Wednesday, February 8, 2012

KEHAMILAN LETAK LINTANG


1.      DEFINISI
§      Letak lintang adalah letak yang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu memanjang janin, oleh karena seringkali bahu terletak di atas PAP.
                                                                                                       (Harry Oxorn, 1996)
§      Letak lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90 derajat.
                                                                                                (Rustam Mochtar, 1998)
§      Letak lintang adalah suatu kesdaan dimana janin melintang didalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu, sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
                                                                                     (Sarwono Prawirohardjo, 2007)
§      Letak lintang adalah adalah sumbu panjang anak tegak lurus atau hampir tegak lurus pada sumbu panjang ibu.
                                                                                       (Sulaiman Sastrawinata, 1984)
§      Kesimpulannya, letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu memanjang anak menyilang dari sumbu memanjang ibu sehingga membentuk sudut tegak lurus.

2.        ETIOLOGI
     Setiap keadaan yang menghalangi masuknya kepala atau bokong dapat merupakan predisposisi letak lintang. Kelainan ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding multigravida oleh karena kelemahan otot-otot uterus dan abdomen. Faktor-faktor etiologis lain meliputi : plasenta previa, tumor yang menyebabkan obstruksi, kehamilan ganda, anomali janin, hidramnion, prematuritas, disproporsi kepala panggul, kelainan-kalainan uterus seperti uterus subseptus, uterus archuatus, dan uterus bichornis, dan panggul sempit. Seringkali tidak dapat ditemukan faktor etiologisnya dan dianggap malposisi, terjadi secara kebetulan.

3.        Diagnosis
Adanya letak lintang sering sudah dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus tampak lebih melebar dan fundus uteri membentang hingga sedikit di atas umbilikus, Apabila bahu sudah masuk kedalam panggul, pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahu dan tulang-tulang iga. Denyut jantung janin ditemukan disekitar umbilikus.

4.        Mekanisme persalinan
Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan diabiarkan tanpa pertolongan, akan menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri. Setelah ketuban pecah, jika persalinan berlanjut, bahu janin akan dipaksa masuk ke dalam panggul sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan tangan yang sesuai sering menumbung. Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksi dan beretraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis, sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik. Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep, sedangkan janin akan meninggal.

5.        Penatalaksaan
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan mengubah menjadi prsentasi kepala dengan versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus melakukan pemeriksaan teliti ada tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta previa, sebab dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali ibu dianjurkan menggunakan korset, dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada permulaan persalinan, sehingga bila terjadi perubahan letak, segera dpat ditentukan diagnosis dan penanganannya. Pada permulaan persalinan masih dapat diusahakan mengubah letak lintang menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari empat sentimeter dan ketuban belum pecah. Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya segera dilakukan seksio sesarea. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a.       bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga pada seorang primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap.
b.      karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra-uterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi pecah ketuban sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli
c.       pada primigravida versi ekstraksi sukar dilakukan
Kontra indikasi versi:
  1. Syarat tidak terpenuhi
  2. Keadaan yang membahayakan ibu dan anak
-         plasenta previa/solutio plasenta
-         hipertensi/preeklamsia
-         cacat rahim
  1. Gemeli
  2. Tanda ruptura uteri imminens
  3. Primi tua
Tahapan versi
  1. Mobilisasi
  2. Eksentrasi
  3. Sentrasi
  4. Rotasi
  5. Fiksasi
  6. Kontrol (BJA)
- perabdominam, yaitu dengan
- seksio sesarea
Menurut Eastman dan Greenhill.1
  1. Bila ada panggul sempit seksio sesarea adalah cara yang terbaik dalam segala letak lintang, dengan anak hidup.
  2. Semua primi gravida dengan letak lintang harus ditolong dengan seksio sesarea walaupun tidak ada panggul sempit.

6.        Prognosis
     Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan-kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya
     Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptur uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin. Versi ekstraksi ini dahulu merupakan tindakan yang sering dilakukan, tetapi pada saat ini sudah jarang dilakukan, karena besarnya trauma baik terhadap janin maupun ibu, seperti misalnya terjadinya ruptur uteri dan robekan jalan lahir lainnya.

No comments:

Post a Comment