Wednesday, February 8, 2012

HIV / AIDS


Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.[4] Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.[5] Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretroviruskematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara. sesungguhnya dapat mengurangi tingkat

· Apa itu HIV? HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.

· Bagaimana virus HIV bisa menimbulkan rusaknya sistem kekebalan manusia ? Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak.

· Dimanakah virus HIV ini berada ? HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain


· Apakah CD4 itu ? CD 4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD 4 pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yg seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan bisa sampai nol)

· Apa fungsi sel CD4 ini sebenarnya ? Sel yang mempunyai marker CD4 di permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu berada dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia

· Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS? Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo


Kasus Dewasa:
Bila seorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.

· Bagaimana HIV menjadi AIDS? Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah


Hanya ada 4 cara anda dapat menjadi HIV positif
  1. Berhubungan seksual tanpa menggunakan pelindung dengan orang yang terinfeksi [kasus kebanyakan];
  2. Berbagi jarum suntik atau alat suntik yang terkontaminasi atau alat tindik;
  3. Darah dan produk darah melalui, contohnya, transfusi, pencangkokan organ atau jaringan yang terinfeksi;
  4. Penularan melalui ibu yang terinfeksi kepada anak dalam kandungan, pada saat kelahiran dan pemberian ASI. 
Anda tidak dapat HIV dengan
  1. Berjabat tangan
  2. Berbagi alat potong
  3. Berpelukan
  4. Minum dari mata air
  5. Menggunakan gelas yang sama
  6. Berteman dengan penderita
  7. Bermain bersama
  8. Belajar bersama atau bersekolah di tempat yang sama
PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI DUNIA : Kasus pertama ditemukan di San Fransisco pada seorang gay tahun 1981.
Menurut UNAIDS(Badan PBB untuk penanggulangan AIDS) s/d akhir 1995, jumlah orang yang terinfeksi HIV (Human Immuno-deficiency Virus) di dunia telah mencapai 28 juta dimana 2,4 juta diantaranya adalah kasus bayi dan anak. Setiap hari terjadi infeksi baru sebanyak 8500 orang, sekitar 1000 diantaranya bayi dan anak.
Sejumlah 5,8 juta orang telah meninggal akibat AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), 1,3 juta diantaranya adalah bayi dan anak. -AIDS telah menjadi penyebab kematian utama di Amerika Serikat, Afrika Sub-sahara dan Thailand. Di Zambia, epidemi AIDS telah menurunkan usia harapan hidup dari 66 tahun menjadi 33 tahun, di Zimbabwe akan menurun dari 70 tahun menjadi 4o tahun dan di Uganda akan turun dari 59 tahun menjadi 31 tahun pada tahun 2010.
POLA PENULARAN VIRUS AIDS : Virus AIDS 
Ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui transfusi darah yang tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.
SIAPA YANG RAWAN TERHADAP VIRUS AIDS ? 
Infeksi virus AIDS terutama disebabkan oleh perilaku seksual berganti-ganti pasangan. Oleh karena itu yang paling berisiko untuk tertular AIDS adalah siapa saja yang mempunyai perilaku tersebut. Harus diingat bahwa perilaku seperti ini bukan hanya dimiliki oleh kelompok pekerja seks tetapi juga oleh kelompok lain seperti misalnya remaja, mahasiswa, eksekutif muda dsb. Jadi yang menjadi masalah disini bukan pada "kelompok" mana tetapi pada "perilaku" yang berganti-ganti pasangan.
PERJALANAN INFEKSI HIV/AIDS 
 Pada saat seseorang terkena infeksi virus AIDS maka diperlukan waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut sebagai AIDS. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai periode jendela. Sebelum masuk pada tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada tahap HIV+ ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas ataupun keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain jika dia mengadakan hubungan seks atau menjadi donor darah.
Sejak masuknya virus dalam tubuh manusia maka virus ini akan menggerogoti sel darah putih (yang berperan dalam sistim kekebalan tubuh) dan setelah 5-10 tahun maka kekebalan tubuh akan hancur dan penderita masuk dalam tahap AIDS dimana terjadi berbagai infeksi seperti misalnya infeksi jamur, virus-virus lain, kanker dsb. Penderita akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian karena infeksi tersebut.
Di negara industri, seorang dewasa yang terinfeksi HIV akan menjadi AIDS dalam kurun waktu 12 tahun, sedangkan di negara berkembang kurun waktunya lebih pendek yaitu 7 tahun.
Setelah menjadi AIDS, survival rate di negara industri telah bisa diperpanjang menjadi 3 tahun, sedangkan di negara berkembang masih kurang dari 1 tahun. Survival rate ini berhubungan erat dengan penggunaan obat antiretroviral, pengobatan terhadap infeksi oportunistik dan kwalitas pelayanan yang lebih baik.
Pola infeksi secara global, sekitar 90% kasus HIV/AIDS ada di negara berkembang. Saat ini penyebarannya adalah :
  • Afrika Sub-sahara : 14 juta
  • Asia Selatan-Tenggara : 4,8 juta
  • Asia Timur-Pasifik : 35.000
  • Timur Tengah : 200.000
  • Karibia : 270.000
  • Amerika Latin : 1,3 juta
  • Eropa Timur - Asia Tengah : 30.000
  • Australia : 13.000
  • Eropa Barat : 470.000
  • Amerika Utara : 780.000
PENCEGAHAN AIDS 
Pada prinsipnya, pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus AIDS. Karena penularan AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual maka penularan AIDS bisa dicegah dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual. Pencegahan lain adalah melalui pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan penggunaan jarum suntik yang diulang, pengidap virus tidak boleh menjadi donor darah.
Secara ringkas, pencegahan dapat dilakukan dengan formula A-B-C. A adalah abstinensia, artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. B adalah be faithful, artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C adalah condom, artinya jika memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan alat pencegahan dengan menggunakan kondom.
 PREDIKSI YANG AKAN DATANG 
 Tahun 2000, diperkirakan jumlah kasus HIV/AIDS akan meningkat menjadi 30-40 juta orang dan pertambahan kasus baru terbanyak akan ditemukan di Asia Selatan dan Tenggara.
Di negara industri telah terlihat penurunan jumlah kasus baru (insidens) per tahun. Di Amerika Serikat, telah turun dari 100.000 kasus baru/tahun menjadi 40.000 kasus baru/tahun. Pola serupa juga terlihat di Eropa Utara, Australia dan Selandia Baru.
Penurunan kasus baru berkait dengan tingkat pemakaian kondom, berkurangnya jumlah pasangan seks dan memasyarakatnya pendidikan seks untuk remaja.
Penurunan infeksi HIV juga terjadi sebagai dampak membaiknya diagnosa dini dan pengobatan yang adekwat untuk penyakit menular seksual (PMS). Di Tanzania, daerah yang pelayanan PMSnya berjalan baik mempunyai insidens HIV yang 40% lebih rendah. Penelitian di Pantai Gading, Afrika memperlihatkan bahwa pengobatan PMS juga mengurangi viral load sehingga mengurangi infectivity.
 TAHAPAN PANDEMI AIDS 
Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.
Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.
Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada isteri dari pelanggan pelacur.
Pada tahap ke empat mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.
KERENTANAN WANITA PADA INFEKSI HIV
 Wanita lebih rentan terhadap penularan HIV akibat faktor anatomis-biologis dan faktor sosiologis-gender.
Kondisi anatomis-biologis wanita menyebabkan struktur panggul wanita dalam posisi "menampung", dan alat reproduksi wanita sifatnya "masuk kedalam" dibandingkan pria yang sifatnya "menonjol keluar". Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi khronik tanpa diketahui oleh ybs. Adanya infeksi khronik akan memudahkan masuknya virus HIV.
Mukosa (lapisan dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlukaan pada proses hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV.
Faktor sosiologis-gender berkaitan dengan rendahnya status sosial wanita (pendidikan, ekonomi, ketrampilan). Akibatnya kaum wanita dalam keadaan rawan yang menyebabkan terjadinya pelcehan dan penggunaan kekerasan seksual, dan akhirnya terjerumus kedalam pelacuran sebagai strategi survival.
 SITUASI HIV/AIDS DI INDONESIA : Sampai dengan bulan September 1996, jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 449 orang, dengan kelompok umur terbanyak pada usia 20-29 tahun (47%) dan kelompok wanita sebanyak 27%. Kelompok usia produktif (15-49 tahun) mencapai 87%. Dilihat dari lokasi, kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta, Irian Jaya dan Riau.
Jumlah kasus yang tercatat diatas adalah menurut catatan resmi yang jauh lebih rendah dari kenyataan sesungguhnya akibat keterbatasan dari sistem surveilance perangkat kesehatan kita.
Permasalahan HIV/AIDS di banyak negara memang memperlihatkan fenomena gunung es, dimana yang tampak memang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah sesungguhnya.
Upaya penanggulangan AIDS di Indonesia masih banyak ditujukan kepada kelompok-kelompok seperti para pekerja seks dan waria, meskipun juga sudah digalakkan upaya yang ditujukan pada masyarakat umum, seperti kaum ibu, mahasiswa dan remaja sekolah lanjutan. Yang masih belum digarap secara memadai adalah kelompok pekerja di perusahaan yang merupakan kelompok usia produktif. Proyeksi perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan akan menembus angka 1 juta kasus pada tahun 2005, dan sesuai pola epidemiologis yang ada maka jumlah kasus terbanyak akan ada pada kelompok usia produktif (patutdiingat bahwa pada tahun 2003 Indonesia akan memasuki pasar bebas APEC dan membutuhkan SDM yang tangguh untuk bersaing di pasar global).
 PENGOBATAN DAN VAKSINASI
 Pertemuan Konperensi Internasional AIDS ke XI di Vancouver bulan Juli 1996 yl melaporkan penggunaan tiga obat kombinasi (triple drugs) yang mampu menurunkan viral load hingga jumlah minimal dan memberikan harapan penyembuhan.
Kendala yang dihadapi untuk pengobatan adalah biaya yang mahal untuk penyediaan obat dan biaya pemantauan laboratorium, yang mencapai US$ 16.000 - US$ 25.000/tahun. Kendala lain adalah kepatuhan penderita untuk minum obat secara disiplin dalam jangka waktu 1,5 - 3 tahun, karena obat yang diminum secara tidak teratur akan menyebabkan resistensi.
Diperkirakan karena mahalnya biaya pengobatan, maka hanya ada 5-10% pengidap HIV yang mampu berobat dengan menggunakan triple drugs ini. Jika masalah biaya ini tidak bisa diatasi, maka adanya obat tidak akan mampu memberantas HIV/AIDS secara bermakna.
Penelitian untuk menemukan vaksi pencegahan HIV juga terus dilakukan. Biaya vaksinasi diperkirakan tidak akan semahal triple drugs. Seandainyaoun ditemukan vaksin untuk pencegahan HIV, kendalanya adalah harus dicapainya jumlah cakupan vaksinasi yang tinggi (80%) jika diinginkan dampak pemberantasan HIV. Untuk mencapai cakupan sebesar ini, diperkirakan akan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan sulit disediakan oleh negara berkembang.
Dampak sampingan dari mahalnya obat dan ketersediaan biaya untuk pelaksanaan vaksinasi, menyebabkan munculnya isu diskriminasi baru yaitu kaya dan miskin. Pengidap HIV yang kaya akan mampu menyediakan biaya untuk triple drugs, tetapi yang miskin tetap akan mati. Negara industri kaya bisa menyediakan biaya untuk mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi, sedangkan negara berkembang mungkin tidak akan mampu.
Persoalan besar yang kita hadapi terkait dengan pandemi HIV/AIDS adalah sama sekali tidak ada tanda, gejala atau cirri-ciri yang khas AIDS pada fisiks seseorang yang sudah tertular HIV sebelum masa AIDS (antara 5 – 10 tahun setelah tertular HIV). Tapi, biar pun tidak ada tanda, gejala atau cirri-ciri yang khas AIDS pada diri seseorang yang sudah tertular HIV dia sudah bisa menuilarkan HIV tanpa disadarinya kepada orang lain melalui (a) hubungan seks tanpa kondom di dalam atau di luar nikah, (b) transfusi darah, (c) jarum suntik, jarum tindik, jarum akupunktur, jarum tattoo, alat-alat kesehatan, (d) cangkok organ tubuh, dan (e) air susu ibu/ASI (HIV bukan penyakit turunan tapi penyakit menuilar sehingga bisa dicegah).

Dalam jumlah yang dapat ditularkan HIV terdapat dalam (a) darah, (b) air mani (dalam sperma tidak ada HIV), (c) cairan vagina dan (d) air susu ibu. I. Penularan melalui darah bisa terjadi melalui transfusi darah, jarum suntik, jarum tindik, jarum akupunktur, jarum tattoo, alat-alat kesehatan, dan cangkok organ tubuh. II. Penularan HIV melalui air mani dan cairan vagina bisa terjadi melalui hubungan seks yang tidak memakai kondom di dalam ikatan pernikahan atau di luar nikah. III. Penularan melalui ASI bisa terjadi melalui proses menyusui pada perempuan yang HIV-positif.

Berciuman bisa menjadi media penularan kalau Odha (Orang yang Hidup dengan HIV/AIDS) yang kita cium ada luka-luika di mulutnya, seperti sariawan, karena ada darah. Kalau hanya cium pipi tidak ada penularan karena tidak ada darah.

Penularan HIV hanya bisa terjadi melalui tiga cara di atas. Tapi, ingat ada risiko tertular melalui hubungan seks tanpa kondom, di dalam atau di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan.
ciri-ciri Odha itu justru adalah orang yang sehat dan kondisi fisiknya masih bagus.

Lantas, sebagai orang awam, saya melontarkan pertanyaan demikian: “Darimana bisa Odha itu sehat? Bukannya kekebalan tubuhnya sudah rusak?”
Lalu, ia menjelaskan kepada saya bahwa sebenarnya ada obat untuk membuat Odha itu tetap sehat dan bahkan meninggal karena sudah tua, bukan karena HIV/AIDS nya. Ketika saya diberikan link ke website kompas.com, saya baru sadara bahwa obat itu bernama ARV yang harus dikonsumsi secara rutin. Tidak boleh ada kata telat atau lupa sama sekali. Dengan begitu, tubuh Odha akan berfungsi layaknya tubuh manusia normal.
Window Periode
Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai window periode yang akan dialami oleh Odha. Pada awal terinfeksi HIV, jika penderita melakukan cek darah, maka ia akan dinyatakan negatif terkena HIV. Inilah yang disebut window periode atau periode jendela, yang merupakan periode permulaan dimana tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan virus HIV. Periode ini akan berlangsung sekitar tiga hingga enam bulan. Baru setelah itu, jika dilakukan cek darah, akan terlihat hasil positif bahwa ia mempunyai virus HIV di tubuhnya.
Tidak ada gejala-gejala umum pada tubuh Odha ketika window periode ini. Gejala-gejala umum seorang yang terinfeksi akan muncul jika ia sudah berada dalam tahapan terserang penyakit AIDS, biasanya sekitar lima hingga sepuluh tahun untuk ukuran manusia dewasa.
Dari penjelasan seorang yang mendalami kespro tersebut, saya bisa menyimpulkan mengapa keberadaan Odha cenderung meningkat. Bagi saya, salah satu faktornya adalah karena adanya window periode ini.
Ketika seseorang berada dalam window periode, virus HIV sudah bersarang di dalam tubuhnya. Namun, ia tidak menyadari keberadaan virus ini karena cek darah tidak menyatakan demikian dan ia merasa bahwa dirinya baik-baik saja. Padahal, meskipun masih dalam window periode, ia memiliki potensi yang sama dengan penderita AIDS dalam kemampuannya untuk menularkan virus tersebut kepada orang lain. Hal inilah yang menyebabkan mengapa window periode menjadi suatu momen yang membahayakan.
Faktor kedua yang menyebabkan keberadaan Odha terus meningkat adalah keadaan sosial yang ada di sekitar korban. Lenyapnya pembentukkan moral, pergaulan yang tidak kenal arah, adalah faktor utama penyebab jumlah Odha terus meningkat secara signifikan. 
Tidak Diskriminatif
Kebanyakan dari Odha mengalami sikap diskriminatif dalam lingkungannya. Kebanyakan dari mereka ditolak oleh orang-orang di sekitarnya, karena stigma negatif yang memang berkembang di masyarakat. Mungkin, mereka itu seperti penderita kusta di zaman dulu.
Padahal, sikap diskriminatif ini akan membuat kondisi mereka semakin terpuruk. Ibaratnya, sudah jatuh, masih tertimpa tangga. Sudah kena HIV/AIDS, masih juga dijauhi oleh masyarakat sekitar. Padahal, AIDS maupun virus HIV ini tidak bisa tertular begitu saja seperti jika kita terkena flu atau batuk.
Perlu ditekankan, penularan virus ini hanya bisa dilakukan ketika terjadi percampuran darah atau hubungan seksual antara penderita dan orang sehat. Percampuran darah yang terjadi pun, bisa melalui beberapa cara, seperti penggunaan jarum suntik yang bergantian atau alat-alat lainnya yang menembus kulit dan tidak disterilkan dengan baik sebelm digunakan pada orang lain.
Dalam hubungan seksual, percampuran antara cairan sperma dengan vagina, yang salah satu atau kedua-duaya telah terkontaminasi virus HIV, menyebabkan penularan virus ini. Selain itu, pemberian ASI kepada bayi oleh ibunya yang mengidap AIDS, juga merupakan faktor penyebab penularan virus ini.
Oleh sebab itu, sebetulnya sangat aman bagi kita jika memang mau bergaul dengan Odha, sebab penularan hanya akan terjadi jika kita berhubungan seks atau jika terjadi pencampuran darah. Pemakaian barang-barang bersamaan dengan Odha, berpegangan, berciuman, tidak akan menyebabkan penularan virus HIV ini, karena memang hingga saat ini, belum ditunjukkan adanya medium lain, selain darah, cairan sperma dan vagina, maupun ASI, yang dapat menyebabkan penularan virus ini. Air liur pun tidak akanm embantu penyebaran virus ini.
Awalnya, saya sempat berpikir mengapa virus ini tidak bisa menyebar lewat ciuman bibir. Lalu, saya diberikan penjelasan oleh teman saya itu. Dia memberikan saya sebuah fun fact mengenai ciuman dengan Odha.
Dalam penjelasannya itu disebutkan bahwa ciuman itu tidak akan menularkan virus HIV kecuali jika bernafsu hingga gigit-gigitan sehingga terjadi pendarahan di bibir dan memicu terjadinya pertukaran darah. Selain itu, ditengarai, jika ingin menularkan virus HIV lewat media air liur, diperlukan sekitar enam galon air mineral. Jadi, sangat tidak mungkin untuk mengeluarkan air liur hingga lebih dari enam galon bukan ketika berciuman? Jadi, sebasah apapun, asalkan tidak berdarah, berciuman dengan Odha itu tidak menularkan virus HIV.

No comments:

Post a Comment