Monday, July 11, 2011

Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dg Subinvolusi

KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga proses pengecilan uterus terhambat.
Subinvolusi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif,kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya.(Varney’s Midwivery)

2. PENYEBAB

a) . Terjadi infeksi pada endometrium
b) . Terdapat sisa plasenta dan selaputnya
c) . Terdapat bekuan darah
d) . Mioma uteri

3. TANDA & GEJALA
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-kira 4 – 6 minggu postpartum.
Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis dari yang diperkirakan/penurunan fundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.
Keluaran kochea seringkali gagal berubah dari bentuk rubra kebentuk serosa,lalu kebentuk kochea alba
Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari postpartum/lebih dari 2 minggu postpartum
Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
Leukore dan lochia berbau menyengat,bisa terjadi jika ada infeksi.
Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah
Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyk ( > 500 ml )
Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.

4. TERAPI
Pemberian Antibiotika
Pemberian Uterotonika
Pemberian Tansfusi
Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa – sisa plasenta

ASUHAN KEBIDANAN
a).PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi nama,umur,pekerjaan,pendidikan,alamat,medical record,dll
2 . Riwayat kesehatan
a). Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini:
- pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah (dalam bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2 minggu postpartum.
- adanya leukore dan lochea berbau menyengat
b). Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung,hipertensi,penyakit ginjal kronikhemofilia,mioma uteri ,riwayat pre eklampsia,trauma jalan lahir kegagalan kompresi pembuluh darah,tempat implantasi plasenta ,retensi sisa plasenta.
c). Riwayat penyakit keluarga
Ada riwayat keluarga yang pernah /sedang menderita hipertensi,peny jantung dan pre eklampsia,penyakit keturunan , hemopilia dan penyakit menular.

3.Riwayat obstetrik
a).Riwayat menstruasi meliputi : menarche,lamanya siklus, banyaknya, baunya, keluhan waktu haid.
b).Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin,kawin yang keberapa, usia mulai hamil

4.Riwayat hamil,persalinan dan nifas yang lalu
a).Riwayat hamil meliputi:waktu hamil muda,hamil tua,apakah ada abortus.
b).Riwayat persalinan meliputi:
Tuanya kehamilan,cara persalinan,penolong,tempat bersalin, adakah kesulitan dalam persalinan,anak lahir hidup/mati,BB & panjang anak waktu lahir.
c).Riwayat nifas meliputi:
Keadaan lochia,apakah ada perdarahan,ASI cukup/tidak,kondisi ibu saat nifas,tinggi fundus uteri dan kontraksi.

5.Riwayat kehamilan sekarang
a).Hamil muda:keluhan selama hamil muda
b).Hamil tua: keluhan selama hamil tua,peningkatan BB,suhu nadi, pernafasan,peningkatan tekanan darah,keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
c).Riwayat ANC meliputi:
Dimana tempat pelayanan,berapa kali,perawatan serta pengobatannya yang didapat.

6. Riwayat persalinan sekarang meliputi:
Tuanya kehamilan,cara persalinan,penolong,tempat bersalin, apakah ada penyulit dalam persalinan (misal:retensio plasenta, perdarahan yang berlebihan setelah persalinan, dll),anak lahir hidup/mati,BB dan panjang anak waktu lahir

7.Pemeriksaan fisik
1).Pemeriksaan umum
* Keadaan umum ibu
* tanda-tanda vital meliputi:suhu,nadi,tekanan darah pernafasan.
* Kulit :dingin,berkeringat,pucat,capilary refil memanjang,kering, hangat, kemerahan.
* kandung kemih : distensi,produksi urin menurun/berkurang.

2).Pemeriksaan khusus
a).Uterus
Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
b).Lochea
Meliputi:warna,banyaknya.dan baunya.
c).Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka jahitan
d).Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
e).Payudara
Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum

3).Pemeriksaan penunjang
a).USG
b).Radiologi
c).Laboratorium (Hb.golongan darah,eritrosit,leukosit,trombosit,
hematokrit,CT,Blooding time)


b).DIAGNOSA
1.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
Tujuan:Mencegah disfungsional bleeding dan memperbaiki volume cairan
Rencana tindakan:
1).Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan
badannya tetap terlentang.
Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous return dan
memungkinkan darah ke otak dan organ lain.

2).Monitor tanda-tanda vital
Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin hebat

3).Monitor intake dan output
Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan fungsi ginjal.

4).Evaluasi kandung kencing
Kandung kencing yang penuh menghalangi kontraksi uterus

5).Lakukan masase uterus
Masase uterus merangsang kontraksi uterus

6).Kolaborasi :
- Pemberian Infus/cairan intravena
Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular
- Pemberian uterotonika
Uterotonika merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan
- Pemberian Transfusi whole blood (bila perlu)
Whole blood membantu menormalkan volume cairan tubuh

2.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
Tujuan : Perfusi jaringan menjadi adekuat
Rencana tindakan :
1).Monitor tanda-tanda vital
Perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan pada tanda vital

2).Catat perubahan warna kuku,mukosa bibir,gusi dan lidah,suhu kulit.
Dengan adanya perdarahan maka volume darah disirkulasi menjadi berkurang sehingga sirkulasi di jaringan perifer pun berkurang hal inilah yang menyebabkan cyanosis dan kulit yang dingin.

3).Evaluasi tingkat kesadaran
Perubahan tingkat kesadaran merupakan salah satu indikator peningkatan/penurunan gangguan perfusi jaringan

4).Kolaborasi :
Monitor kadar gas darah dan PH
Perubahan kadar gas darah dan PH darah merupakan tanda hipoksia jaringan)
Berikan terapi oksigen
Oksigen diperlukan untuk menurunkan hipoksia.



3.Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput ketuban.
Tujuan : Infeksi dapat diatasi dan mencegah terjadinya infeksi sistemik
Rencana tindakan:

1).Kaji tanda-tanda vital.
Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh

2).Catat karakteristik lochea
untuk mengetahui /mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari lochia yang normal.

3).Berikan perawatan perineal,pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Untuk menjaga kebersihan dan membatasi pertumbuhan bakteri.

4).Kolaborasi :
- Pemberian Antibiotika
Untuk membasmi kuman penyebab infeksi
- Tindakan kerokan pada uterus
Untuk mengeluarkan sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan.2005. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta
Bobak,dkk.Keperawatan Maternitas .1996 EGC . Jakarta

No comments:

Post a Comment