebih 200 cc
5. Mengobservasi kontraksi uterus, kontraksi uterus baik.

Jam 07.25
A. Subjektif
Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya, dan masih merasa sedikit mules.
B. Objektif
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil

2. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg S : 36 C
N : 82 x/menit R : 24 x/menit
3. Kontraksi uterus baik, TFU sepusat
4. Kandung kemih kosong

5. Perineum rupture
6. Perdarahan kurang lebih 200 cc

C. Analisa
P1 A0 kala IV fisiologis
E. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan pada ibu bahwa persalinan sudah selesai dan ibu dalam keadaan baik.
2. Membersihkan seluruh tubuh ibu dari kotoran darah dan cairan lainnya dan mengganti pakainnya.
3. Memantau TTV ibu
4. Mengjurkan ibu agar melakukan mobilisasi dini.
5. Mengajari ibu untuk mengenali kontraksi uterus dan melakukan massase uterus.
6. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan supaya dapat mengembalikan tenaga yang terkuras
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
8. Membereskan peralat bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi, cuci bilas dengan air sabun, dan sterilisasi peralatan bekas pakai.
9. Melakukan pemantauan kembali, setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke dua yaitu kontraksi uterus, perdarahan, serta observasi TTV dan kandung kemih.
10. Melakukan pendokumentian ke dalam SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. D USIA 19 TAHUN
P1A0 3 JAM POST PARTUM

Waktu pengkajian : 26 MEI 2011
Tempat : Bps.Bd.L
Pengkaji : Ai Fitri Rahmawati

A. Subjektif
Ibu mengatakan masih merasa mules, ibu mengatakan merasa senang atas kelahiran bayinya.
B. Objektif
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
2. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg R :22x/menit
N :84x/menit S :36˚C
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih,rambut tidak rontok, tidak ada benjolan
b. Muka : Cloasma gravidarum tidak ada, oedema tidak ada
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Hidung : Polip tidak ada,pengeluaran lendir tidak ada
e. Mulut dan gigi : Lidah bersih, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries
f. Leher : Pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening tidak ada, dan pembesaran vena jugularis tidak ada
g. Dada : Bunyi jantung reguler, bunyi nafas tidak ada whizing
h. Payudara : Bentuk simetris, pembengkakan tidak ada, puting susu menonjol, pengeluaran ASI belum ada, nyeri tekan tidak ada,
i. Abdomen :Tidak ada luka bekas operasi, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong
j. Ekstremitas atas dan bawah : Tidak oedema, tidak ada kelainan, tidak ada varises
k. Genitalia : tidak ada varises, tidak ada kelainan

C. Analisa
P1A0 3 jam post partum

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu Td:120/80mmhg,nadi:84x/menit,Respirasi:22x/menit,suhu:36°c
2. Mengobservasi keadaan umum ibu, TTV, kontraksi uterus, perdarahan.
3. Mengobservasi pengeluaran ASI, involusi uteri, kandung kemih.
4. Menganjurkan ibu agar memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
5. Mengingatkan ibu tekhnik menyusui yang baik dan benar
6. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi. Ibu mengerti
7. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat.
8. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri, terutama jalan lahir. Diantaranya mengganti pembalut ±3 x sehari, mengganti celana dalam apabila sudah merasa tidak nyaman.
9. Memberikan konseling tentang tanda-tanda bahaya nifas, diantaranya perdarahan hebat, lochea berbau, pusing yang hebat dll.
10. Melakukan pendokumentasian ke dalam SOAP





ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. D USIA 19 TAHUN
P1A0 6 JAM POST PARTUM

Waktu pengkajian : 26 Mei 2011
Tempat : Bps.Bid.L
Pengkaji : Ai fitri Rahmawati

A. Subjektif
Ibu mengatakan masih merasa mules, ibu mengatakan merasa senang atas kelahiran bayinya. Ibu mengatakan ASI belum keluar
B. Objektif
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
2. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg R :22x/menit
N :80x/menit S :36˚C
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih,rambut tidak rontok,Tidak ada benjolan
b. Muka : Cloasma gravidarum tidak ada, oedema tidak ada
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Hidung : Polip tidak ada,pengeluaran lendir tidak ada
e. Mulut dan gigi : Lidah bersih, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries
f. Leher :Pembesaran kelenjar tiroid dan Kelenjar getah bening tidak ada, dan pembesaran vena jugularis tidak ada
g. Dada : Bunyi jantung reguler, bunyi nafas tidak ada whizing
h. Payudara : Bentuk simetris, pembengkakan tidak ada, puting susu menonjol, pengeluaran ASI belum ada, nyeri tekan tidak ada,
i. Abdomen :Tidak ada luka bekas operasi, TFU 1 jari bawah pusat, kandung kemih kosong
j. Ekstremitas atas dan bawah : Tidak oedema, tidak ada kelainan, tidak ada varises
k. Genitalia : tidak ada varises, tidak ada kelainan

C. Analisa
P1A0 6 jam post partum
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu Td:120/80mmhg, R:22x/menit, N :80x/menit, S :36˚C
2. Mengobservasi keadaan umum ibu, TTV, kontraksi uterus, perdarahan.
3. Mengobservasi pengeluaran ASI, involusi uteri, kandung kemih.
4. Menganjurkan ibu agar memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
5. Mengingatkan ibu tekhnik menyusui yang baik dan benar.
6. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi
7. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat. Ibu mengerti dan mau melakukannnya.
8. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri, terutama jalan lahir. Diantaranya mengganti pembalut ±3 x sehari, mengganti celana dalam apabila sudah merasa tidak nyaman.
9. Memberikan konseling tentang tanda-tanda bahaya nifas, diantaranya perdarahan hebat, lochea berbau, pusing yang hebat dll
10. Melakukan pendokumentasian ke dalam SOAP













ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. D USIA 19 TAHUN
P1A0 1 HARI POST PARTUM

Waktu pengkajian : `27 Mei 2011
Tempat : Rumah pasien
Pengkaji : Ai Fitri Rahmawati

A. Subjektif
Ibu mengatakan keadaanya semakin membaik,
B. Objektif
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg R :20x/menit
N :82x/menit S :36˚C
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih,rambut tidak rontok,tidak ada benjolan
b. Muka : Cloasma gravidarum tidak ada, oedema tidak ada
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak pucat
d. Hidung : Polip tidak ada pengeluaran lendir tidak ada
e. Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi tidak ada caries
f. Leher : Pembesaran kelenjar tiroid, dan pembesaran vena jugularis tidak ada
g. Dada : Bunyi jantung reguler, bunyi nafas tidak ada whizing
h. Payudara : Bentuk simetris, pembengkakan tidak ada, puting susu menonjol, pengeluaran ASI tidak ada, nyeri tekan tidak ada.
i. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong
j. Ekstremitas atas dan bawah : Tidak oedema, tidak ada kelainan, tidak ada varises
k. Genitalia : tidak ada varises, tidak ada kelainan, luka jahitan baik, lochea rubra

C. Analisa
P1A0 1 hari post partum

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahkan hasil pemeriksaan pada ibu. Yaitu: TD: 110/70 mmHg, R :20x/menit , N:82x/menit, S:36˚C

2. Menganjurkan ibu agar memberikan ASI ekslusif pada bayinya. Mengingatkan ibu tekhnik menyusui yang baik dan benar.
3. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara. Diantaranya melakukan pemijatan pada payudara, menjaga kebersihan payudara, memakai BH yang menyokong.
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi.
5. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat.
6. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri, terutama jalan lahir. Diantaranya mengganti pembalut ±3 x sehari, mengganti celana dalam apabila sudah merasa tidak nyaman.
7. Melakukan pendokumentasian ke dalam SOAP












ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY. D

Waktu pengkajian : 26 mei 2011
Tempat : Bps.Bd.L
Pengkaji : Ai Fitri Rahmawati

A. Subyjektif
Ibu mengatakan sangat senang atas kelahiran bayi nya.
B. Objektif
1. Keadaan Umum : baik
Tonus Otot : kuat
Warna Kulit : normal kemerahan
Tangis Bayi : kuat
2. Tanda-tanda Vital
Laju Nafas :60x/menit
Jantung : 126x/menit
Suhu : 36˚C
3. Antropometri
BB : 3200 gram
PB : 49 cm
LK : 32 cm
LD : 31 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Keadaan ubun-ubun lunak, berdenyut moulage tidak ada, caput succedeneum ada.
b. Muka : Tidak ada tanda-tanda infeksi, konjungtiva kemerahan, sklera tidak ada ikterik dan tidak ada kelainan pada mata.
c. Hidung dan Mulut : Tidak ada kelainan pada hidung dan mulut, labio skisis tidak ada, reflek hisap ada.
d. Leher : Tidak ada pembengkkan di daerah leher, tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
e. Dada : Bentuk dada simetris, keadaan puting susu simetris bunyi nafas (paru) bersih, bunyi jantung murni regular.
f. Bahu, lengan dan tangan : Gerakan bahu, lengan dan tangan simetris jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap, gerakan aktif.
g. System saraf : Reflek Moro : ada
Reflek Rooting : ada
h. Abdomen : Tidak ada perdarahan tali pusat, bentuk abdomen normal
i. Alat Kelamin : testis ada, penis berlubang, skrotum ada 2 buah.
j. Tungkai dan kaki : Keadaan tungkai dan kaki simetris, gerkannya normal, jumlah jari kaki kanan dan kiri normal
k. Anus : Lubang anus ada
l. Kulit : Verniks ada, warna kulit kemerahan

C. Analisa
By. Ny. D bayi baru lahir normal

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu.yaitu : Laju Nafas:60x/menit, Jantung: 126x/menit, Suhu: 36˚C
2. Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi.
3. Menimbang dan mengukur bayi.
4. Memberikan suntikan imunisasi neo K pada bayi dan imunisasi Hepatitis B setelah pemberian imunisasi neo K.
5. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat.
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
7. Melakukan perawatan tali pusat dan mengajarkannya pada ibu.
8. Melakukan pendokumentasian ke dalam bentuk SOAP






ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY. D USIA 1 JAM

Waktu pengkajian : 26 Mei 2011
Tempat : Bps.Bd.L
Pengkaji : Ai Fitri Rahmawati

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menetek
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : baik
2. Pergerakan aktif
3. Bayi menangis kuat
4. Bayi mau menyusui
5. BAB dan BAK belum ada
6. Tali pusat bersih dan tidak ada perdarahan
C. Analisa
By. Ny. D bayi baru lahir 1 jam normal
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu.
2. Memandikan bayi
3. Membersihkan tali pusat dengan sabun dan membungkusnya dengan kasa steril
4. Membungkus dan menghangatkan bayi
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan pemberian ASI sesering mungkin
6. Mempertahankan suhu dan ruangan tetap hangat
7. Mengganti kain setiap basah
8. Menganjurkan kepada ibunya agar memberikan ASI eksklusif
9. Melakukan pendokumentasian ke dalam bentuk SOAP
















ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY. D USIA 3 JAM

Waktu pengkajian : 26 MEI 2011
Tempat : Bps.Bd.L
Pengkaji : Ai Fitri Rahmawati

1. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya baik

2. Data Objektif
1. Keadaan Umum : baik
2. Tanda – tanda vital : N : 120x/menit
S : 36,5
R : 44x/menit
3. Pergerakan aktif
4. Bayi menangis kuat
5. Bayi mau menyusui
6. BAB ada BAK belum ada
7. Tali pusat bersih dan dibungkus dengan kasa steril

3. Analisa
By. Ny. D bayi baru lahir 3 jam
4. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu. Yaitu : N : 120x/menit, S : 36,5°C, R : 44x/menit
2. Memandikan bayi
3. Membersihkan tali pusat dengan sabun dan membungkusnya dengan kasa steril
4. Membungkus dan menghangatkan bayi
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan pemberian ASI sesering mungkin
6. Menganjurkan ibu untuk mengganti kain setiap basah
7. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dipagi hari selama 5-10 menit.
8. Memberitahukan kepada ibu akan tanda-tanda bahaya pada bayi bru lahir, diantaranya tidak mau menuyusu, demam panas, perdarahan tali pusat.
9. Menganjurkan ibu untuk menghubungi bidan bila terdapat tanda-tanda bahaya tersebut.
10. Melakukan pendokumentasian ke dalam bentuk SOAP








ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY. D USIA 6 JAM

Waktu pengkajian : 26 Mei 2011
Tempat : Bps.Bd.L
Pengkaji : Ai Fitri Rahmawati

1. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menetek
2. Data Objektif
1. Keadaan Umum : baik
2. Pergerakan aktif
3. Bayi menangis kuat
4. Bayi mau menyusui
5. BAB dan BAK ada
6. Tali pusat bersih dan tidak ada perdarahan

3. Analisa
By. Ny. D bayi baru lahir 6 jam normal
4. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu.
2. Memandikan bayi
3. Membersihkan tali pusat dengan sabun dan membungkusnya dengan kasa steril
4. Membungkus dan menghangatkan bayi
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan pemberian ASI sesering mungkin
6. Mempertahankan suhu dan ruangan tetap hangat
7. Mengganti kain setiap basah
8. Menganjurkan kepada ibunya agar memberikan ASI eksklusif
9. Melakukan pendokumentasian ke dalam bentuk SOAP















ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY. D USIA 1 HARI

Waktu pengkajian : 27 Mei 2011
Tempat : Rumah pasien
Pengkaji : Ai Fitri Rahmawati

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya baik-baik saja
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : baik
2. Tanda – tanda vital : N : 120x/menit
S : 36,5°C
R : 44x/menit Pergerakan aktif
3. Bayi menangis kuatBayi mau menyusui
4. BAB dan BAK ada
5. Tali pusat bersih dan dibungkus dengan kasa steril
C. Analisa
By. Ny. D bayi baru lahir 1 hari

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu. Yaitu: N:120x/menit, S : 36,5°C, R : 44x/menit Pergerakan aktif
2. Membersihkan tali pusat dengan sabun dan membungkusnya dengan kasa steril
3. Membungkus dan menghangatkan bayi
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan pemberian ASI sesering mungkin
5. menganjurkan ibu untuk mengganti kain setiap basah
6. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dipagi hari selama 5-10 menit.
7. Memberitahukan kepada ibu akan tanda-tanda bahaya pada bayi bru lahir, diantaranya tidak mau menuyusu, demam panas, perdarahan tali pusat.
8. Menganjurkan ibu untuk menghubungi bidan bila terdapat tanda-tanda bahaya tersebut.
9. Melakukan pendokumentasian ke dalam bentuk SOAP










Tanggal Pengkajian : 27 Mei 2011
Waktu : 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien

I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ingin ber KB.
II. DATA OBJEKTIF
A. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
B. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Respirasi : 22 x/ menit
Suhu : 36,7 0C
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala :Tidak ada benjolan abnormal, kulit kepala bersih, rambut tidak rontok
2. Muka :Tidak ada oedema, ada kloasma.
3. Mata :Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, kelopak mata normal.
4. Hidung :Bersih,tidak ada polip, tidak ada pengeluaran lendir, penciuman baik.
5. Mulut :Lidah dan geraham bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada pembengkakkan tonsil.
6. Telinga :Simetris, bersih, pendengaran baik.
7. Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, vena jugularis.
8. Dada :Bentuk simetris, bunyi jantung reguler, bunyi nafas bersih, payudara simetris, puting susu menonjol, areola mengalami hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal dan nyeri tekan, ASI (+).
9. Abdomen


:Tidak ada luka bekas OP, TFU 1 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong.
10. Ekstremitas
Atas
Bawah


11. Anogenitalia :Bentuk simetris, tidak ada oedema.
:Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kekakuan sendi, refleks patella +/+.
:Lochea alba (+) sedikit

III. ANALISA
P1A0 1 Hari Post Partum Fisiologis

IV. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan observasi TTV, Pemfis, dan perdarahan pervaginam.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan : TD : 120/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 22 x/menit, S: 36,7 ºC, TFU tidak teraba, lochea alba (+) sedikit.
3. Menjelaskan macam-macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu menyusui yaitu IUD, Minipil, Suntik 3 bulan, dan Norplan (Implan).
4. Membantu ibu memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan.
5. Memilih KB suntik 3 bulan (Depo progestin 3cc).
6. Menjelaskan efek samping dan kelebihan dari depo progestin yaitu keuntungannya : efektivitas tinggi, sederhana pemakainnya, cocok untuk ibu-ibu menyusui, cukup menyenangkan bagi akseptor; sedangkan kerugiannya : sering menimbulkan gangguan haid seperti siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting atau tidak haid sama sekali, dan permasalahan berat badan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.D P1A0 Usia 19 tahun, penulis menemukan kesamaan antara teori dan kenyataan dilapangan.
A. ASUHAN KEHAMILAN NORMAL
Berdasarkan asuhan kehamilan yang telah dilakukan terhadap Ny.D, penulis menemukan banyak kesamaan antara teori dengan kenyataan di lapangan. Klien menyatakan telah mendapatkn imunisasi TT1 pada usia kehamilan 5 bulan dan TT2 pada usia kehamilan 6 bulan . Pemberian imunisasi TT sesuai dengan teori dari Pusdiknakes (2003) Pada pemeriksaan kehamilan, ibu hamil akan mendapat imunisasi TT setelah dinyatakan hamil, umumnya jarak pemberian imunisasi pertama dengan imunisasi kedua adalah 1 bulan sehingga efektivitasnya tinggi. Imunisasi Tetanus Toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus yang bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.
Ibu juga tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya selama hamil seperti yang dikemukakan Saifuddin (2005) seperti sakit kepala yang hebat, odema di muka dan kaki, nyeri abdomen yang hebat, tidak merasakan gerakan janin, juga perdarahan pervaginam yang kesemua itu dapat mengancam dan membahayakan jiwa ibu.
Pada pemeriksaan fisik mulai dari head to toe penulis tidak menemukan kelainan semuanya normal. Dan pada pemeriksaan payudara penulis menemuka kolostrum yang sudah keluar. hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Arif (2006) pada masa kehamilan payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menghitam karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum pada kehamilan lebih 12 minggu.
Pada pemeriksaan penunjang penulis menemukan kadar HB 11gr% yang menunjukkan kadar darah Ny. D mengalami anemia ringan. Didukung pada pemeriksaan fisik yaitu konjungtiva tampak pucat. Hasil ini sesuai dengan Saifuddin (2002) yang menyatakan bahwa anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah ibu hamil sekitar 12 gr%, bila kadar hemoglobin dalam darah berkisar 9–11 gr%, penderita digolongkan anemia ringan yang ditandai perubahan kulit yaitu kulit tampak pucat dan kusam, terjadi kerusakan kelenjar secara terus-menerus, seperti lidah menjadi halus, bibir dan sudut-sudut mulut tampak pecah-pecah dan pucat dan konjungtiva berwarna pucat. Selanjutnya pada pemeriksaan urine, diperoleh protein dan glukosa urinenya negative. Pemeriksaan urine ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat protein dalam urine, bila terdapat protein dalam urine hal ini menunjukan adanya preeklampsi. Dan apabila terdapat glukosa dala urine menunjukan penyakit diabetes mellitus.
Berdasarkan data subjektif yaitu dari HPHT tanggal 30 agustus 2010 dan data objektif berupa TFU 28 cm dan kontraksi belum ada, maka dapat disimpulkan bahwa Ny.D umur 19 tahun hamil 39-40 minggu, janin tunggal hidup intra uterine.
Setelah penulis mengumpulkan data subyektif dan data objektif penulis dapat menyimpulkan bahwa Ny. D umur 19 thn G1P0A0 hamil 39-40 minggu janin tunggal hidup intrauterine, dengan kehamilan fisiologis.
Setelah penulis melakukan pengkajian dari data subyektif dan objektif maka penulis dapat menganalisa bahwa pada Ny. D penulis tidak menemukan terjadi masalah potensial sehingga penulis dapat melakukan perencanaan sesuai dengan teori menurut Depkes RI (2003) adalah asuhan yang diberikan penulis sesuai dengan konsep teori. Asuhan yang diberikan adalah mengacu pada upaya Gerakan Sayang Ibu dari Saefudin (2002) pada Ny.D ibu hamil usia 39-40 minggu yaitu dengan memberitahukan usia kehamilan, memberitahukan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan menjelaskan tentang tanda-tanda persalinan, pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif, istirahat, personal hygiene, nutrisi pada ibu hamil.

B. Asuhan Persalinan Normal
1. Kala I
a. Subjektif
Pada pengumpulan data ini, penulis menemukan bahwa Ny.D mules-mules sangat kuat dan sudah keluar lendir dan bercampur darah. Hal ini sesuai dengan teori Wiknjosastro (2005,182) yang menyatakan partus dimulai bila timbul his dan mengeluarkan lendir yang bersemu darah, lendir yang bersemu darah ini berasal dari kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar sedangkan darahnya bersaal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.
Pengambilan data subjektif bersumber dari klien dan keluarga dan tidak ada hambatan karena kerjasama yang baik antara klien dan penulis.
b. Objektif
Pada pempulan data objektif klien bersalin di puskesmas. Penulis endapatkan data sebagai berikut : keadaan umum sakit sedang, kesdaran composmentis, TTV normal, his adekuat, DJJ normal, pada pemeriksaan dalam portio tipis lunak dengan pembukaan 9 cm. Kepala di Hodge III-IV UUK. Data objektif yang penulis dapatkan sesuai dengan teori Wiknjosastro(2005)
c. Analisa
Setelah penulis melaksanakan pengkajian sesuai teori, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Ny. D G1P0A0 H 39-40 minggu inpartu kala I fase aktif fisiologis, janin tunggal hidup intra uterine dengan letak kepala.
Kelengkapan data mempermudah menentukan analisa dengan didukung oleh kemampuan menganalisa dari penulis.
d. Penatalaksanaan
Dalam penyususnan rencana asuhan, penulis tidak menemuka kesulitan karena didkung kerja sama yang baik dari klien. Pertolongan persalinan dilaksanakan sesuai standar asuhan persalina normal. Pada pelaksanaan asuhan ini penulis melaksanakan sesuai teori Wiknjosastro sehingga proses persalinan berlangsung Lancar.
2. Kala II
Pada kala II persalinan, ibu mengatakan mulesnya sangat kuat vulva membuka terdapat tekanan pada anus, perineum menonjol dan kepala di dasar panggul, pembukaan lengkap dan ketuban pecah. Hal ini sesuai dengan teori menurut Saifuddin (2002) bahwa pada persalinan Kala II ditegakan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin nampak di vulva dengan diameter 7-8 cm, kala II berlangsung selama± 1 jam.
3. Kala III
Pada kala III telah dilakukan penatalaksanaan aktif kala III meliputi pemberian oksitosin, peregangan tali pusat terkendali. Hal ini sesuai dengan teori menurut Saefudin (2002) bahwa manajemen aktif kala III meliputi pemberian oksitosin, peregangan tali pusat terkendali dan massage uterus segera setelah plasenta lahir. Penulis mencoba untuk melakukan IMD pada bayi Ny. D tersebut selama ±30 menit.
4. Kala IV
a. Subyektif
Pelaksanaan pengkajian data subyektif klien bersalin pada Ny.D penulis mendapatkan data sebagai berikut: klien merasa sangat lelah, penulis mengumpulkan data subyektif dari keterangan klien yang merasa lelah setelah mengedan, tetapi klien masih bisa bekerjasama.
b. Objektif
Pelaksanaan pengkajian data objektif klien bersalin pada Ny.D penulis mendapatkan data sebagai berikut : keadaan umum baik, tanda vital normal, kontraksi uterus baik, TFU sepusat, kandung keih kosong, terdapat laserasi pada luka perineum grade II dan perdarahan ±200 cc.
Pelaksanaan pengumpulan data objektif dapat berjalan dengan baik didukung sikap kooperatif klien.
c. Analisa
Setelah penulis mengumpulkan data subjektif dan objektif, maka penulis apat menyimpulkan Ny.D P1A0 kala IV fisiologis. Kelengkapan data mempermudah menentukan analisa dengan didukung oleh kemampuan penulis dalam menganalisa.



d. Penatalaksanaan
Dalam penyusunan rencana asuhan penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti karena didukung klien yang kooperatif.
Usaha yang diberikan yairu pemberitahuan tentang kondisi ibu dan bayi, masase fundus yang diajarkan pada keluarga, membersihkan alat bekas pakai, mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan membersihkan tubuh ibu dan membantu memakai pakaian, membantu dengan posisi yang nyaman dan melakukan IMD. Menganjurkan ibu untuk istirahat, makan dan minum, melakukan pemantauan pada 15 ment jam pertama dan 30 menit pada jam kedua yaitu kontraksi, perdarahan, kandung kemih dan observasi TTV. Hal ini sesuai teori Hanafia (2004) bahwa penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam setelah melahirkan, untuk mengatasi terjadinya perdarahan.
Sejak awal persalinan memasuki kala I fase aktif hingga kala IV dilakukan pemantauan dengan menggunakan lembar partograf dan memperoleh hasil yaitu bahwa selama pemantauan persalinan pada Ny.D pengkaji dapat menyimpulkan bahwa kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik. Dengan melakukan pemantauan 30 menit sekali dilanjutkan dengan mrmberikan asuhan kepada ibu sampai persalinan berakhir. Hal ini sesuai teori Azwzr (2002) bahwa untuk semua ibu dalam fase aktif persalinan harus melakukan pemantauan dengan menggunakan partograf untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis. Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang baik dan tepat waktu serta membatu mencegah terjadnya penyuit yang mengancam keselamatan jiwa mereka.

C. Asuhan Nifas
1. Subjektif
a. 3 Jam
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa, keadaannya sudah membaik. Ibu mengatakan sangat senang atas kelahiran bayinya. TFU 2 jari di bawah pusat
b. 6 jam
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa, kedaannya sudah membaik, TFU 2 jari di bawah pusat
c. Masa 1 hari
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, keadaannya sudah membaik. Ibu mengatakan ASInya sudah keluar. Masa ini termasuk masa early puerperium yaitu yang terjadi pada permulaan masa nifas hari ke 1-7 setelah persalinan.


2. Objektif
a. 3 jam
Keadaan umum klien baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vita normal, TFU 2 jari di bawah pusat
b. 6 jam
Keadaan umum klien baik,kesadaran composmentis,tanda-tanda vital normal,TFU 2 jari di bawah pusat.
c. Masa 1 hari
Pada pemeriksaan objektif penulis menemukan kesamaan antara teori dengan kenyataan dilapangan yaitu pada pemeriksaan dalam penulis menemukan lochea rubra, warnanya merah segar dengan bau yang khas(normal). Hal ini msesuai dengan teori Wiknjosastro (1999) bahwa pengeluaran lochea berdasarkan jumlah dan warnanya salah satunya adalah lochea rubra yaitu lochea yang keluar 1-3 hari , berwarna merah dan hitam ,terdiri dari sel desidua,verniks caseosa,rambut lanugo, sisa mekonium dan darah.
Kemudian pada pemeriksaan abdomen diperoleh data bahwa fundus uteri ibu terletak 1 jari di bawah pusat.
d. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif dari setiap kali kunjungan penulis banyak menemukan kesamaan antara teori dengan kenyataan dilapangan, seperti ibu mengatakan keadaanya sudah membaik, tidak merasakan keluhan apa-apa, ASI nya sudah keluar dan dari data objektif seperti dari lochea,TFU, maka dapat disimpulkan bahwa Ny.D P1A0 post partum fisiologis.
3. Penatalaksanaan
Dalam memberikan Asuhan kebidanan penulis melakukan asuhan kebidanan yaitu memberitahukan kepada klien bahwa yang dialaminya merupakan hal yang fisiologis, selenjutnya asuhan yang diberikan berupa pemeriksaan fisik, penyuluhan dan konseling tentang pendidikan kesehatan seperti ASI Eksklusif, perawatan payudara,teknik menyusui,makanan dan minuman yang bergizi dan KB. Selanjutnya penulis menganjurkan kepada ibu untuk istirahatyang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi (Prawirohardjo, 2002:127)
Pada masa nifas Ny. D dilakukan dua kali kunjungan yaitu 3-6 jam,1 hari post partum. Menurut Saefudin (2002) dinyatakan bahwa kunjungan ibu post partum minimal empat kali yaitu 2-6 jam,2 minggu, 6 minggu pasca salin. Sehingga terdapat kesenjangan terhadap frekuensi kunjungan tersebut. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu yang penulis miliki. penulis hanya melakukan pemeriksaan sebanyak 2 kali kunjungan yaitu 3-7 jam,hari ke 1 pasca salin.
Selanjutnya Asuhan yang diberikan sesuai dengan Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) yaitu Standar 13 :” Bidan memberikan dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia, sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan”.
D. Asuhan pada bayi baru lahir
1. Subjektif
a. BBL
Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayinya.
b. 1 jam
Ibu mengatakan keadaan bayinya baik-baik saja. Berdasarkan hasil anamnesis bahwa data subjektif yang dikumpulkan diantaranya bahwa bayi lahir spontan,bayi langsung menangis spontan segera setelah lahir. Berdasarkan hasil anamnesis tersebut dapat dikemukakan bahwa bayi baru lahir dalam keadaan normal.
c. 3 jam
Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menetek dengan baik,
d. 6 jam
ibu mengatakan bayinya baik baik saja
e. Masa 1 hari
Berdasarkan hasil anamnesis bahwa data subyektif yang dikumpulkan diantaranya bahwa bayi lahir spontan,lasung menangis spontan setelah lahir. Berdasarkan hasil anamnesis tersebut dapat dikemukakan bahwa bayi baru lahir dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Saefudin (2002:352) penilaian bayi baru lahir dengan 3 hal saja,yaitu apakah bayi menangis kuat,warna kulit kemerahan,dan bagaimana pergerakan bayi tersebut. Apabila terdapat ketiga hal tersebut maka baya dapat dipastikan dalam keadaan normal.
2. Objektif
a. BBL
Keadaan umum bayi baik,tonus otot dan aktivitas kuat,warna kulit dan bibir normal, merah, tangis bayi kuat.
b. 1 jam
Keadaan umum bayi baik,laju jantung dan laju nafas normal, BB:3200 gram, PB: 49 cm.
c. 3 jam
Keadaan umum bayi baik
d. 6 jam
keadaan umum bayi baik
e. Masa 1 hari
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada hari ke 1 keadaan umum bayi baik aktivitas aktif, tangis bayi kuat, tanda-tanda vitalnya terdiri dari laju nafas 40x/menit,laju jantung 138x/menit dan suhu 360C, berat badan 3200 gram,daya isap baik,pengeluaran mekonium ada,BAK ada. Hal ini dikemukakan Saefudin (2002) bahwa tanda-tanda vital bayi baru lahir normal adalah laju nafas bayi adalah 40x/menit, laju jantung 120-140x/menit,suhu badan 36,5-370C,dan berat badan 3200 gram.
Pada pemeriksaan tali pusat ditemukan tali pusat sudah kering dan tidak berbau dan tidak ada pengeluaran cairan serta tidak ada perdarahan. Berdasarkan data tersebut dapat dikemukakan bahwa bayi Ny.D keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Saefudin (2002) bahwa tali pusat yang berbau,ada pengeluaran cairan, dan ada perdarahan merupakan tanda bahaya bayi baru lahir. Tanda bahaya tersebut harus diwaspadai pad bayi baru lahir adalah tali pusat merah,bengkak,keluar cairan,bau busuk dan berdarah.
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif berupa pengakuan ibu dan pemeriksaan data objektif yang dilakukan penulis selama melakukan kunjungan dapat diketahui bahwa bayi baru lahir spontan,bayi langsung menangis kuat segera setelah lahir dan data objektif tanda-tanda vital terdiri dari laju nafas,laju jantung,suhu, berat badan dalam keadaan normal, maka dapat dinyatakan bay Ny. D dalam keadaan normal.
4. Penatalaksanaan
Pada tahap pelaksanaan Asuhan pada bayi baru lahir penulis melakukan perawatan pada bayi dan kesehatan pada klien dan keluarga yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap kunjungan.
Memberitahukan ibu dan keluarga tentang cara menjaga kehangatan bayi antara lain dengan cara membungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering serta mengajarkan ibu cara memandikan bayinya dengan air hangat.
Memberitahukan ibu dan keluarga tentang perawatan tali pusat, yaitu membungkus tali pusat dengan kasa steril. Hal ini sesuai dengan wewenang bidan yaitu pelayanan kesehatan pada anak point kelima,yaitu: mencegah infeksi pada bayi baru lahir antara lain melalui perawatan tali pusat secara hygiene, pemberian imunisasi dan pemberian ASI eksklusif.
Memberitahukan kepada keluarga tentang tanda-tanda bahaya pada bayi dan kenapa harus membawa ke petugs kesehatan jika terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. Hal ini sesuai dengan standar kompetensi inti bidan tentang keterampilan dasar yaitu mengajarkan kepada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan kenapa harus membawa bayi untuk minta pertolongan medis.
















BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah melakukan asuhan komprehensif pada Ny.D, penulis dapat mengetahui pelaksanaan Asuhan Kebidanan dengan kesimpulan bahwa dalam pelaksanakan asuhan kebidanan Komprehensif Ny.D Usia 19 tahun hamil 39-40 minggu G1P0A0 di BPS bd. L tahun 2011 tidak menemukan perbedaan. Kesimpulan dari tiap langkah asuhan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penulis mampu mengetahui dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.D G1P0A0 dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Penulis mampu mengetahui dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny.D G1P0A0 dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
3. Penulis mampu mengetahui dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. D P1A0 dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
4. Penulis mampu mengetahui dan melaksanakan asuhan kebidanan pada neonatus Ny. D dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

B. Saran
Setelah melakukan asuhan kehamilan pada Ny.D usia 19 tahun G1P0AO hamil 39-40 minggu diBPS bd.L tahun 2011, maka pada kesempatan ini penulis merasa perlu untuk memberikan beberapa saran antara lain :
1. Bagi Masyarakat
Hasil laporan kasus ini dapat menjadi masukan saran bagi masyarakat khususnya ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kehamilan sehingga mendorong untuk memeriksakan kehamilan, bersalin dan melakukan pemeriksaan masa nifas serta bayi baru lahir ke tenaga kesehatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan meningkatkan sarana kepustakaan sebagai wacana kreatifitas baca dan agar mahasiswa dapat mudah memperoleh referensi.

Diposting oleh Y.P. Rahayu yang diambil dari berbagai sumber
Jika membuthkan makalah lainnya atau kepustakaan dari makalah ini silahkan tinggalkan komen di blog atau pesan di akun fb saya

No comments:

Post a Comment