Saturday, April 13, 2013

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. K UMUR 0 MENIT DENGAN ASFIKSIA SEDANG DI RSUD KOTA SURAKARTA


BAB I
PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG
Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan bayi. Hal ini di sebabkan karena penanganan BBL yang kurang tepat. Penanganan BBL yang tidak tepat pada bayi yang lahir dengan normal maupun dengan komplikasi akan menyebabkan kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan menyebabkan kematian. Menejemen yang baik dalam menangani komplikasi pada bayi baru lahir dapat meningkatkan harapan hidup bagi bayi baru lahir tersebut.
Proses selama persalinan pemantauan dan perkembangan sesudah lahir harus segera dipantau untuk menghasilkan bayi yang sehat. namun terkadang masalah tidak selalu muncul karena menejemen selama persalinan yang kurang baik. Tetapi masalah berasal dari ibu bersalin yang tidak dapat mengendalikan diri saat menjalani proses persalinan sehingga mengakibatkan janin menjadi sulit untuk lahir. Sebagian besar masalah diakibatkan karena cara mengejan ibu yang salah.
Kepala bayi yang sudah berada di pintu bawah panggul harus segera lahir. Apabila tidak, maka akan mengakibatkan bayi lahir dengan kelainan karena kepala dan dada bayi terlalu lama terjepit di rongga panggul ibu. Akibatnya, bayi yang lahir mengalami kesulitan dalam usaha bernafas yaitu tidak menangis. Bayi yang tidak menangis segera setelah lahir sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada bayi. Hal ini disebabkan oleh suplai oksigen dalam tubuh bayi kurang sedangkan tekanan CO2 tinggi, hal ini disebut dengan asfiksia pada bayi. Menejemen yang baik dalam menangani kasus asfiksia sangat berperan dalam pertolongan BBL dengan asfiksia sehingga dapat meningkatkan harapan hidup bayi tersebut. Banyaknya fenomena BBL dengan asfiksia membuat penulis tergerak untuk membahas asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia.
B.       TUJUAN
1.         Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan menejemen kebidanan yang tepat pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang.
2.         Tujuan khusus
Mampu menerapkan konsep dasar dan menejemen kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang, mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa data yang terkumpul.
C.       MANFAAT
1.         Bagi lahan praktek
Dapat menambah wawasan tenaga kesehatan khususnya bidan mengenai asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia sedang sehingga dapat meningkatkan pelayanan askeb BBL.
2.         Bagi tenaga kesehatan
Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang askeb BBL dengan asfiksia sedang.
3.         Bagi institusi pendidikan
Sebagai dokumen untuk perbandingan penelitian selanjutnya
4.         Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai askeb BBL dengan asfiksia dan penerapan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian asfiksia pada bayi baru lahir
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur  pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.

B.     Patofisiologi
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.

C.     Gejala klinik
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100 x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap refleks rangsangan.

D.    Diagnosis
1.         Anamnesis
Gangguan/kesulitan waktu lahir, lahir tidak bernafas/menangis.
2.         Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang pertamakali dinilai adalah APGAR Score.


Tabel 1
APGAR Score
Tanda-tanda
0
1
2
A :Apperience
(warna kulit)
Pucat atau biru
Tubuh merah

Seluruh tubuh
merah
P :Puls
(frekuensi jantung)

Tidak ada

detak jantung
Dibawah 100,
lemah dan lamban
Diatas 100, detak
jantung kuat
G :Grimace
(reaksi terhadap Rangsangan)
Tidak ada
respon

Menyeringi atau
kecut
Menangis

A :Activity
(tonus otot)
Tidak ada
gerakan
Ada sedikit

Seluruh ekstremitas
bergerak aktif
R :Respiration
(pernapasan)
Tidak ada
Pernapasan
perlahan, bayi
terdengar merintih
Menangis kuat


Klasifikasi klinik :
1.        Nilai 1-3             : bayi dengan asfiksia berat
2.        Nilai 4-6             : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
3.        Nilai 7-10           : bayi normal
Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai apgar 5 menit  masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan  menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor Apgar)


3.         Pemeriksaan penunjang
ü  Foto polos dada
ü  USG kepala
ü  Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah, serum elektrolit
E.     Penyulit
Meliputi berbagai organ yaitu :
ü  Otak : hipoksi iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis
ü  Jantung dan paru : hipertensi pulmonal persisten pada neonatus, perdarahan paru, edema paru
ü  Gastrointestinal : enterokolitis  nekrotikans
ü  Ginjal : tubular nekrosis akut, SIADH
ü  Hematologi : DIC
F.      Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang harus di berikan pada bayi baru lahir dengan gagal nafas atau asfiksia adalah resusitasi. Resusitasi neonatus merupakan salah satu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang gagal bernafas secara spontan ( Sarwono Prawirohardjo, 2009).
Langkah resusitasi untuk keberhasilan resusitasi antara lain: jangan menunggu untuk menilai Apgar satu menit untuk memulai resusitasi. Semakin lambat memulai akan semakin sulit melakukan resusitasi. Semua petugas yang terlibat harus terlatih dan dapat bekerja sebagai tim dan semua peralatan yang diperlukan harus tersedia dan dalam keadaan baik.
1.      Langkah awal resusitasi
a.         Tempatkan bayi di bawah pemanas radian/infant warmer.
b.         Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk membuka jalan nafas. Sebuah gulungan handuk diletakkan di bawah bahu untuk membantu pencegahan fleksi leher dan penyumbatan jalan nafas.
c.         Bersihkan jalan nafas atas dengan menghisap mulut terlebih dahulu, kemudian hidung, dengan menggunakan bulb syringe, alat penghisap lendir, atau kateter penghisap. Perhatikan untuk menjaga bayi dari kehilangan panas setiap saat.
Catatan: Penghisapan dan pengeringan tubuh dapat dilakukan bersamaan bila air ketuban bersih dari meconium.
d.        Penghisapan yang kontinyu di atas 3-5 detik pada 1 penghisapan. Mulut dihisap terlebih dahulu untuk mencegah aspirasi
e.         Penghisapan lebih agresif hanya boleh dilakukan jika terdapat meconium pada jalan nafas ( kondisi ini dapat mengarah ke bradikardia). Bila terdapat meconium dan bayi tidak bugar, lakukan penghisapan dari trakea.
f.          Keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan kain yang kering, dan reposisi kepala.
g.         Tindakan yang dilakuakan sejak bayi lahir sampai reposisi kepala dilakukan tidak lebih dari 30 menit.
h.         Menilai pernafasan.
i.           Jika bayi mulai bernafas secara teratur dan memadai, periksa denyut jantung. Jika denyut jantung >100 x/mnt dan bayi tidak mengalami sianosis, hentikan resusitasi. Akan tetapi, jika sianosis ditemui, berikan oksigen aliran bebas.



2.      Ventilasi tekanan positif
a.         Jika tidak terdapat pernafasan atau megap-megap, ventilasi tekanan positif (VTP) diawali dengan menggunakan balon resusitasi dan sungkup, dengan frekuensi 40-60 x/mnt
b.         Jika denyut jantung <100 x/mnt, bahkan dengan pernafasan memadai, VTP harus dimulai pada kecepatan 40-60 per menit.
c.         Intubasi endotrakea diperlukan jika bayi tidak berespon terhadap VTP dengan menggunakan balon dan sungkup. Lanjutkan VTP dan bersiaplah untuk memindahkan bayi ke NICU.

3.      Kompresi dada
a.         Jika denyut jantung masih <60 x/mnt setelah 30 detik VTP yang memadai, kompresi dada harus dimulai.
b.         Kompresi dilakukan pada sternum di proksimal dari Prosesus Xifoideus, jangan menekan atau di atas Xifoid. Kedua ibu jari bertugas yang meresusitasi digunakan untuk menekan sternum, sementara jari-jari lain mengelilingi dada; atau jari tengan dan telunjuk dari satu tangan dapat digunakan untuk kompresi sementara tangan lain menahan punggung bayi. Sternum di kompresi sedalam 1/3 tebal anterio posterior dada.
c.         Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi dengan rasio 3:1. Kecepatan kombinasi kegiatan tersebut harus 120/menit (yaitu 90 kompresi dan 30 ventilasi). Setelah 30 detik, evaluasi respon. Jika denyut jantung >60 denyut/mnt kompresi dada dapat dihentikan dan VTP dilanjutkan senhingga denyut jantung mencapai 100 x/mnt dan bayi bernafas efektif.


4.      Pemberian obat
Epinefrin harus diberikan jika denyut jantung tetap <60 x/mnt setelah 30 detik VTP dan 30 detik lagi VTP dan kompresi dada. Dosis epinefrin adalah 0,1-0,3 ml/kgBB larutan 1:10.000 setiap intravena, melalui vena umbilikal. Bila diberikan melalui pipa endotrakeal, dosis adalah 0,3-1,0 ml/kgBB.
5.      Perawatan lanjutan
a.         Catat nilai apgar untuk menit ke 1 dan ke 5 dalam rekam medik.
b.         Jika bayi memerlukan asuhan intensif, rujuk ke RS terdekat yang memiliki kemampuan memberikan dukungan ventilator untuk memantau dan memberikan perawatan pada neonatus.
c.         Jika bayi dalam keadaan stabil maka pindahkan ke ruang neonatal untuk dipantau dan ditindaklanjuti.
d.        Di ruang neonatal, ikuti panduan asuhan neonatus normal untuk pemeriksaan fisik dan tindakan profilaksis. Selain itu, monitor secara ketat tanda vital, sirkulasi, perfusi, status neurologik, dan jumlah urine, serta pemberian minum di tunda disesuaikan kondisi. Sebagai ganti pemberian minum secara oral, berikan glukosa 10% IV. Uji laboratorium, seperti analisis gas darah, glukosa dan hematokrit, harus dilakukan.
e.         Jika sudah tidak terdapat komplikasi selama 24 jam maka neonatus dapat keluar dari unit neonatal. Informasikan pada petugas dan orang tua atau keluarga tentang tanda bahaya.
Catatan:
ü  Tidak melakukan resusitasi dapat diterima pada kehamilan < 23 minggu atau berat lahir < 400 gr, anensefalus, terbukti trisomi 13 dan 18.
ü  Resusitasi dinyatakan gagal dan dihentikan bila bayi menunjukka asistole selama 10 menit setelah dilakukan resusitasi yang ekstensif.
6.      Peralatan dan pasokan resusitasi neonatus
a.         Peralatan untuk menghisap lendir
ü  Bulb syringe
ü  Kateter penghisap (ukuran 5 atau 6, 8 dan 10 Fr)
ü  Aspirator meconium
ü  Penghisap dan pipa mekanik
ü  Pipa lambung ukuran 8 Fr dan spuit 20 cc
b.         Peralatan balon dan sungkup resusitasi
ü  Balon resusitasi yang mampu memberikan oksigen 90-100% dan mempunyai katup pelepas tekanan atau alat ukur tekanan
ü  Oksigen dengan pengukur aliran dan selang.
ü  Sungkup atau masker wajah dengan pinggiran bantalan untuk ukuran bayi cukup bulan dan prematur
ü  Kateter nasal (nasal prongs/kanul nasal)
ü  Oral airway, ukuran bayi cukup bulan dan prematur

Bagan Resusitasi Neonatus




BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. K
UMUR 0 MENIT DENGAN ASFIKSIA SEDANG
DI RSUD KOTA SURAKARTA

Tgl/Jam masuk            : 16 Juli 2011/14.45 WIB
I.     PENGKAJIAN
Tanggal/jam: 16 Juli 2011/14.45 WIB
A.    Data Subyektif
1.      Biodata
Nama bayi                   : By Ny. K  
Umur bayi                   : 0 menit
Tanggal/jam lahir         : 16 Juli 2011/14.45 WIB
Jenis kelamin               : Laki-laki
No Status Reg             : 007296
Biodata orangtua
Nama ibu         : Ny. K                        Nama bapak    : Tn. T
Umur               : 35 th                          Umur               : 34 th
Suku/bangsa    : Jawa/ Indonesia        Suku/bangsa    : Jawa/ Indonesia
Agama             : Islam                         Agama             : Islam
Pekerjaan         : IRT                            Pekerjaan         : Swasta
Pendidikan      : SMP                          Pendidikan      : SMA
Alamat                        : Pucang Sawit, RT: 4/RW:VIII, Jebres, Surakarta


2.      Riwayat penyakit kehamilan
Perdarahan                        : tidak ada
Pre-eklampsia        : tidak ada
Eklampsia              : tidak ada
Penyakit kelamin   : tidak ada
Lain-lain                : tidak ada
3.      Riwayat kehamilan
P3A0, umur kehamilan 40 minggu
ANC               : 9 x, di Puskesmas
TT                    : 2 x
Kenaikan BB  : 10 kg
4.      Riwayat Persalinan
a.       Kala I        : 9 jam
b.      Kala II       : 10 menit, mulai jam 14.35 WIB
ü  DJJ                                          : (+) 144 x/menit
ü  Warna air ketuban                   : Jernih
ü  Caput                                      : tidak ada
ü  Cephal hematoma                   : tidak ada
ü  Anak lahir seluruhnya jam      : 14.45 WIB
ü  Jenis persalinan                       : spontan
5.      Nutrisi
Bayi belum mendapat nutrisi
6.      Eliminasi
BAK   : Bayi belum BAK
BAB    : Bayi belum BAB
7.      Istirahat/tidur
Bayi belum istirahat/tidur
B.     DATA OBYEKTIF
1.    Pemeriksaan Awal
Tangisan          : bayi tidak menangis
Warna Kulit     : biru pada ekstermitas
Gerakan           : sedikit
Kesimpulan     : bayi lemah
2.    Pemeriksaan Umum
KU                  : kurang
3.    Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan

II.     INTERPRETASI DATA
Tanggal/jam  : 16 juli 2011/14.45 WIB
a.       Diagnosa Kebidanan
Bayi Ny.K umur 0 menit dengan asfiksia sedang
DS           : Bayi lahir spontan, tidak menangis, jenis kelamin laki-laki
DO          : KU : kurang, biru pada ekstermitas, bayi tidak bernafas spontan/menangis
b.      Masalah
Bayi mengalami kesulitan bernafas
c.       Kebutuhan
Pembebasan jalan nafas
               
III.     DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi asfiksia berat

IV.     ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Resusitasi pada bayi baru lahir

V.     PERENCANAAN TINDAKAN
Tanggal/jam  : 16 Juli 2011/14.45 WIB
1.         Bersihkan muka dan hidung bayi serta mulut dari lendir atau air ketuban
2.         Lakukan resusitasi pada bayi baru lahir
3.         Lakukan pemotongan tali pusat
4.         Jaga kehangatan bayi
5.         Informasikan keadaan bayi pada ibu

VI.     PELAKSANAAN
Tanggal/jam  : 16 Juli 2011/14.45 WIB
1.         Membersihkan muka, hidung dan mulut bayi dari lender dan air ketuban
2.         Melakukan resusitasi pada bayi baru lahir
Langkah-langkah resusitasi :
1.        Gosok punggung bayi, hal ini akan merangsang bayi untuk menangis. Melihat respon bayi (bayi belum menangis).
2.        Lakukan rangsangan taktil dengan menyentil telapak kaki bayi. Melihat respon bayi (bayi menangis lambat, tidak teratur)
3.        Lakukan kompresi dada untuk membantu denyut jantung dan nafas bayi, dilakukan dengan cara : kedua ibu jari digunakan untuk menekan sternum, sementara jari-jari lain mengelilingi dada; atau jari tengah dan telunjuk dari satu tangan dapat digunakan untuk kompresi, sementara tangan lain menahan punggung bayi. Sternum di kompresi sedalam ⅓ tebal antero posterior dada. Melihat respon bayi (bayi menangis keras).
3.         Melakukan pemotongan tali pusat. Tali pusat di klem menggunakan umbilical klem, dorong isi tali pusat ke arah plasenta ± 3 cm, klem menggunakan klem tali pusat, potong tali pusat menggunakan gunting tali pusat. Tutup tali pusat menggunakan kassa steril.
4.         Menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi menggunakan kain yang kering
5.         Menginformasikan keadaan bayi kepada ibu bahwa bayi mengalami kesulitan bernafas atau asfiksia sedang dan setelah di tolong, bayi dapat menangis spontan.

VII.     EVALUASI
Tanggal/jam  : 16 Juli 2011/14.55 WIB
1.         Muka, hidung dan mulut bayi sudah dibersihkan
2.         Resusitasi pada bayi baru lahir sudah dilakukan dengan hasil, bayi baru dapat menangis keras setelah dilakukan resusitasi.
3.         Tali pusat sudah dipotong
4.         Kehangatan bayi terjagadengan menyelimuti bayi menggunakan kain kering
5.         Ibu sudah mengetahui keadaan setelah mengalami asfiksia, kini keadaan bayi baik-baik saja.


DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal/jam     : 16 Juli 2011/15.00 WIB
S                      : tidak ada
O         : ¤Pemeriksaan umum
                 KU : baik
                 Tanggal/jam lahir : 16 Juli 2011/14.45 WIB
                 HR : 136x/menit, Respirasi : 52x/menit, Suhu : 36,8°C
             ¤ Pemeriksaan Fisik   : APGAR SCORE
APGAR SCORE
0
1
2
1’
5’
10’
Warna kulit
Biru/pucat
Tubuh merah, ekstermitas biru
Kemerahan
1
2
2
Denyut jantung
Tidak ada
< 100
>100
1
2
2
Peka rangsang
Tidak ada
Meringis
Menangis
1
1
1
Tonus otot
Lemah
Sedang
Gerak aktif
1
1
2
Usaha nafas
Tidak ada
Tidak teratur
baik
1
2
2
TOTAL
5
8
9

A         : Bayi Ny.K umur 15 menit normal
P                      : 
1.        Jaga Kehangatan bayi, menjaga kehangatan bayi, bayi telah mendapat kehangatan yang cukup dengan indicator suhu bayi : 36,8°C
2.        Lakukan pemeriksaan fisik pada bayi, melakukan pemeriksaan fisik pada bayi :
a.         Kepala
Bentuk kepala         : mesocephal, UUB lunak,datar, berdenyut
Muka                       : tidak pucat, tidak odem, simetris
Mata                        : simetris, conjungtiva : merah, sclera : putih
Hidung                    : bersih, tidak ada secret
Telinga                    : simetris, bersih, tidak ada serumen
Mulut                      : simetris, tidak ada kelainan
Leher                       : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
b.        Dada
       Bentuk                    : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
       Putting                    : ada, simetris, masih tenggelam
       Bunyi nafas             : tidak ada wheezing, ronchi sedikit terdengar
       Jantung                   : bunyi normal, denyut teratur
c.         Abdomen   
       Tidak ada pembesaran lien dan hati
d.        Genetalia
Testis sudah masuk scrotum, penis berlubang, ujung muara uretra berada di ujung penis, tidak ada kelainan.
e.         Anus                       : berlubang
f.         Ekstermitas            
·   Tangan, lengan dan bahu
Gerakan              : aktif
Kelainan             : tidak ada
Jumlah jari          : lengkap, kanan 5, kiri 5
·  Tungkai dan kaki
Gerakan              : aktif
Kelainan             : tidak ada
Pemeriksaan fisik sudah dilakukan
3.        Lakukan pemeriksaan antropometri pada bayi, melakukan antropometri pada bayi:
a.    BB            : 2700 gr
b.    PB            : 46 cm
c.      LK          : 34 cm
d.     LD          : 33 cm

Pemeriksaan antropometri sudah dilakukan.
4.        Amati reflek pada bayi, mengamati reflek pada bayi
a.    Reflek Blinking         : (+) menutup kedua matanya begitu terkena kilatan cahaya atau bila terkena hembusan udara
b.    Reflek Moro              : (+) tangan bayi membentuk huruf C seperti memeluk saat dikagetkan
c.    Reflek Rooting         : (+) bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipinya
d.   Reflek Grasping        : (+) tangan menggenggam ketika sesuatu menyentuh telapak tangannya
5.        Berikan obat tetes mata pada bayi, memberikan obat tetes mata berupa cloramfenicol masing-masing 1 tetes, obat tetes mata sudah diberikan.
6.        Berikan injeksi vit K pada bayi, memberikan injeksi vit K dengan dosis 1 mg secara IM pada ⅓ paha atas bagian luar, injeksi vit K sudah diberikan.
7.        Observasi KU, TTV, BAB, dan BAK bayi setiap 8 jam, mengobservasi KU, TTV, BAB, BAK bayi setiap 8 jam.
Tanggal/jam
KU
TTV
BAB
BAK
16 Juli 2011
18.00 WIB

Baik
HR :136x/m
R    : 50x/m
S    : 37°C

(+) meco

(+)
8.        Mandikan bayi setelah 6 jam, memandikan bayi stelah 6 jam. Bayi belum dimandikan.

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal/jam     : 17 Juli 2011/ 06.00 WIB
S                      : - Ibu mengatakan bayi sudah menyusu kuat
              - Ibu mengatakan bayi sudah BAB dan BAK
O         : - KU : baik
              - HR : 136x/m, R : 40x/m, S : 36,7°C
A         : Bayi Ny.K umur 1 hari normal
P                      :
1.    Jaga kebersihan bayi, menjaga kebersihan bayi dengan memandikan bayi 2x/hari, bayi sudah dimandikan pukul 06.00 wib.
2.    Lakukan perawatan tali pusat, melakukan perawatan tali pusat yaitu dengan mengganti pembungkus tali pusat menggunakan kassa steril minimal 2x/hari tanpa memberikan obat apapun ( misalnya betadine atau alcohol) dan menjaga tali pusat agar tetap kering. Perawatan tali pusat sudah dilakukan.
3.    Beritahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu keluar darah dari tali pusat, tali pusat mengeluarkan nanah dan berbau busuk, bayi demam tinggi, kulit tubuh bayi kuning, bayi tidak mau menyusu dan rewel. Ibu sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir.
4.    Jaga kehangatan bayi, menjaga kehangatan bayi dengan cara memakaikan pakaian kering dan bersih pada bayi serta menggedong bayi. Kehangatan bayi sudah terjaga, bayi sudah digedong.
5.    Beritahu ibu untuk mengimunisasikan bayinya (HBo), memberitahu ibu untuk mengimunisasikan bayinya (HBo). Ibu bersedia mengimunisasikan bayinya, bayi sudah di imunisasi HBo pukul 08.30 WIB
6.    Anjurkan ibu menyusui secara tidak terjadwal sesering mungkin (on demand) untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, menganjurkan ibu menyusui bayinya secara tidak terjadwal sesering mungkin (on demand) untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya. Ibu bersedia menyusui bayinya secara tidak terjadwal sesering mungkin untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya. Bayi sudah disusui, kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
7.    Observasi KU, TTV, BAB, BAK bayi setiap 8 jam, mengobservasi KU, TTV, BAB, BAK bayi setiap 8 jam.
Tanggal/jam
KU
TTV
BAB
BAK
17 Juli 2011
06.00 WIB
Baik
HR : 136x/m
R : 40x/m
S : 36,7°C
(+)meco
(+)
12.00 WIB
Baik
HR : 140x/m
R : 48x/m
S : 36,8°C
(+)meco
(+)
18.00 WIB
Baik
HR : 140x/m
R : 40x/m
S : 36,7°C
(+)meco
(+)

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal/jam     : 18 Juli 2011/ 06.00 WIB
S                      : - Ibu mengatakan bayi mau menyusu.
              - Ibu mengatakan bayi sudah BAB dan BAK
O         : - KU : baik
              - HR : 140x/m, R : 40x/m, S : 36,6°C
A         : Bayi Ny.K umur 2 hari normal
P                      :
1.      Mandikan bayi, memandikan bayi, bayi sudah dimandikan.
2.      Ajari ibu cara merawat tali pusat bayi, mengajari ibu cara merawat tali pusat bayi yaitu, dengan memngganti pembungkus tali pusat menggunakan kassa steril minimal 2x/hari tanpa membubuhi obat misalnya betadine atau alcohol. Ibu sudah mengerti cara merawat tali pusat.
3.      Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi, menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi. Ibu bersedia untuk selalu menjaga kehangatan bayi.
4.      Anjurkan ibu menyusui dengan ASI Eksklusif, menganjurkan ibu menyusui dengan ASI Eksklusif yaitu, memberikan makanan berupa ASI saja pada bayi tanpa makanan pendamping apapun selama 6 bulan dan pemberian ASI diteruskan sampai usia bayi 2 tahun. Ibu bersedia menyusui dengan ASI Eksklusif.
5.      Anjurkan ibu untuk meneruskan jadwal imunisasi bayi selanjutnya di tempat pelayanan kesehatan terdekat dan mengimunisasikan bayinya dengan lengkap. Menganjurkan ibu untuk meneruskan jadwal imunisasi bayi selanjutnya di tempat pelayanan kesehatan terdekat dan mengimunisasikan bayinya dengan lengkap. Ibu bersedia meneruskan jadwal imunisasi dan mengimunisasikan bayinya secara lengkap.
6.      Anjurkan ibu kunjungan ulang untuk control bayi 1 minggu lagi setelah pulang. Menganjurkan ibu kunjungan ulang untuk control bayi 1 minggu lagi setelah pulang. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang untuk control bayi 1 minggu lagi setelah pulang.
7.      Setelah menyelesaikan administrasi, ibu dan bayi pulang pada tanggal 18 juli 2011 jam 14.30 WIB.


BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur  pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.
Dalam menangani asfiksia harus segera dilakukan tinadakan resusitasi neonatus. Dalam pelaksanaan resusitasi jangan menunggu nilai apgar score menit pertama, karena resusitasi harus dilakukan setelah 30 detik bayi mengalami gagal nafas. Semakin lambat memulai, maka akan semakin sulit untuk melakukan resusitasi.
B.       Saran
Hendaknya bagi seluruh petugas kesehatan khususnya bidan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia dengan baik agar dapat menghindari hal-hal yang dapat berakibat buruk terhadap bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka:
Jakarta.
Maryunani, 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Lahir Normal. Trans Info Media : Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka: Jakarta
http://pediatric.com/asfiksia-neonatorum/ diakses pada 20 juli 2011 pukul 03.10.24 pm


No comments:

Post a Comment