Thursday, January 24, 2013

ASKEP JIWA HOSPITALISASI DAN KEHILANGAN

PENGERTIAN

Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat dirumah sakit.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.
6. Prilaku petugas Rumah Sakit.

PERUBAHAN YANG TERJADI AKIBAT HOSPITALISAI ADALAH :
1. Perubahan konsep diri.
Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh , perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga diri dan identitasnya.

2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.

3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.

4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya.

5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya.
6. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan pasangan dan terasing dari orang yang dicintai.

PENGKAJIAN HOSPITALISI PADA ANAK
1. Biodata
2. Penanggung Jawab
3. Data psikososial
a. Kecemasan / ansietas
i. Kaji penyebab kecemasan
 Yang berhubungan dengan perpisahan.
 Lingkungan baru ( Rumah sakit)
 Stranger anxity ( Perawat, dokter dan petugas RS yang lain)
 Perubahan dalam interaksi teman sebaya.
ii. Kaji manifestasi fisik
 Kegelisahan
 Palpitasi
 Semburat merah atau pucat
 Diaporosis
 Insomnia
 Peningkatan frekwensi jantung
 Perubahan intonasi suara
 Gemetar
 Peningkatan frekwensi pernafasan
iii. Kaji manifestasi psikologis / emosional
 Irritabilitas
 Marah meledak-ledak
 Menarik diri
 Menangis
 Reaksi terkejut

b. Ketakutan
i. Kaji penyebab ketakutan
 Prusedur tindakan
o Perawatan di Rs
o Prosedur invasive
o Operasi
o Anietesi
o Radiasi
 Situasional (personal / lingkungan)
o Lingkungan baru ( pertama kali opname)
o Orang-orang baru 9Petugas Rumah Sakit)
o Pergantian atau kehilangan orang-orang terdekat.
 Pengaruh dari penyakit
o Kehilangan bagian tubuh
o Kehilangan fungsi tubuh
o Ketidak mampuan karena penyakit
o Ketidak tahuan penyakitnya.
ii. Kaji manifestasi prilaku ketakutan
 Menghindari
 Menangis / rewel
 Menyerang
 Terlalu waspada
 Tidak kerasan di Rumah sakit
 Tingkah laku konpulsif.
iii. Kaji aktivitas somatic / manifestasi fisik.
 Muskuloskletal ( gemetar, otot tegang, keletihan / kelemahan anggota badan )
 Kardiovaskuler ( palpitasi, nadi cepat, TD meningkat)
 Pernafasan ( nafas dangkal, frekwensi meningkat)
 Gastrointestinal ( anoreksia, mual/muntah, diare atau dorongan defekasi)
 Genito urinaria ( sering/dorongan kencing, ngompol)
 Kulit ( kemerahan / pucat, berkeringat)

c. Hostolity ( rasa bermusuhan )
i. Kaji penyebab hostility.
 Mengeluarkan kata-kata kotor
 Menolak dilakukan prosedur invasive
 Menyerang perawat
ii. Kaji asfek fisik
 Wajah merah
 Tangan dikepal, reflek cepat.
 Tekanan darah meningkat
 Nadi cepat


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KEHILANGAN

Kehilangan merupakan suatu kondisi dimanan seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI KEHILANGAN, TERGANTUNG ;
1. Arti dari kehilangan
2. Sosial budaya
3. kepercayaan / spiritual
4. Peran seks
5. Status social ekonomi
6. kondisi fisik dan psikologi individu

KEHILANGAN DIBAGI DALAM 2 TIFE ;
1. Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi, kematian orang yang sangat berarti / di cintai.
2. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.

FAKTOR MENYEBAB KEHILANGAN:
1. Kehilangan orang yang dicintai / dihormati
Bersifat permanent ==> tidak dapat kontak personal.
2. Kehilangan kesejahteraan fisik, psikologik dan social.
3. Kehilangan objek diluar diri sendiri
4. Kehilangan karena perpisahan dengan lingkungan yang dikenal.

RENTANG RESPON KEHILANGAN


Denial-----> Anger-----> Bergaining------> Depresi------> Acceptance

1. Fase denial
a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan
b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu terjadi ”.
c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

2. Fase anger / marah
a. Mulai sadar akan kenyataan
b. Marah diproyeksikan pada orang lain
c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
d. Perilaku agresif.

3. Fase bergaining / tawar- menawar.
a. Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja yang sakit bukan saya “ seandainya saya hati-hati “.

4. Fase depresi
a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.

5. Fase acceptance
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
b. Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”, “ yah, akhirnya saya harus operasi “

PENGKAJIAN
Data yang dapat dikumpulkan adalah:
a. Perasaan sedih, menangis.
b. Perasaan putus asa, kesepian
c. Mengingkari kehilangan
d. Kesulitan mengekspresikan perasaan
e. Konsentrasi menurun
f. Kemarahan yang berlebihan
g. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.
h. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.
i. Reaksi emosional yang lambat
j. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas.


Dari data yang diperoleh dapat dirumuskan diagnosa keperawatan:
Gangguan hubungan interpersonal berhubungan dengan berduka disfungsional.

INTERVENSI :
Tujuan Umum;
 Klien mampu melakukan hubungan interpersonal tanpa hambatan.

Tujuan khusus;
Klien mampu;
a. Mengungkapkan perasaan berduka
b. Menjelaskan makna dari kehilangan
c. Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai.
d. Membina hubungan baru yang bermakna.
e. Mendapatkan dukungan keluarga dalam mengatasi kehilangan.

Tindakan keperawatan ;
1.1. lakukan pendekatan dengan prinsip hubungan perawat – klien yang terapiutik
• Empati dan perhatian
• Jujur dan tepati janji
• Terima klien apa adanya
1.2. Beri dorongan klien mengungkapkan perasaan berdukanya
1.3. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien, jangan menghukum / menghakimi.

2.1. Tingkatkan kesadaran klien terhadap kenyataan kehilangan.
2.2. Diskusikan dengan klien respon marah, sedih, perasaan bersalah merupakan hal yang wajar bila seseorang mengalami kehilangan.
2.3. beri dukungan secara non verbal seperti; memegang tangan , menepuk bahu.
2.4. Amati perilaku verbal dan non verbal selama klien bicara.

3.1. sediakan waktu untuk kontak dengan klien secara teratur
3.2. ajarkan pada klien tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan setiap tahapan.
3.3. dorong klien untuk berbagi rasa dengan sumber-sumber yang tersedia untuk saling berbagi.

Bantu klien dalam berinteraksi dengan orang lain di lingkungannya.
Bantu mengidentifikasi aktifitas yang disukai dan dorong klien untuk melaksanakannya
Libatkan klien dalam aktivitas motorik
Beri umpan balik positip atas keterlibatan klien dalam aktivitas.

5.1. Diskusikan dengan keluarga tentang proses berduka yang dialami klien dan ajarkan pada keluarga tahapan berduka serta cara untuk mengatasinya.
5.2. Anjurkan keluarga untuk memberikan perhatian kepada klien, mendengarkan ungkapan klien berkaitan dengan pengalaman kehilangan.

EVALUASI
Respon klien dinilai berdasarkan pertanyaan dibawah ini :
1. Apakah klien sudah dapat mengungkapkan perasaannya secara spontan ?
2. Apakah klien dapat menjelaskan makna kehilangan terhadap hidupnya ?
3. Apakah klien mempunyai system pendukung untuk mengungkapkan perasaannya ?
4. Apakah klien menunjukan tanda-tanda penerimaan terhadap kenyataan kehilangan ?
5. Apakah klien sudah dapat membina hubungan baru yang bermakna dengan orang lain ?
6. Apakah klien sudah mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah yang dihadapi akibat kehilangan ?

DAFTAR PUSTAKA :
1. Marmis.Wf: catatan ilmu kedokteran jiwa, Airlangga University Press, Surabaya 1994
2. Residen bagian Psikiatrik UCLA; Buku saku Psikiatrik, ECG, Jakarta 1997.
3. Maslim. Rusdi; Diagnosis Gangguan Jiwa> Rujukan Ringkasan dari PPDGJ –III.Jakarta 1997.
4. Ingram.et.al: Catatan kuliah Psikiatrik, ed 6.ECG, Jakarta 1995
5. Stuart and Sundeen; Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed.3 ECG. Jakarta 1998

No comments:

Post a Comment